Serangan lintas perbatasan di Sabah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Abad ke-21: minor cosmetic change
k →‎Keamanan sosial: clean up, replaced: akte → akta using AWB
Baris 182:
{{quote|Kamp pengungsi ini telah menjadi masalah bagi penduduk daerah. Kamp ini telah menjadi sarang narkoba dan kegiatan kriminal lainnya. Selama bertahun-tahun, banyak perampokan terjadi di desa-desa terdekat dan pelaku yang ditangkap sebagian besar dari kamp ini. Seharusnya, situasi membaik di Filipina saat ini telah dipertanyakan apakah orang Filipina ini masih bisa dianggap sebagai pengungsi. Kamp ini didirikan di atas lahan seluas 40 hektar dekat Kampung Laut di awal tahun 1980-an oleh [[Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi]] (UNHCR). Namun UNHCR telah lama berhenti memberikan dana ke kamp dan sebagai hasilnya, banyak orang asing ini telah bekerja di luar kamp. Para pengungsi ini bahkan berani memperluas wilayah kamp, melanggar batas tanah desa terdekat dan hari ini, kamp ini telah menjadi sumber terbesar distribusi [[Metamfetamina|sabu-sabu]] di Papar.<ref>{{cite web|url=http://www.newsabahtimes.com.my/nstweb/print/6485|title=Shut Kinarut Refugee Camp, says Rosnah|publisher=[[New Sabah Times]]|accessdate=6 November 2014}}</ref>|[[Rosnah Shirlin]], Anggota Parlemen Sabah.}}
 
Pemimpin Partai Bersatu Rakyat Sabah, [[Joseph Kurup]] berbagi pandangan yang sama tentang hal ini, menambahkan pengungsi dan imigran Moro harus kembali dan mengembangkan tanah air mereka di [[Mindanao]], Filipina kerana situasi perdamaian semakin dipulihkan di sana.<ref>{{cite web|url=http://www.theborneopost.com/2013/01/21/moro-refugees-immigrants-in-sabah-should-return-develop-homeland-kurup/|title=Moro refugees, immigrants in Sabah should return, develop homeland — Kurup|work=Bernama|publisher=The Borneo Post|date=21 Januari 2013|accessdate=8 November 2014}}</ref> Mantan Ketua Menteri Sabah, [[Yong Teck Lee]] telah menyarankan untuk menangguhkan layanan feri di Sandakan untuk memblokir migrasi warga Moro dari selatan Filipina yang kini telah menjadi masalah utama bagi Sabah apabila mereka tidak mahu pulang dan tinggal secara ilegal.<ref>{{cite web|url=http://www.gmanetwork.com/news/story/39013/ulatfilipino/balitangpinoy/closure-of-filipino-refugee-camps-in-malaysia-sought|title=Closure of Filipino refugee camps in Malaysia sought|publisher=[[GMA Network]]|date=19 April 2007|accessdate=6 November 2014|archiveurl=https://web.archive.org/web/20140329110524/http://www.gmanetwork.com/news/story/39013/ulatfilipino/balitangpinoy/closure-of-filipino-refugee-camps-in-malaysia-sought|archivedate=29 Maret 2014|deadurl=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.sabah.org.my/mpgaya/press/2002/scrapferry.htm|title=SCRAP FERRY SERVICES: YONG|publisher=Sabah.org.my|date=2 Februari 2002|accessdate=6 November 2014|author=[[Yong Teck Lee]]|archiveurl=https://web.archive.org/web/20140329110927/http://www.sabah.org.my/mpgaya/press/2002/scrapferry.htm|archivedate=29 Maret 2014|deadurl=yes}}</ref> Pada bulan Oktober 2014, [[Departemen Dalam Negeri (Malaysia)|Menteri Dalam Negeri]], [[Ahmad Zahid Hamidi]] mengumumkan bahwa semua anak tanpa kewarganegaraan di Sabah akan diberikan akta kelahiran untuk keperluan sekolah.<ref>{{cite web|url=http://www.themalaysianinsider.com/malaysia/article/zahid-looks-to-tribunal-for-answer-to-sabahs-stateless-children|title=Zahid looks to tribunal for answer to Sabah’s stateless children|author=Jennifer Gomez|publisher=[[The Malaysian Insider]]|date=29 Oktober 2014|accessdate=8 November 2014}}</ref> Usulan itu segera ditentang oleh sejumlah politisi Sabah baik dari pihak oposisi ataupun pemerintah seperti [[Joseph Pairin Kitingan]], [[Ignatius Dorrel Leiking|Darell Leiking]] dan Yong Teck Lee, sambil mengutip bahwa tindakan itu hanya akan membawa masalah besar bagi Sabah pada masa depan.<ref>{{cite web|url=http://www.therakyatpost.com/news/2014/10/31/sabah-leaders-seeing-red-issuance-birth-certs-stateless-children/|title=Sabah leaders seeing red over issuance of birth certs to stateless children|publisher=[[The Rakyat Post]]|date=31 Oktober 2014|accessdate=8 November 2014}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.therakyatpost.com/news/2014/10/31/future-generations-bear-consequences-foolish-humane-decision-says-pkr-lawmaker/|title=Future generations to bear consequences of foolish ‘humane’ decision, says PKR lawmaker|publisher=The Rakyat Post|date=31 Oktober 2014|accessdate=8 November 2014}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.therakyatpost.com/news/2014/11/03/issuing-bcs-stateless-kids-worsens-illegals-problem-sabah/|title=‘Issuing BCs to stateless kids only worsens illegals problem in Sabah’|publisher=The Rakyat Post|date=3 November 2014|accessdate=8 November 2014}}</ref> Sementara pemimpin partai oposisi lain Sabah, Jeffrey Kitingan telah mencadangkan akta kelahiran berbeda dikeluarkan untuk orang asing.<ref>{{cite web|url=http://www.newsabahtimes.com.my/nstweb/print/81871|title=Jeffrey calls for different birth cert for foreign children|author=Michael Teh|publisher=New Sabah Times|date=2 November 2014|accessdate=8 November 2014}}</ref> Anggota Legislatif Sabah bagi bagian Kamunting di Sandakan, [[Charles O Pang]] percaya sistem pendidikan akan terbebani jika kemungkinan anak-anak tanpa kewarganegaraan diberikan akteakta kelahiran. Dia memberitahu;
 
{{quote|Menurut survei [[tak bernegara]] bagian Sabah, diperkirakan bahwa sekitar 36,000 anak tanpa kewarganegaraan asal Indonesia tinggal di negara bagian ini dan sebagian besar majikan tahu mereka bekerja di perkebunan kelapa sawit. Sementara anak-anak tanpa kewarganegaraan dari Filipina diperkirakan jauh lebih tinggi. Dia tidak menyangkal bahwa kebanyakan mereka datang ke Sabah untuk mencari kehidupan yang lebih baik tetapi masalah yang ditimbulkan oleh gelombang manusia ilegal hanya akan membawa masalah besar. Jelasnya, skenario ini menciptakan situasi yang tidak adil bagi Malaysia dalam arti kata bahwa kita adalah pembayar [[pajak]], dan siapa yang harus membayar biaya tinggi bagi anak-anak ilegal ini tidak hanya di sekolah, tetapi juga bagi hal pemeliharaan hidup mereka?<ref>{{cite web|url=http://www.newsabahtimes.com.my/nstweb/fullstory/82021|title=Charles: Sistem pendidikan terbeban jika anak tanpa kerakyatan diberi sijil lahir|language=Melayu|publisher=New Sabah Times|date=6 November 2014|accessdate=8 November 2014}}</ref>|[[Charles O Pang]], Anggota Legislatif Sabah bagi bagian Kamunting di Sandakan.}}