Pondok Pesantren Al-Manar Bener: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Qom2024 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah tag nowiki VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Qom2024 (bicara | kontrib)
Sejarah: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 6:
Desa Petungsari adalah sebuah desa yang sekarang bernama “Bener”. Karena penjajahan yang dialaminya, kesulitan dalam mengembangkan syiar Islam dirasakan sekali oleh masyarakat desa ini. Cuma satu dua orang yang mengenal ajaran Islam, bahkan masyarakat desa ini dikenal sebagai masyarakat yang rusak dan akrab dengan mo-limo dan jauh dari agama serta banyak non muslimnya.
 
<nowiki>[[File:Logo Ponpes al-manar Bener Semarang.jpg|thumb|Logo Ponpes al-manar Bener Semarang]]</nowiki>
 
Adalah Bapak Juwahir, salah satu warga desa Petungsari yang memimpin sebuah mushola, yang merasa tergugah untuk memperdalam ajaran Agama Islam dengan menjadi santri dari Kyai Naim, Kyai dari Desa Cabean. Semakin hari jamaah di mushola beliau semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sebuah kesepakatan antara Bapak Juwahir dengan Kyai Naim untuk mendatangkah seorang Kyai guna mengasuh jamaah yang semakin bertambah tersebut. Beberapa bulan kemudian, Kyai Na’im meminta KH. Djalal Suyuthi untuk memikul tugas tersebut.