Marthen Indey: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 65:
 
Pada tahun 1941, Marthen Indey dipindahkan ke Ambon lalu Tanah Merah, [[Tempat Pengasingan Boven Digoel
|Digul]] sebagai polisi lapangan, ''Vedpolitie''. Ia bekerja disana sampai Perang Dunia II dimulai, dimana jabatannya saat itu adalah wakil komandan polisi ''Tweede Posthuiscommandant''. Pemerintah Belanda mwnarikmenarik pasukan dari Digul karena mereka ingin mengkonsentrasikan pasukan mereka di Ambon untuk menghadapi Jepang, karena itulah penjara Digul dipimpin oleh ''vedpolitie''. Pada masa inilah Marthen Indey bertemu dengan para pejuang Indonesia dan ikut memperjuangkan Indonesia.<ref name="KPIT">{{cite book |last1=Muniarti |title=Kumpulan pahlawan Indonesia terlengkap |publisher=CIF |location=Mekarsari, Cimanggis, Depok |isbn=9789797883430 |pages=203–4 |edition=Cetakan I}}</ref>
 
Sebagai bagian dari polisi kolonial yang dipercaya, Marthen Indey bergerak cukup bebas dibanding orang non-eropa lainnya dalam berinteraksi dengan tawanan.<ref name="bio p27">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=27 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref> Beberapa tawanan yang menjadi temannya adalah Sukardjo, Sugoro Atmoprasodjo (guru [[Taman Siswa]]), dan Hamid Siregar (Panggoncang Alam). Marthen juga mengubur beberapa senjata yang diambil dari pasukan Jepang pada saat ini <ref name="bio p22">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=22 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=19 October 2020 |language=id}}</ref> yang akan digunakan nantinya dalam perjuangan kemerdekaan. Dia juga memulai rencana untuk menculik orang Belanda yang ada saat itu seperti Kontrolir Wagner dan Pastor Belanda, bersamaan dengan pergerakan pasukan Belanda ke Selatan setelah mengambil alih [[Fakfak]] pada tanggal 1 April 1942. Walaupun rencana ini berhasil digagalkan dan Marthen diasingkan bersama istri dan anaknya di hutan Anida di Pesnamnam, saerah yang terkena dengan suku yang masih kanibal saat itu dari Jair dan Mandobo. Selama 8 bulan, ia hidup secara nomaden sampai bertemu dengan pendeta Katolik asal Maluku Tenggara. Dia kemudian dipanggil lagi oleh otoritas Belanda untuk memata-matai pergerakan pasukan Jepanf di daerah Asmat.<ref name="bio p28">{{cite book |last1=Gunawan |first1=Restu |last2=Leirissa |first2=R.Z. |last3=Haryono |first3=P. Suryo |last4=Lumintang |first4=Onnie |last5=Nurhajirini |first5=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta |location=Jakarta |page=28 |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/ |access-date=24 October 2020 |language=id}}</ref>