Redenominasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 8165060 oleh 36.73.29.250 (bicara)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Baris 2:
== Pengaruh terhadap catatan keuangan ==
Ketika terjadi redenominasi, data keuangan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut harus disesuaikan. Contohnya, [[produk domestik bruto]] (PDB) Bank Sentral Nikaragua yang didokumentasikan dengan baik.<ref>[http://www.bcn.gob.ni/english/statistics/economy/indicators/0901/1-1.PDF Bank Central Nicaragua]</ref>
==Latar Belakang Redenominasi Rupiahrupiah ==
Dalam rangka menciptakan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan handal, [[Bank Indonesia]] melakukan suatu kebijakan yang disebut redenominasi. Redenominasi mata uang [[rupiah]] menentukan salah satu kewenangan Bank Indonesia dalam rangka mengatur dan menjaga keselarasan sistem pembayaran di Indonesia.<BR> Berikut ini alasan redenominasi rupiah.
# Uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini adalah [[Rp100.000]] yang merupakan pecahan terbesar kedua di dunia setelah mata uang [[Dong Vietnam]] yang pernah mencetak 500.000 Dongdong. Namun tidak memperhitungkan negara [[Zimbabwe]] yang pernah mencetak 100 trilyuntriliun dolar Zimbabwe dalam 1 lembar mata uang.
Adapun alasan yang melatarbelakangi Bank Indonesia melakukan redenominasi mata uang rupiah adalah karena :
# Munculnya keresahan atas status rupiah yang terlalu rendah ketimbangdibandingkan mata uang lainnya, misalnya terhadap [[dolar]], [[euro]], dan uang global lainnya, bukan soaldalam hal substansi, tapi soalmelainkan identitas karena kekuatan mata uang kitaIndonesia relatif stabil, cadangan devisa juga aman, inflasi terjaga (1 digit), investasi juga tidak ada persoalan, kinerja ekonomi kitaIndonesia baik.
# Uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini adalah [[Rp100.000]] yang merupakan pecahan terbesar kedua di dunia setelah mata uang [[Dong Vietnam]] yang pernah mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara [[Zimbabwe]] yang pernah mencetak 100 trilyun dolar Zimbabwe dalam 1 lembar mata uang.
# Munculnya keresahan atas status rupiah yang terlalu rendah ketimbang mata uang lainnya, misalnya terhadap [[dolar]], [[euro]], dan uang global lainnya, bukan soal substansi, tapi soal identitas karena kekuatan mata uang kita relatif stabil, cadangan devisa juga aman, inflasi terjaga (1 digit), investasi juga tidak ada persoalan, kinerja ekonomi kita baik.
# Pecahan uang Indonesia yang selalu besar akan menimbulkan ketidakefisienan dan ketidaknyamanan dalam melakukan transaksi, karena diperlukan waktu yang banyak untuk mencatat, menghitung dan membawa uang untuk melakukan transaksi sehingga terjadi ketidakefisienan dalam transaksi ekonomi.
# Untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan kawasan [[ASEAN]] dalam memasuki era [[Masyarakat Ekonomi ASEAN]] pada tahun 2015.
# Untuk menghilangkan kesan bahwa nilai nominal uang yang terlalu besar seolah-olah mencerminkan bahwa di masa lalu, suatu negara pernah mengalami [[inflasi]] yang tinggi atau pernah mengalami kondisi fundamental ekonomi yang kurang baik.
 
== Daftar redenominasi mata uang ==
{| class="wikitable"