Ompu Jelak Maribur adalah seorang ''datu'' (dukun) yang sering digelari sebagai "Raja Parultop" karena mahir menggunakan ''ultop'', yakni sejenis senjata tradisional masyarakat Batak yang terbuat dari bambu dan dilapisi dengan lilitan kulit lintah. Hingga saat ini, ''ultop'' tersebut masih disimpan oleh keturunannya di Huta Sibabiat, Negeri Tamba.{{Butuh rujukan}}
Sebagai keturunan Tuan Sorba Di Julu (Raja Nai Ambaton), keturunan Munthe tidak diperbolehkan untuk menikahi keturunan dari saudara Munthe, yakni: [[Simbolon]], Tamba, dan Saragi. Namun ternyata, Raja Parultop menikahi seorang wanita keturunan Tamba yang sembuh berkat pengobatannya. Karena pernikahan tersebut tidak sesuai dengan janji keturunan Nai Ambaton untuk tidak saling menikahi, maka sejak itu Raja Parultop dinamai dengan Haromunthe. Nama tersebut menjadi marga yang digunakan oleh keturunannya hingga saat ini.{{Butuh rujukan}}<br />
[[Berkas:Tarombo Haromunthe.jpg|jmpl|Silsilah marga Haromunthe dari Si Raja Batak hingga Raja Isora, putra Jelak Maribur yang menurunkan marga Haromunthe]]
Sedikit literatur yang bisa diacu untuk membuktikan bahwa Ompu Jelak Maribur benar-benar melanggar ketentuan dari kelompok marga yang lebih besar, yakni Parna [singkatan dari Pomparan Nai Ambaton]. Bahkan ada yang mensinyalir bahwa eksklusi Ompu Jelak Maribur dari [[Pompa rantai|Pomparan]] Nai Ambaton disebabkan oleh rasa iri dari keturunan Nai Ambaton yang lain karena Ompu Jelak Maribur memang mempunyai kelebihan dalam hal pengetahuannya dalam bidang pengobatan, yang tidak dimiliki oleh kebanyakan keturunan Nai Ambaton yang lain. Hal ini bisa dimaklumi mengingat pengetahuan lebih dalam hal pengobatan merupakan kelebihan yang bisa membawa keuntungan bagi yang memilikinya. Sejak eksklusi itu, marga Haromunthe menjadi salah satu marga Batak Toba yang unik, karena merupakan marga yang berdiri sendiri tanpa harus menjadi bagian dari kesatuan marga yang lebih besar. Marga lain yang mempunyai keunikan yang mirip yakni marga Sidabungke atau Dabungke [biasa dilafalkan Sidabukke atau Dabukke]. Baik Haromunthe maupun Sidabungke adalah dua marga yang berdiri sendiri dan dulunya berasal dari kesatuan yang lebih besar, yakni kelompok Parna [Pomparan Nai Ambaton].
Meskipun demikian, berdasarkan tuduhan atau klaim ini, sejak itu semua keturunan dari Ompu Jelak Maribur mengenakan marga Haromunthe dan tetap mengikuti semua ketentuan adat-istiadat Batak Toba, masih fasih menggunakan bahasa Batak Toba, termasuk menjaga nilai-nilai luhur budaya Batak Toba.