Sejarah hadis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
'''Sejarah hadits''', sejak pembentukan hingga saat ini dapat dijelaskan menurut pembagian masa sebagai berikut.
== Masa Pembentukan Al Hadist ==
Berita tentang prilaku [[Nabi Muhammad]] (sabda, perbuatan, sikap ) didapat dari seorang [[Sahabat nabi|sahabat]] atau lebih yang kebetulan hadir atau menyaksikan saat itu, berita itu kemudian disampaikan kepada sahabat yang lain yang kebetulan sedang tidak hadir atau tidak menyaksikan. Kemudian berita itu disampaikan kepada murid-muridnya yang disebut [[tabi'in]] (satu generasi dibawah sahabat) . Berita itu kemudian disampaikan lagi ke murid-murid dari generasi selanjutnya lagi yaitu para [[tabi'ut tabi'in]] dan seterusnya hingga sampai kepada pembuku hadist (''mudawwin'').
 
Pada masa Sang Nabi masih hidup, Hadits belum ditulis dan berada dalam benak atau hapalan para sahabat. Para sahabat belum merasa ada urgensi untuk melakukan penulisan mengingat Nabi masih mudah dihubungi untuk dimintai keterangan-keterangan tentang segala sesuatu.
 
Diantara sahabat tidak semua bergaulnya dengan Nabi. Ada yang sering menyertai, ada yang beberapa kali saja bertemu Nabi. Oleh sebab itu Al Hadits yang dimiliki sahabat itu tidak selalu sama banyaknya ataupun macamnya. Demikian pula ketelitiannya. Namun demikian diantara para sahabat itu sering bertukar berita (Hadist) sehingga prilaku Nabi Muhammad banyak yang diteladani, ditaati dan diamalkan sahabat bahkan umat Islam pada umumnya pada waktu Nabi Muhammad masih hidup.
 
Dengan demikian pelaksanaan Al Hadist dikalangan umat Islam saat itu selalu berada dalam kendali dan pengawasan Nabi Muhammad baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karenanya para sahabat tidak mudah berbuat kesalahan yang berlarut-larut. Al Hadist yang telah diamalkan/ditaati oleh umat Islam dimasa Nabi Muhammad hidup ini oleh ahli Hadist disebut sebagai '''Sunnah Muttaba'ah Ma'rufah'''. Itulah setinggi-tinggi kekuatan kebenaran Al Hadist.
 
Meski pada masa itu Al Hadist berada pada ingatan para sahabat, namun ada sahabat yang menuliskannya untuk kepentingan catatan pribadinya (bukan untuk kepentingan umum). Diantaranya ialah :
Baris 13:
#'Ali bin Abi Thalib (dalam shahifahnya mengenai huku-hukum diyat yaitu soal denda atau ganti rugi).
 
== Masa Penggalian ==
Setelah Nabi Muhammad wafat (tahun 11 H / [[632]] M) pada awalnya tidak menimbulkan masalah mengenai Al Hadits karena sahabat besar masih cukup jumlahnya dan seakan-akan menggantikan peran Nabi sebagai tempat bertanya saat timbul masalah yang memerlukan pemecahan, baik mengenai Al Hadist ataupun Al Quran. Dan diantara mereka masih sering bertemu untuk berbagai keperluan.
 
Baris 21:
Meski begitu, sekaligus sebagai catatan pada masa itu adalah '''Al Hadist belum ditulis apalagi dibukukan'''.
 
== Masa Penghimpunan ==
Musibah besar menimpa umat Islam pada masa awal Kekhalifahan [[Ali bin Abi Thalib]]. Musibah itu berupa permusuhan diantara sebagian umat Islam yang meminta korban jiwa dan harta yang tidak sedikit. Pihak-pihak yang bermusuhan itu semula hanya '''memperebutkan kedudukan kekhalifahan''' kemudian bergeser kepada '''bidang Syari'at dan Aqidah''' dengan '''membuat Al Hadist Maudlu'''' (palsu) yang jumlah dan macamnya tidak tanggung-tanggung guna mengesahkan atau membenarkan dan menguatkan keinginan / perjuangan mereka yang saling bermusuhan itu. Untungnya mereka tidak mungkin memalsukan Al Quran, karena selain sudah didiwankan (dibukukan) tidak sedikit yang telah hafal. Hanya saja mereka yang bermusuhan itu memberikan tafsir-tafsir Al Quran belaka untuk memenuhi keinginan atau pahamnya.
 
Baris 46:
Yang perlu menjadi catatan atas keberhasilan '''masa penghimpunan Al Hadist''' dalam kitab-kitab di masa '''Abad II Hijriyah''' ini, adalah bahwa Al Hadist tersebut '''belum dipisahkan mana yang Marfu', mana yang Mauquf dan mana yang Maqthu''''.
 
== Masa Pendiwanan dan Penyusunan ==
Usaha pendiwanan (yaitu pembukuan, pelakunya ialah pembuku Al Hadits disebut pendiwan) dan penyusunan Al Hadits dilaksanakan pada masa abad ke 3 H. Langkah utama dalam masa ini diawali dengan pengelompokan Al Hadits. Pengelompokan dilakukan dengan '''memisahkan mana Al Hadits yang marfu', mauquf dan maqtu''''. Al Hadits marfu' ialah Al Hadits yang berisi perilaku [[Nabi Muhammad]], Al Hadits mauquf ialah Al Hadits yang berisi perilaku [[Sahabat Nabi|sahabat]] dan Al Hadits maqthu' ialah Al Hadits yang berisi perilaku [[tabi'in]]. Pengelompokan tersebut diantaranya dilakukan oleh :
*Ahmad bin Hambal
Baris 62:
Ia adalah salah satu guru Ahmad bin Hambal, Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, An Nasai.
 
Usaha Ishaq ini selain dilanjutkan juga ditingkatkan oleh Bukhari, kemudian diteruskan oleh muridnya yaitu Muslim. Akhirnya ulama-ulama sesudahnya meneruskan usaha tersebut sehingga pendiwanan kitab Al Hadits terwujud dalam kitab Al Jami'ush Shahih Bukhari, Al Jamush Shahih Muslim As Sunan Ibnu Majah dan seterusnya sebagaimana terdapat dalam [[#Kitab-kitab_Haditskitab Hadits|daftar kitab masa abad 3 hijriyah]].
 
Yang perlu menjadi catatan pada masa ini (abad 3 H) ialah telah diusahakannya untuk '''memisahkan Al Hadits yang shahih dari Al Hadits yang tidak shahih''' sehingga tersusun 3 macam Al Hadits, yaitu :
Baris 71:
Apa yang telah dilakukan oleh para ahli Al Hadits abad 3 Hijriyah tidak banyak yang mengeluarkan atau menggali Al Hadits dari sumbernya seperti halnya ahli Al Hadits pada adab 2 Hijriyah. Ahli Al Hadits abad 3 umumnya melakukan '''tashhih''' (koreksi atau verifikasi) saja atas Al Hadits yang telah ada disamping juga menghafalkannya. Sedangkan pada masa abad 4 hijriyah dapat dikatakan masa '''penyelesaian pembinaan''' Al Hadist. Sedangkan abad 5 hijriyah dan seterusnya adalah masa '''memperbaiki susunan''' kitab Al Hadits, '''menghimpun''' yang terserakan dan '''memudahkan mempelajarinya'''.
 
== Lihat pula ==
*[[Hadits]]