Sapere aude: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fixed grammar
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS
Fixed grammar
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS
Baris 12:
Penggunaan asli dari frasa ''Sapere aude'' muncul dalam ''First Book of Letters'' (20 SM), oleh penyair Romawi [[Horatius]]; dalam surat kedua, ditujukan kepada Lolius, baris 40, kutipannya adalah: ''Dimidium facti, qui coepit, habet; sapere aude, incipe.'' ("Dia yang memulai telah setengah selesai; beranilah untuk tahu; mulai!" )
 
Ungkapan itu adalah pesan moral untuk sebuah cerita ketika orang bodoh menunggu sebuah sungai berhenti mengalir, sebelum mencoba menyeberanginya. Dengan mengatakan, "Dia yang memulai sudah setengah selesai. Beranilah untuk tahu, mulai!" , Horatius menunjukkan nilai dari usaha manusia, ketekunan dalam mencapai tujuan, kebutuhan akan usaha untuk mengatasi rintangan. Selain itu, bahasa Latin singkat dari ''Sapere aude'' terkadang juga diterjemahkan menjadi "Beranilah untuk menjadi bijaksana" dan "beranilah untuk menggunakan pikiranberpikir sendiri".
 
=== Abad ke-16 ===
Philip Melanchthon
 
Dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bahasa Yunani di Wittenberg pada tanggal 29 Agustus 1518, [[Philipp Melanchthon|Philip Melanchthon]] mengutip surat HoraceHoratius. <ref>{{Cite journal|last=Thaidigsmann|first=Edgar|date=2014|title="Sapere aude!"|journal=Zeitschrift für Theologie und Kirche|volume=111|issue=4|pages=389|doi=10.1628/004435414X14135326005951}}</ref>
 
=== Abad ke-18 ===
Immanuel Kant[[Berkas:KantWasIstAufklärung.png|jmpl|339x339px|''[https://wiki-indonesia.club/wiki/Menjawab%20Pertanyaan:%20Apa%20itu%20Pencerahan? Menjawab Pertanyaan: Apa ituApakah Pencerahan itu?]'', oleh Immanuel Kant.<ref name=":0" />]]
Dalam esai, "Menjawab Pertanyaan: ApaApakah Pencerahan itu?" (1784), filsuf [[Immanuel Kant]] menggambarkan [[Abad Pencerahan|Zaman Pencerahan]] sebagai "pembebasan manusia dari ketidakdewasaan yang ditimbulkannya sendiri"; dan, dengan ungkapan ''Sapere aude'', Kant meminta pembaca untuk mengikuti semacam program pembebasan diri [[Intelektualisme|intelektual]] semacam itudiri melalui penggunaan akal budi. Esai itu adalah tantangan Kant terhadap pria dan wanita, yang menunjukkan bahwa massa "sapi domestik" telah dibiakkan, oleh pelayan yang tidak setia, untuk tidak mempertanyakan apa yang telah diberitahukan kepada mereka tentang dunia dan mekanismenya.
 
Kant mengklasifikasikan penggunaan akal budi menjadi alasan [[Public reason|publik]] dan [[Lingkungan pribadi|privat]]. Penggunaan nalar publik adalah diskursus yang terjadi di ruang [[Ruang publik|publik]], seperti wacana politik (argumen dan analisis); penggunaan nalar privat alasan adalah argumen rasional, seperti yang digunakan oleh seseorang yang dipercaya untuk melakukan suatu tugas secara resmi atau melalui organisasi. Kant memuji Raja [[Friedrich II dari Prusia|Frederick II dari Prusia]] (memerintah 1740–86) atas penerimaan intelektualnya terhadap ide-ide politik, sosial, dan budaya Pencerahan. Kant mengatakan bahwa seorang pangeran yang tercerahkan adalah seorang yang menginstruksikan rakyatnya untuk: "Berdebatlah sebanyak yang Anda mau, dan tentang apa yang Anda kehendaki, patuhi saja!"