Utilitarianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
Filsafat utilitarian yang didirikan oleh [[Jeremy Bentham]], secara substansial dimodifikasi oleh penerusnya, [[John Stuart Mill]], yang mempopulerkan istilah ''utilitarianisme''.<ref name="Habibi 2001 89, 112">{{Cite book|last=Habibi|first=Don|year=2001|title=John Stuart Mill and the Ethic of Human Growth|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-90-481-5668-9|pages=89–90, 112|chapter=Chapter 3, Mill's Moral Philosophy|doi=10.1007/978-94-017-2010-6_3}}</ref> Pada tahun 1861, Mill menulis dalam catatan kaki bahwa meskipun Bentham mengklaim "dirinya sebagai orang pertama yang menggunakan kata "utilitarian", dia bukanlah orang yang menciptakannya. Mill menyatakan bahwa Bentham telah mengadopsi istilah utilitarian dari sebuah ekspresi dalam novel [[John Galt (penulis novel)|John Galt]] tahun 1821, ''[[Annals of the Parish]]''.<ref>[[John Stuart Mill|Mill, John Stuart]]. 1861. ''[[wikisource:Utilitarianism|Utilitarianism]]''. n1.</ref> Namun, Mill tampaknya tidak menyadari bahwa Bentham telah menggunakan istilah ''utilitarian'' dalam suratnya pada tahun 1781 kepada George Wilson dan suratnya pada tahun 1802 kepada Étienne Dumont.<ref name="Habibi 2001 89, 1122">{{cite book|last=Habibi|first=Don|year=2001|title=John Stuart Mill and the Ethic of Human Growth|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-90-481-5668-9|pages=89–90, 112|chapter=Chapter 3, Mill's Moral Philosophy|doi=10.1007/978-94-017-2010-6_3}}</ref>
 
== TeoriLatar Tujuanbelakang Perbuatansejarah ==
Menurut penganut filsafat utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya adalah menghindari atau mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi diri sendiri ataupun orang lain.<ref name="cambridge">Robert Audi. 1995. ''The Cambridge Dictionary of Philosophy''. United Kingdom: Cambridge University Press. Hlm. 824-825.</ref> Adapun maksimalnya adalah dengan memperbesar kegunaan, manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang akan dilakukan.<ref name="isme">A. Mangunhardjana. 1997. ''Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.228-231.''</ref> Perbuatan harus diusahakan agar mendatangkan [[kebahagiaan]] daripada penderitaan, manfaat daripada kesia-siaan, keuntungan daripada kerugian, bagi sebagian besar orang.<ref name="isme"/> Dengan demikian, perbuatan manusia baik secara [[etis]] dan membawa dampak sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain.<ref name="isme"/>
 
== Ajaran pokok ==
Beberapa ajaran pokok dari utilitarianisme yaitu:
* Utilitarianisme mengajarkan bahwa kebahagiaan itu diinginkan dan satu-satunya hal yang diinginkan sebagai tujuan hanyalah kebahagiaan; semua hal lainnya diinginkan sebagai sarana menuju tujuan itu.<ref>James Rachels. 2004. ''Filsafat Moral''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 187</ref>
* Seseorang hendaknya bertindak sedemikian rupa, sehingga memajukan kebahagiaan (kesenangan) terbesar dari sejumlah besar orang.<ref name="kamus">Lorens Bagus. 2000. ''Kamus Filsafat''. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 1144.</ref>
* Tindakan secara [[moral]] dapat dibenarkan jika ia menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada kejahatan, dibandingkan tindakan yang mungkin diambil dalam situasi dan kondisi yang sama.<ref name="kamus" />
* Secara umum, harkat atau [[nilai]] [[moral]] tindakan dinilai menurut kebaikan dan keburukan akibatnya.<ref name="kamus" />
* Ajaran bahwa prinsip kegunaan terbesar hendaknya menjadi kriteria dalam perkara etis.<ref name="kamus" /> Kriteria itu harus diterapkan pada konsekuensi-konsekuensi yang timbul dari keputusan-keputusan etis.<ref name="kamus" />
 
== Peraturan ==
Beberapa peraturan yang ditetapkan di dalam utilitarianisme yaitu:
* Kriteria penilaian [[moral]] mendapatkan dasar pada ketaatan terhadap perilaku [[moral]] umum.<ref name="cambridge" /><ref name="Rosen">Rosen, Frederick. 2003. Classical Utilitarianism from Hume to Mill. Routledge, p.&nbsp;28. ISBN 0-415-22094-7</ref>
* Tindakan moral yang dibenarkan adalah tindakan yang didasarkan pada peraturan moral yang menghasilkan akibat-akibat yang lebih baik.<ref name="cambridge" />
 
== Referensi ==