Superbank: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
k top: clean up
Baris 39:
'''Bank Fama Internasional''' adalah [[perusahaan]] Indonesia yang bergerak di bidang [[perbankan]]. Bank ini didirikan pada tahun [[1993]] di kota [[Bandung]] serta berstatus bank non-devisa.
 
Termasuk dalam bank kecil dengan modal inti hanya Rp 1,92 triliun pada pertengahan 2022,<ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20220428/90/1528196/rugi-bersih-bank-fama-tembus-rp3379-miliar-pada-2021 Rugi Bersih Bank Fama Tembus Rp33,79 Miliar pada 2021]</ref> Bank Fama merupakan salah satu bank terakhir yang lahir pasca dikeluarkannya [[Paket Kebijaksanaan Oktober 1988|PAKTO 88]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=8t7sAAAAMAAJ&q=BANKFAMA+1993&dq=BANKFAMA+1993&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiniprvy8D6AhXDRmwGHc4eAl0Q6AF6BAgJEAI Informasi, Masalah 209-214]</ref> Bank ini resmi berdiri di tanggal 5 Maret 1993 dan mulai beroperasi pada 1 November 1993, dengan modal awal Rp 10 miliar.<ref name=ttg>[https://bankfama.co.id/tentang TENTANG KAMI: BANK FAMA]</ref> Seperti banyak bank yang berdiri di era tersebut, bank ini awalnya memiliki pemilik berlatar belakang pengusaha, yaitu Junus Jen Suherman dan Edi Susanto yang bergerak di bidang industri [[tekstil]] sebagai pemilik dari PT Bandung Sakura Textile Mills dan PT Famatex. Nama "Fama" sendiri kemungkinan juga diambil dari PT Famatex.<Refref name=scrbi>[https://id.scribd.com/document/492695295/i-201210-Prospektus-Awal-Bank-Fama I - 201210 Prospektus Awal Bank Fama]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=rmtwAAAAMAAJ&q=ERRESA+PERDANA+TEXTILE+MILLS+)+-+Kakak+dari+EDI+SUSANTO+(+Presdir+FAMA+BANK+dan+Komisaris+PT+.+...+BSTM+BANDUNG+PT+.&dq=ERRESA+PERDANA+TEXTILE+MILLS+)+-+Kakak+dari+EDI+SUSANTO+(+Presdir+FAMA+BANK+dan+Komisaris+PT+.+...+BSTM+BANDUNG+PT+.&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi1vrXa3MD6AhXdaGwGHSgbD7gQ6AF6BAgCEAI Media, kematian, dan identitas budaya minoritas: representasi etnik Tionghoa dalam iklan dukacita]</ref>
 
Mulanya, bank ini berkantor pusat di Jalan Cihampelas, Bandung, yang kemudian ditambah 1 kantor cabang di [[Tanah Abang]], [[Jakarta]]. Mulai 16 April 2001, kantor pusatnya pindah ke Jalan Asia Afrika, Bandung yang masih bertahan hingga saat ini. Pada Oktober 2021, tercatat Bank Fama memiliki 1 kantor pusat, 1 kantor cabang dan 6 kantor cabang pembantu yang tersebar di [[Jabodetabek]] dan Bandung. Bank Fama memiliki fokus saat itu di bidang UMKM.<Refref name=kara>[https://katadata.co.id/intannirmala/ekonopedia/61fbea287dd58/perjalanan-bank-fama-hingga-masuk-pangkuan-grup-emtek Perjalanan Bank Fama hingga Masuk Pangkuan Grup Emtek]</ref> Pada tahun 2021, tercatat Bank Fama masih dimiliki oleh Junus Jen Suherman (45,56%), Edi Susanto (15,19%), Dewi Janti (15,19%) dan PT Surya Putra Mandiri Sejahtera (24,06%).<Refref name=scrbi/>
 
Namun, akhirnya para pemegang saham lama memutuskan melepaskan kepemilikannya untuk memenuhi kewajiban modal bank umum Rp 3 triliun dari pemerintah. Awalnya, direncanakan bank ini akan melantai di [[Bursa Efek Indonesia]] dengan melepas 24% sahamnya ke publik di tanggal 4 Januari 2021, namun batal karena pemegang saham sudah menyuntikkan dana segar di tanggal 30 Desember 2020.<Refref name=scrbi/><Refref>[https://finansial.bisnis.com/read/20210126/90/1348139/penuhi-modal-inti-rp2-triliun-bank-fama-buka-berbagai-peluang Penuhi Modal Inti Rp2 Triliun, Bank Fama Buka Berbagai Peluang]</ref> Meskipun demikian, rupanya upaya tersebut masih belum cukup (hanya menjadi Rp 1 triliun), sehingga akhirnya seluruh saham pemilik lama akhirnya dijual pada 22 Desember 2021 kepada PT [[Elang Mahkota Teknologi]] (Emtek) Tbk (lewat anak usahanya PT Elang Media Visitama/EMV sebanyak 93%, sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Nusantara Berkat Agung sebanyak 7%) dalam transaksi senilai Rp 908 miliar.<Refref name=kara/> Emtek lalu mengundang dua pemegang saham lain, yaitu [[Grab]] Holdings (lewat A5-DB Holdings Pte. Ltd.) dan [[Singtel]] (Singtel Alpha Investment Pte. Ltd.) yang pada 21 Januari 2022 mengakuisisi masing-masing sekitar 16,3% saham Bank Fama.<ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20220121/90/1491716/tok-singtel-caplok-163-persen-saham-bank-fama Tok! Singtel Caplok 16,3 Persen Saham Bank Fama]</ref> Hal ini membuat kepemilikan EMV menjadi 62,76% dan PT Nusantara Berkat Agung turun menjadi 4,79%.<ref>[https://investor.id/market-and-corporate/279666/grab-dan-singtel-masuk-bank-fama-saham-emtek-emtk-direkomendasi-beli Grab dan Singtel Masuk Bank Fama, Saham Emtek (EMTK) Direkomendasi Beli]</ref>
 
Dengan masuknya pemodal-pemodal lokal dan asing (dari [[Singapura]]) tersebut, maka Bank Fama mampu memenuhi kewajiban modalnya, yang naik dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 5 triliun,<ref name=ttg/> dan modal intinya pada Juni 2022 telah mencapai Rp 3,01 triliun.<ref>[https://keuangan.kontan.co.id/news/bank-fama-telah-penuhi-ketentuan-modal-inti-minimum Bank Fama Telah Penuhi Ketentuan Modal Inti Minimum]</ref> Pasca-akuisisi, Bank Fama juga melakukan perubahan struktur direksi yang diresmikan pada 2 Februari 2022. Bank ini kini tengah dipersiapkan untuk berubah menjadi bank digital, dengan fokus pada perluasan akses kredit untuk membantu nasabah UMKM dalam mengelola usaha, memberikan solusi inovatif untuk nasabah ritel, serta mengembangkan kolaborasi melalui ekosistem grup.<ref name=ttg/><ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20211106091534-17-289452/jadi-misteri-siapa-keluarga-tajir-jual-bank-fama-rp-908-m Jadi Misteri, Siapa Keluarga Tajir Jual Bank Fama Rp 908 M?]</ref>