Muhammad Nashiruddin Al-Albani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 63:
== Karya ==
Hasil karya Syaikh yang telah dicetak, terutama pada bidang hadits dan ilmu perangkatnya (seperti ilmu Mustholah Hadits, Jarh wa Ta’dil, Rijalul Hadits, dll) berjumlah sekitar 112 buku. Tujuh belas diantaranya sebanyak 45 jilid. Ia meninggalkan manuskrip minimal tujuh puluh buah.
Beberapa diantaranya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah:
1. Adabuz Zifaaf fis Sunnah Muthaharrah
2. Ahkaamul Janaaiz
3. Irwaaul Ghalil fi Takhrij Ahaadits Manaaris Sabiil
4. Tamaamul Minnah fi Ta’liq ‘Alaa Fiqh Sunnah
5. Silsilah Ahaadits Ash-Shahihah wa syai-un min fiqiha wa fawaa-iduha
6. Silsilah Ahaadits Adh-Dhaifah wal Maudhuu’ah wa Atsaaruha As-Sayyi’ fil Ummah
7. Shifat salat Nabi shallahu’alaihi wasallam minat Takbiir ilat Taslim kaannaka taraaha
8. Shahih At-Targhib wat Tarhiib
9. Dha’if At-Targhib wat Tarhiib
10. Fitnatut Takfiir
11. Jilbaab Al-Mar’atul muslimah
12. Qishshshah Al-Masiih Ad-Dajjal wa Nuzuul Isa ‘alaihis sallam wa qatluhu iyyahu fi akhiriz Zaman.
Selain itu murid-muridnya juga memiliki kaset hasil rekaman ceramahnya, bantahan terhadap berbagai syubhat dan jawaban terhadap berbagai masalah yang bermanfaat.
Telah terekam suatu kejadian (dan kejadian ini terdapat pada dua kaset – murid-murid beliau sering merekam pelajaran beliau), bahwa seorang laki-laki telah mengunjungi Syaikh [[Al-Albani]] di rumahnya di [[Yordania]] dan menyatakan bahwa dirinya adalah seorang [[Nabi]], Syaikh [[Al-Albani]] meminta lelaki itu duduk dan mendiskusikan pernyataannya tersebut dalam waktu yang lama, sehingga pada akhirnya, si tamu tersebut bertaubat dari klaimnya itu, si tamu pun kemudian menangis, dan semua yang hadir termasuk Syaikh [[Al-Albani]] pun turut menangis. Pada kenyataannya, Syaikh [[Al-Albani]] adalah salah satu ulama yang paling sering terlihat menangis ketika berbicara mengenai Allah, Rasul-Nya, dan muamalah antar Muslim.
Pada kejadian yang lain, [[Al-Albani]] dikunjungi tiga orang yang kesemuanya menuduhnya kafir. Ketika waktu sholat tiba, mereka menolak untuk bermakmum kepada Syaikh, mereka mengatakan bahwasanya tidak mungkin bagi seorang kafir menjadi Imam Sholat. Syaikh menerima hal ini, dan mengatakan bahwa menurut pandangannya, ketiga orang ini adalah Muslim, sehingga salah satu dari mereka berhak menjadi Imam Sholat. Tak lama kemudian, mereka bertiga berdiskusi lama sekali, bahkan mereka bertiga sempat beberapa lama berdebat mengenai perbedaan diantara mereka sendiri didepan Syaikh [[Al-Albani]], dan ketika waktu sholat berikutnya telah tiba, tiba-tiba ketiga laki-laki ini mendesak untuk ikut sholat di belakang Syaikh [[Al-Albani]] sebagai makmum.
== Pendidikan ==
|