Bakoel Koffie: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 14:
==Warung Tinggi Coffee==
Setelah kematian Wudjan Widjaja di tahun 1978, empat dari 11 anaknya yang melanjutnya usaha kopi adalah Suyanto di bagian produksi dan penjualan, Darmawan di bagian produksi dan pembelian bahan mentah, Yanti di bagian akuntansi dan keuanganan, serta Rudy di bagian administrasi dan pemasaran. Pada pertengahan 1990-an, keluarga Widjaja memutuskan untuk membagi harta keluarga. Darmawan mendapatkan gedung di Jl. Hayam Wuruk, Rudy mendapatkan hak atas nama dan bisnis Warung Tinggi, sedangkan keluarga lainnya mendapatkan warisan uang.<ref name="post2">[http://www.thejakartapost.com/news/2005/05/11/warung-tinggi-coffee-story.html Warung Tinggi - A Coffee Story], The Jakarta Post. May 11 2005. Yenny Kwok.</ref> Rudy terus mengembangkan usaha kopi keluarga tersebut dengan nama Warung Tinggi di jalan Batu Jajar no. 35 B, Hayam Wuruk. Toko tersebut kini diteruskan oleh putrinya yang bernama Angelica Widjaja.<ref name="wt">[http://www.warungtinggi.com/about.html Situs Resmi Warung Tinggi Coffee], Diakses 10 Agustus 2013.</ref> Meskipun Tek Sun Ho telah berkembang menjadi dua merek toko kopi yang berbeda, namun menurut keluarga Widjaja tidak ada persaingan bisnis di antara Warung Tinggi dan Bakoel Koffie.<ref name="post2"/><ref name="gat">[http://arsip.gatra.com//artikel.php?id=31494 Pemain Tua di Pasar Kopi], Erwin Y.S. dan Taufik Abriansyah. GATRA, Edisi 47 Beredar Jumat 3 Oktober 2003.</ref>
==Referensi==
|