Long March Siliwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Miminsastra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10:
Masa awal terbentuknya, Divisi Siliwangi terdiri dari 5 Brigade yaitu :
 
# Brigade I TitrayasaTirtayasa di bawah pimpinan Letnan Kolonel Brata MenggalaBratamanggala dan Letnan Kolonel Dr. Erie Sadewa sebagai kepala staf. Daerah tanggung jawabnya meliputi seluruh Karesidenan Banten dan sebagian Jakarta Barat.
# Brigade II Surya Kencana di bawah pimpinan Letnan Kolonel Kawilarang yang bergerilya di daerah Bogor sampai dengan Cianjur Selatan.
# Brigade III Kiansantang dengan Komandan Letnan Kolonel Sidik Bratakusumah yang bergerilya di daerah Jakarta Timur sampai dengan Bandung Utara.
Baris 30:
# BKR [[Keresidenan Cirebon|Karesidenan Cirebon]] dengan tokoh pendirinya, Asikin, Sumarsono, Rukman, Effendy dan Sjafei.
 
Di tengah proses pembentukan BKR Jawa Barat ini, muncul seorang mantan pimpinan Seinendan daerah [[Cigelereng]] bersama 200 anggotanya yang kemudian menggabungkan diri dengan BKR. Pimpinan Seinendan ini yang kemudian diangkat menjadi penasihat BKR Priangan. Perkembangan BKR sebagai Badan Keamanan Rakyat dan Badan Penolong Korban Perang selanjutnya berdasarkan Maklumat Presiden Sukarno tanggal 5 Oktober 1945 diubah atau dibentuk menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pembentukan TKR di Jawa Barat dipelopori oleh Didi Kartasasmita, seorang mantan Opsir KNIL yang pada September 1945 mendatangi Perdana Mentri Republik Indonesia menawarkan diri membantu perjuangan RI.

Sebagai seorang perwira lulusan Koninlijke Military Academy (KMA) Breda berpangkat Letnan satu, Didi Kartasasmita disambut baik oleh Amir Syarifudin karena dirasa akan sangat membantu dalam perjuangan kemerdekaan.

Berdasarkan persetujuan Presiden Republik Indonesia, Didi Kartasasmita kemudian membuat maklumat yang berisi pernyataan bagi para mantan opsir KNIL untuk berdiri di belakang RI yang berisi antara lain kurang lebih tentang pembubaran tentara KNIL sejak 9 Maret 1942 oleh Panglima Tertinggi Tentara Hindia-Belanda, Letnan Jendral Ter Poorten, dan dengan
pembubaran itu, maka secara otomatis terbebas dari sumpah setia prajurit.

Pertimbangan mengenai keamanan Republik yang tengah terancam dengan keberadaan Nedherland Indhisce Civil Administration (NICA) dan kesadaran akan gerakan kemerdekaan Indonesia, maka para mantan opsir KNIL ini menyatakan berdiri di belakang Republik Indonesia dan siap menerima segala perintah untuk menegakkan dan dan menjaga keamaan Republik Indonesia.
 
berdiri di belakang Republik Indonesia dan siap menerima segala perintah untuk
menegakkan dan dan menjaga keamaan Republik Indonesia. Maklumat ini kemudian diikuti dengan surat dukungan yang datang dari para opsir junior, mantan taruna KMA Bandung dan bekas opsir cadangan kepada Didi Kartasasmita pada 8 Oktober 1945.
 
Petikan surat yang intinya menyatakan
Baris 49 ⟶ 57:
-R.S.Sasraprawira.
Dukungan itu dilanjutkan dengan langkah Didi Kartasasmita menghubungi
sejumlah mantan opsir KNIL dari KMA Bandung diantaranya A.H.Nasution, Rahmat Kartakusuma, Daan Jahja, Singgih, Arudji Kartawinata, [[Asikin Judakusumah]], [[Syam'un|KH Sam’un]], [[Husein Sastranegara]] dan Sastraprawira untuk berkumpul di Tasikmalaya pada 20 Oktober 1945 dalam usaha pembentukan TKR Jawa Barat.
Rahmat Kartakusuma, Daan Jahja, Singgih, Arudji Kartawinata, [[Asikin Judakusumah]], [[Syam'un|KH Sam’un]], [[Husein Sastranegara]] dan Sastraprawira untuk
berkumpul di Tasikmalaya pada 20 Oktober 1945 dalam usaha pembentukan TKR
Jawa Barat.
 
Pertemuan di Tasikmalaya itu berjalan lancar menghasilkan TKR yang terbagi dalam komandemen-komandemen yang membagi Jawa dalam 3 komandemen dan Jawa Barat masuk dalam bagian komandemen I Jawa Barat dengan susunan :
yang terbagi dalam komandemen-komandemen yang membagi Jawa dalam 3
komandemen dan Jawa Barat masuk dalam bagian komandemen I Jawa Barat
dengan susunan :
 
# Panglima Komandemen : Mayor Jendral Didi Kartasasmita
Baris 69 ⟶ 71:
# Divisi 3 TKR : Komandan Aruji Kartawinata, daerah Priangan - Bandung hingga Sukabumi
 
Sepuluh bulan kemudian baru pada tanggal 20 Mei 1946 bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional formasi itu kemudian dilebur dalam satu divisi dengan nama Divisi Siliwangi.
Siliwangi.
 
Tanggal 20 Mei ini kemudian diperingati sebagai hari jadi Divisi Siliwangi. Tiga hari kemudian tanggal 23 Mei dalam rapat seluruh komandan Jawa dan Madura A.H.Nasution terpilih sebagai Panglima Divisi Siliwangi dengan pangkat Jendral Mayor.
Siliwangi. Tiga hari kemudian tanggal 23 Mei dalam rapat seluruh komandan
Jawa dan Madura A.H.Nasution terpilih sebagai Panglima Divisi Siliwangi
dengan pangkat Jendral Mayor.
 
Formasi ini menjadi susunan awal terbentuknya Divisi Siliwangi seperti yang disebutkan diawal dan pada perkembangannya formasi ini terjadi beberapa perubahan hingga menjelang hijrahnya Siliwangi.
Divisi Siliwangi seperti yang disebutkan diawal dan pada perkembangannya
formasi ini terjadi beberapa perubahan hingga menjelang hijrahnya Siliwangi.
 
=== B. Perjuangan Divisi Siliwangi sebelum Hijrah pada Perang Revolusi ===