Undang-Undang Kewarganegaraan India 2019: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Amandemen: info tambahan
Baris 68:
}}
Peraturan tersebut kemudian diubah pada tahun 2016 dengan menambahkan Afghanistan ke daftar negara tersebut.<ref>[http://egazette.nic.in/WriteReadData/2016/170822.pdf ''The Gazette of India'', Issue 495 of 2016], 18 Juli 2016</ref>
 
==Analisis==
RUU tersebut mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan kelayakan kewarganegaraan India bagi para migran ilegal yang beragama Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi dan Kristen dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan, dan yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 2014. Ketentuan RUU tersebut tidak termasuk Muslim.<ref>{{Cite news|url=https://www.thehindu.com/news/national/nrc-is-anti-indian-citizen/article30053825.ece|title=NRC is anti-Indian citizen|language=en|first=Sobhana K.|last=Nair|date=23 November 2019|via=www.thehindu.com|newspaper=The Hindu}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.thehindu.com/news/national/opposition-to-reach-out-to-people-about-pitfalls-of-citizenship-amendment-bill/article30197219.ece|language=en|title=Opposition to reach out to people about 'pitfalls' of Citizenship Amendment Bill|first=Sobhana K.|last=Nair|date=5 Desember 2019|via=www.thehindu.com|language=en|newspaper=The Hindu}}</ref> Undang-undang kewarganegaraan India sebelumnya, Undang-Undang Kewarganegaraan 1955, tidak menjadikan agama sebagai kriteria kelayakan untuk menjadi warga negara.<ref>{{Cite web |url=https://tirto.id/kontroversi-uu-anti-muslim-cab-di-india-yang-ramai-diprotes-enAu|title=Kontroversi UU Anti-Muslim CAB di India yang Ramai Diprotes|date=17 Desember 2019 |website=Tirto.id |access-date=19 Desember 2019}}</ref>
 
Di bawah UU tersebut, salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan terakhir, dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya. RUU ini melonggarkan persyaratan 11 tahun sampai lima tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama dan tiga negara yang sama. RUU itu membebaskan wilayah suku Assam, Meghalaya, dan Tripura dari penerapannya. Ini juga membebaskan area yang diatur melalui Izin Jalur Dalam, yang mencakup [[Arunachal Pradesh]], [[Mizoram]], dan [[Nagaland]].<ref name=":2">{{Cite web |url=http://prsindia.org/node/843781/chapters-at-a-glance |title=The Citizenship (Amendment) Bill, 2019 - Bill Summary |last= |first= |date= |website=PRS Legislative Research |language=en|access-date=10 Desember 2019}}</ref><ref>{{Cite web |url=https://indianexpress.com/article/explained/where-the-citizenship-amendment-bill-does-not-apply-parliament-6157094/ |title=Explained: Where the Citizenship (Amendment) Bill does not apply |last=Saha |first=Abhishek |date=9 Desember 2019 |website=The Indian Express |language=en|access-date=10 Desember 2019}}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.indiatoday.in/education-today/gk-current-affairs/story/what-is-citizenship-amendment-bill-2016-1372701-2018-10-22 |title=What is the Citizenship (Amendment) Bill 2016? |website=India Today |language=en|accessdate=26 Januari 2019}}</ref> Pencantuman Manipur dalam Izin Jalur Dalam juga diumumkan pada 9 Desember 2019.<ref name=":3">{{Cite web |url=https://timesofindia.indiatimes.com/india/bringing-ilp-for-manipur-3-ne-states-will-be-out-of-cab/articleshow/72449076.cms |title=Bringing ILP for Manipur, 3 NE states will be out of CAB |last=Jain |first=Bharti |language=en|date=10 Desember 2019 |website=The Times of India |access-date=11 Desember 2019}}</ref>
 
RUU tersebut mencakup ketentuan baru untuk pembatalan pendaftaran [[Kewarganegaraan Luar Negeri India]] (OCI) seperti pendaftaran melalui penipuan, dalam kasus pemegang OCI dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun atau lebih dalam waktu lima tahun pendaftaran dan yang membutuhkan dalam kepentingan kedaulatan dan keamanan India. Ini juga termasuk ketentuan tentang pelanggaran hukum yang diberitahukan oleh pemerintah pusat. Ini juga menambah peluang bagi pemegang OCI untuk didengar sebelum pembatalan.<ref name="PRS highlights" />
 
===Pengecualian untuk warga muslim===
Warga muslim dari Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kewarganegaraan di bawah UU yang baru.<ref>Helen Regan, Swati Gupta and Omar Khan, "[https://www.cnn.com/2019/12/11/asia/india-citizenship-amendment-bill-intl-hnk/index.html India passes controversial citizenship bill that excludes Muslims]," ''[[CNN News]]''.</ref><ref>Sam Gringlas, "[https://www.npr.org/2019/12/11/787220640/india-passes-controversial-citizenship-bill-that-would-exclude-muslims India Passes Controversial Citizenship Bill That Would Exclude Muslims]", ''[[NPR]]''</ref><ref>[https://www.japantimes.co.jp/news/2019/12/12/asia-pacific/social-issues-asia-pacific/indias-parliament-passes-contentious-citizenship-bill-excluding-muslims/#.XfP3sR-YVNB India's Parliament passes contentious citizenship bill excluding Muslims], ''[[Japan Times]]''</ref> Kritikus mempertanyakan hal tersebut. Amandemen membatasinya pada negara tetangga mayoritas Muslim di India dan, kedua, tidak menyadarinya tentang Muslim yang teraniaya di negara-negara itu, seperti [[Ahmadiyah]] di Pakistan dan [[Hazara]] di Afghanistan dan Pakistan. Dikatakan ada pengungsi dari kelompok-kelompok ini di India, yang belum ditawari bantuan.<ref name="Fair Observer">Nafees Ahmad, [https://www.fairobserver.com/region/central_south_asia/refugees-rights-india-south-asian-world-news-headlines-97021/ The Status of Refugees in India], Fair Observer, 12 September 2017.</ref><ref name="IE explained">[https://indianexpress.com/article/explained/explained-how-to-be-a-citizen-of-india-earlier-now-6165960/ Question & Answer: Citizenship amendment law explained], The Indian Express, 14 Desember 2019.</ref>
 
===Pengecualian negara non-muslim===
Undang-undang ini tidak termasuk negara-negara tetangga non-Muslim di India. Sebagai contoh, Undang-Undang ini tidak pernah membahas tentang pengungsi Hindu dari Sri Lanka. Partai-partai politik seperti [[Dravida Munnetra Kazhagam]] dengan dukungan [[Biju Janata Dal]] dan [[Shiv Sena]] telah menginginkan hak kewarganegaraan otomatis untuk umat Hindu Tamil dari Sri Lanka.<ref>{{Cite web|url=https://www.republicworld.com/india-news/general-news/as-cab-gets-tabled-in-rajya-sabha-exclusion-of-sri-lankan-tamils-caus|title=As CAB gets tabled in Rajya Sabha, exclusion of Sri Lankan Tamils causes dismay|last=World|first=Republic|website=Republic World|access-date=16 Desember 2019}}</ref> Mereka diizinkan [[Pengungsi di India|menetap secara hukum]] di [[Tamil Nadu]] pada 1980-an dan 1990-an karena kekerasan sistemik dari warga Sinhala di pulau tersebut, dan juga warga "Bukit Tamil" yang dibawa ke Sri Lanka pada masa kolonial yang ingin kembali.<ref>{{Cite web|url=https://www.eurasiareview.com/16112019-plea-to-render-justice-for-malaiha-hill-country-tamil-refugees-from-sri-lanka-oped/|title=Plea To Render Justice For Malaiha (Hill Country) Tamil Refugees From Sri Lanka – OpEd|author2=SAAG|author1=V. Suryanarayan| date=16 November 2019|website=Eurasia Review|language=en-US|access-date=19 Desember 2019}}</ref>
 
Undang-undang ini tidak memberikan bantuan kepada para pengungsi Buddha Tibet dari Tiongkok. Mereka datang ke India pada 1950-an dan 1960-an. Status mereka telah menjadi pengungsi selama beberapa dekade, meskipun satu sumber menyatakan bahwa Dalai Lama diberikan suaka politik pada tahun 1959. Menurut laporan [[Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi|UNHCR]] 1992, pemerintah India saat itu menyatakan bahwa mereka tetap menjadi pengungsi dan tidak memiliki hak untuk memperoleh kewarganegaraan India.<ref>{{Cite web|url= https://www.refworld.org/docid/3ae6aab124.html |title=Refworld {{!}} India: 1) Legal status of Tibetan refugees; 2) Rights of Tibetans to Indian nationality|last=untuk Pengungsi|first=Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa|website=Refworld|language=en|access-date=17 Desember 2019}}</ref>
 
== Akibat ==