Siopat Pisoran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 2400:9800:560:1FAC:DB15:E46A:F1DA:A445 (bicara) ke revisi terakhir oleh 114.122.9.132 (🗿 yoww) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
'''Si Opat Pisoran''' atau '''Si Opat Pusoran''' ([[Surat Batak]]: {{Btk|ᯘᯪ ᯀᯬᯇᯖ᯲ ᯇᯪᯘᯬᯒᯉ᯲}}; {{Btk|ᯘᯪ ᯀᯬᯇᯖ᯲ ᯇᯮᯘᯬᯒᯉ᯲}}) merupakan pengelompokan marga-marga keturunan [[Guru Mangaloksa]].<ref>{{Cite book|last=Hutagalung|first=W. M.|date=1991|url=https://worldcat.org/title/33133368|title=Pustaha Batak: Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak|location=[[Kota Medan|Medan]]|publisher=Tulus Jaya|language=[[Bahasa Batak Toba|Batak]]|oclc=33133368|url-status=live}}</ref>
== Latar
[[Guru Mangaloksa]] adalah anak kedua dari [[Hasibuan|Raja Hasibuan]]. Pada suatu hari, ia berburu ke hutan, kebetulan Guru Mangaloksa mahir menggunakan sumpit (''ultop''). Ketika sedang berburu, ia berhasil menyumpit seekor burung yang konon katanya sebesar kambing, namun burung tersebut tidak langsung mati, melainkan terbang. Guru Mangaloksa pun mengikuti burung tersebut, namun tanpa disadari, ia sudah semakin jauh dari kampung. Ketika dia sadar, dia tidak mengenal tempat itu. Namun tiba-tiba dia melihat asap, dan beliaupun mencari tahu asal asap itu. Dan akhirnya Guru Mangaloksa sampai lah ke [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]]. Ternyata kampung tersebut milik marga [[Pasaribu]].
|