'''Bahasa Sunda Binong''' adalah salah satu ragamvariasi percakapangeografis [[bahasa Sunda]] yang dituturkan di wilayah [[Binong, Subang|kecamatanKecamatan Binong]], [[kabupatenKabupaten Subang]], tepatnya di [[Kediri, Binong, Subang|desaDesa Kediri]].{{Sfnp|Wahya|Meilinawati|2011|pp=2-3}} Dalam tataran [[fonologi]] dan [[leksikon]], variasi ini tidak terlalu menunjukkan adanya perbedaan yang jauh dengan bahasa Sunda baku yang berada di [[Kota Bandung|Kota Bandung.]] Bahasa ini termasuk ke dalam dialek bahasa Sunda wilayah utara.{{Sfnp|Wahya|Meilinawati|2011|pp=3}}
DialekBerdasarkan jenis dialeknya, bahasa Sunda Binong yang dituturkan di desaDesa iniKediri termasuk dialek ''h'' karena memiliki bunyi ''h'' dalam posisi ''initial'', ''medial'', dan ''final'' kata, misalnya, ''hayam'' ‘ayam’. ''mitoha'' ‘mertua’, dan ''taneuh'' ‘tanah’. Kepemilikan fonem ''h'' dalam segala posisi ini menunjukkan adanya kesamaan dengan bahasa Sunda baku sebagai sumber data sinkronis di lokasi yang berbeda. Dialek lainnya yang memiliki kekerabatan dekat, seperti [[Bahasa Sunda Cirebon#Sunda PareanIndramayu|Bahasabahasa Sunda Parean]] yang dituturkan di [[Kandanghaur, Indramayu|Kecamatan Kandanghaur]], [[Kabupaten Indramayu]] termasuk [[bahasa Sunda]] dialek non-h karena dalam perbendaharaan fonemnya tidak ada ''h.'' Di samping itu, kesamaan bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda di Desa Kediri tampak dalam fonotaktik ''i-u'' yang membangun kata, seperti ''tilu'' ‘tiga’'', lisung'' ‘lesung’'', lintuh'' ‘gemuk’'', mintul'' ‘tumpul’'','' dan ''kiruh'' ‘kiruh’''.'' Hal ini berbeda dengan bahasa Sunda di Kecamatan Kandanghaur yang memiliki fonotaktik ''o-u''.{{Sfnp|Wahya|Meilinawati|2011|pp=9}}