Utilitarianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 74:
Mill menolak pengukuran utilitas yang murni didasarkan pada metode kuantitatif dan mengatakan:<ref>{{Cite book|last=Mill|first=John Stuart|year=1998|title=Utilitarianism|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-875163-2|editor-last=Crisp|editor-first=Roger|page=56}}</ref>
 
{{Blockquote|ItAdalah ishal quiteyang compatiblesesuai withdengan theprinsip principleutilitas ofuntuk utilitymengakui tofakta recognizebahwa thebeberapa fact,jenis thatkesenangan somelebih kindsdiinginkan ofdan pleasurelebih areberharga moredaripada desirablekesenangan andyang more valuable than otherslain. ItAkan wouldtidak bemasuk absurdakal thatbahwa while,dalam inmemperhitungkan estimatingsemua allhal other thingslain, qualitykualitas is considered as well as quantity,dianggap thesama estimationdengan ofkuantitas pleasuresdan shouldbahwa beestimasi supposedkesenangan toharus dependbergantung onpada quantitykuantitas alonesaja.}}Kata ''utilitas'' umumnya digunakan untuk mengartikan kesejahteraan umum atau kebahagiaan. Menurut pandangan Mill, utilitas adalah konsekuensi dari tindakan yang baik. Utilitas, dalam konteks utilitarianisme, mengacu pada orang yang melakukan tindakan untuk utilitas sosial. Utilitas berarti kesejahteraan banyak orang. Dalam karyanya, Utilitarianisme, utilitas adalah bahwa orang benar-benar menginginkan kebahagiaan, dan karena setiap individu menginginkan kebahagiaan mereka sendiri, maka berarti kita semua menginginkan kebahagiaan setiap orang, dan berkontribusi pada utilitas sosial yang lebih besar. Dengan demikian, tindakan yang menghasilkan kesenangan terbesar untuk utilitas masyarakat adalah tindakan terbaik, atau seperti yang dikatakan [[Jeremy Bentham]], pendiri Utilitarianisme awal, sebagai kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar.
 
Berbeda dengan apa yang dikatakan para kritikusnya, Mill mengatakan bahwa "tidak ada teori kehidupan [[Epikureanisme|Epicurean]] yang tidak memberikan kesenangan intelektual.&nbsp;... nilai ini jauh lebih tinggi sebagai kesenangan dibandingkan sekadar kesenangan sensasi." Mill berpendapat bahwa beberapa kesenangan intelektual secara intrinsik lebih baik dibandingkan kesenangan lainnya.