Swedia-Norwegia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Esa Fadjri (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Esa Fadjri (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 65:
'''''Kerajaan Swedia-Norwegia''''' ialah istilah yang kadang-kadang, tetapi secara keliru, digunakan untuk merujuk pada Kerajaan [[Swedia]] dan [[Norwegia]] antara tahun [[1814]] dan [[1905]], saat bersatu di bawah 1 monarki dalam [[personal union]], menyusul [[Konvensi Moss]], pada tanggal [[14 Agustus]], dan revisi konstitusi Norwegia [[4 November]]. Pada hari yang sama, [[Stortinget|parlemen Norwegia]] mengangkat [[Karl XIII dari Swedia|Karl XIII]] raja Norwegia.
UU Persatuan, yang diberikan [[persetujuan kerajaan]] pada tanggal [[6 Agustus]] [[1815]], diwujudkan secara berbeda di kedua negara. Di Norwegia merupakan bagian hukum konstitusi yang dikenal sebagai "Rigsakten", dan di Swedia merupakan seperangkat ketentuan di bawah hukum reguler dan dikenal sebagai "Riksakten". [[Kongres Wina]], yang mengatur sejumlah perubahan wilayah di Eropa pasca-Napoleon, tak keberatan terhadap persatuan mashkota Norwegia dan Swedia.
Baris 80 ⟶ 70:
Menyusul bertambahnya ketidakpuasan dengan persatuan di Norwegia, parlemen dengan suara bulat menyatakan pembubarannya pada tanggal [[7 Juni]] [[1905]]. Aksi unilateral ini mengalami ancaman perang Swedia. Plebisit [[13 Agustus]] memperkuat ketetapan parlemen oleh mayoritas 368.208 ke 184. Perundingan di [[Karlstad]] menimbulkan persetujuan dengan Swedia pada [[23 September]] dan demobilisasi bersama. Kedua parlemen itu mencabut UU Persatuan [[16 Oktober]], dan raja terguling [[Oscar II dari Swedia|Oscar II]] dari Swedia meninggalkan tuntutannya pada tahta Norwegia dan mengakui Norwegia sebagai kerajaan merdeka pada tanggal [[26 Oktober]]. Parlemen Norwegia menawari tahta yang kosong pada Pangeran Carl dari [[Denmark]], yang menerima setelah plebisit lain telah memperkuat monarki. Ia tiba di Norwegia pada tanggal [[25 November]] [[1905]], mengambil nama [[Haakon VII]].
== Latar Belakang ==
Swedia dan Norwegia sebelumnya telah bersatu dibawah satu monarki pada dua peristiwa, yaitu dari tahun 1319 hingga 1343 dibawah [[Magnus Eriksson]] dan pada 1449 hingga 1450 dibawah [[Karl Knutsson]] yang menentang kelompok [[Kristian I dari Denmark|Kristian I]] dari [[Wangsa Oldenburg|Oldenburg]] yang terpilih sebagai raja [[Uni Kalmar]] oleh [[Denmark]]. Selama berabad-abad setelahnya Norwegia tetap bersatu dengan Denmark dalam perserikatan, yang secara simbolis dianggap sebagai satu kerajaan tetapi pada kenyataannya statusnya dikurangi menjadi sebuah provinsi belaka yang diperintah oleh raja-raja Denmark dari ibu kota mereka, [[Kopenhagen]]. Setelah pembentukan [[absolutisme]] pada tahun 1660, bentuk pemerintahan yang lebih tersentralisasi didirikan, tetapi Norwegia mempertahankan beberapa lembaga terpisah, termasuk hukum, tentara, dan mata uangnya sendiri. Kerajaan-kerajaan bersatu tersebut disebut sebagai [[Denmark–Norwegia|Denmark-Norwegia]] oleh para sejarawan selanjutnya.
Swedia keluar dari Uni Kalmar pada 1523 atas perintah Raja Gustav Vasa dan pada pertengahan abad ke-17, Swedia meningkatkan statusnya sebagai kekuatan utama di wilayah [[Skandinavia]] setelah intervensi Raja [[Gustav II Adolf dari Swedia|Gustav II Adolf]] dalam [[Perang Tiga Puluh Tahun]]. Perang ambisius tersebut dilancarkan oleh Raja Karl XII yang menyebabkan Swedia kehilangan statusnya sebagai kekuatan utama paska [[Perang Besar di Utara|Perang Besar di Utara.]]
Setelah dibubarkannya Uni Kalmar, Swedia dan Denmark–Norwegia masih tetap menjadi musuh dan sering berperang satu sama lain yang menyebabkan Denmark dan Norwegia banyak menyerahkan wilayah-wilayah penting mereka kepada Swedia. Swedia juga menginvasi Norwegia pada 1567, 1664, 1658 dan 1716 untuk merebut Norwegia dari Denmark dan menganeksasi Norwegia untuk membentuk sebuah serikat. Perang dan invasi yang berulang-ulang terjadi menyebabkan kebencia rakyat Norwegia terhadap Swedia.
Pada abad ke-18, Norwegia menikmati periode kejayaan dan meningkatkan statusnya sebagai bagian penting dari Uni. Industri dengan pertumbuhan besar seperti ekspor papan kayu dengan Britania Raya sebagai pasar utama. Pemilik usaha penggergajian kayu dan balok di wilayah Christiania membentuk sebuah kelompok elit dengan dukungan pengaruh ekonomi yang kuat, mulai melihat pemerintah pusat yang berkedudukan di Kopenhagen sebagai sebuah penghalang aspirasi rakyat Norwegia. Meningkatnya kepercayaan diri mereka membuat mereka mempertanyakan kebijakan yang lebih mengutamakan kepentingan Denmark daripada kepentingan Norwegia, sambil menolak tuntutan utama Norwegia untuk pembentukan lembaga nasional yang penting, seperti bank dan universitas. Beberapa anggota "aristokrat kayu" dengan demikian melihat Swedia sebagai mitra yang lebih alami, dan menjalin kontak komersial dan politik dengan Swedia. Sekitar tahun 1800, banyak orang Norwegia terkemuka secara diam-diam mendukung pemisahan diri dari Denmark, tanpa secara aktif mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan pemisahan diri Norwegia dari Denmark. Pemimpin mereka yang tidak dideklarasikan adalah ''Count'' [[Herman Wedel-Jarlsberg.]]
Kebijakan Swedia pada periode yang sama juga bertujuan mengolah informasi dan kontak di Norwegia dan meningkatkan rasa separatisme rakyat Norwegia. Raja [[Gustav III dari Swedia|Gustav III]] secara aktif mendekatkan diri kepada semua lapisan masyarakat di Norwegia yang mendukung sebuah Uni antara Swedia-Norwegia.
Upaya-upaya semacam itu di kedua sisi perbatasan menuju "pemulihan hubungan" jauh dari realistis sebelum [[Perang Napoleon]] menciptakan kondisi yang menyebabkan pergolakan politik besar di Skandinavia.
== Daftar raja persatuan ==
|