Baruch de Spinoza: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
=== Latar belakang keluarga ===
Nenek moyang Spinoza merupakan penganut [[Kripto-Yudaisme]] yang menjadi korban persekusi selama masa [[Inkuisisi Portugis]]. Mereka juga menjadi korban penyiksaan yang dipertontonkan di depan publik.{{Sfn|Israel|2023|p=85}} Pada tahun 1597, kakek dari pihak ayah Spinoza meninggalkan [[Vidigueira]] menuju [[Nantes]] untuk memulai kehidupan baru sebagai [[Kristen Baru|umat Kristen Baru]]. Mereka akhirnya pindah ke Belanda karena alasan yang tidak diketahui.{{Sfn|Israel|2023|p=134}} Nenek moyang dari pihak ibu Spinoza adalah keluarga pengusaha yang terkemuka [[Porto|di Oporto]], {{Sfn|Israel|2023|p=88}} dan kakek dari pihak ibunnya adalah seorang pedagang terkemuka yang berpindah dari penganut Yudaisme menjadi penganut agama Kristen.{{Sfn|Israel|2023|p=299}} Spinoza dibesarkan oleh neneknya sejak usia enam tahun sampai berusia sembilan tahun. Ia mungkin banyak belajar tentang sejarah keluarganya dari neneknya.{{Sfn|Israel|2023|p=124}}
 
Melalui koneksi ibunya, Spinoza sempat berteman dengan filsuf [[Uriel da Costa]], seorang filsuf kontroversial dalam komunitas Yahudi Portugis di Amsterdam.{{Sfn|Israel|2023|p=159}} Da Costa mempertanyakan kepercayaan tradisional Kristen dan Yahudi. Ia menyatakan, misalnya, asal usul agama-agama itu merupakan ciptaan manusia dan bukan wahyu Tuhan. Pertentangan dengan kelompok agama Yahudi menyebabkan da Costa dikucilkan dua kali oleh otoritas rabi, yang menjatuhkan hukuman penghinaan dan pengucilan sosial.{{Sfn|Israel|2023|p=160}} Pada tahun 1639, sebagai bagian dari perjanjian untuk diterima kembali dalam komunitas Yahudi, da Costa harus bersujud agar para jamaah dapat melangkahinya. Dia meninggal pada tahun 1640, dilaporkan bunuh diri.{{Sfn|Israel|2023|p=161}}
 
Baruch de Spinoza lahir di kota [[Amsterdam]] pada tanggal 24 November 1632.<ref name="Parkinson">{{en}}G. H. R. Parkinson. 2000. Spinoza Ethics. United States: Oxford University Press. hal. 6-10.</ref> Ayahnya merupakan seorang pedagang yang kaya.<ref name="Parkinson" /> Pada masa kecilnya, Spinoza telah menunjukkan kecerdasannya sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa ia bisa menjadi seorang rabbi.<ref name="Parkinson" /> Dalam kehidupannya, ia tidak hanya belajar matematika dan ilmu-ilmu alam, ia juga mempelajari bahasa [[Latin]], [[Yunani]], [[Belanda]], [[Spanyol]], [[Prancis]], [[Bahasa Ibrani|Ibrani]], [[Jerman]], dan [[Italia]].<ref name="Parkinson" /> Pada usianya yang ke 18 tahun, Spinoza membuat marah komunitas [[Yahudi]] karena ia meragukan Kitab Suci sebagai [[Wahyu]] Allah, mengkritik posisi imam Yahudi, mempertanyakan kedudukan bangsa Yahudi sebagai umat pilihan [[Yahweh]], dan keterlibatan Allah secara personal dalam sejarah manusia.<ref name="Tjahjadi">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2007. Tuhan Para Filsuf dan Ilmuwan. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 28-36.</ref>