Herman Monim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 3:
Monim dilantik menjadi Wakil Gubernur Irian Jaya pada 7 Oktober 1996. Monim bertugas membantu gubernur dalam urusan ekonomi dan pemerintahan wilayah kedua ([[Biak Numfor]], [[Yapen]]-[[Waropen]] dan [[Paniai]]). Kantor Monim awalnya berlokasi di Jayapura, tetapi kemudian dipindahkan ke Timika, ibu kota ''de facto'' wilayah kedua.<ref>{{cite news|last=NIC|date=9 October 1996|title=Nama dan Peristiwa: Mendagri Yogie SM belakangan ini tidak mau sembarangan memberikan komentarnya kepada wartawan|work=Kompas|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18476412}}</ref> Namun, karena kerusuhan yang terus menerus dan ketidakmampuannya menghadapi "orang gunung" (istilah orang Papua untuk penduduk desa), ia hanya tinggal di Timika selama sebulan dan kembali ke Jayapura.<ref>{{Cite web|last=Ilahi|first=Wahyu|date=2 November 2019|title=Asosiasi Bupati Wilayah Mee Pago Dukung Papua Tengah {{!}} Timika eXpress|url=https://timikaexpress.com/asosiasi-bupati-wilayah-mee-pago-dukung-papua-tengah/|url-status=live|archive-url=|archive-date=|access-date=2021-01-08|website=Timika Express|language=id-ID}}</ref> Selama menjabat sebagai wakil gubernur, Herman menjabat sebagai penjabat [[Bupati Nabire]] dari tahun 1998 hingga 1999.<ref>{{Cite web|title=Drs. Herman Monim (Caretaker) – Website Resmi Pemerintah Kabupaten Nabire|url=https://nabirekab.go.id/portal/drs-herman-monim-caretaker/|access-date=2021-01-08|language=en-US}}</ref>
 
Setelah [[Kejatuhan Soeharto|jatuhnya Presiden Suharto]], penggantinya, Presiden [[B.J. Habibie]], mengesahkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 pada tanggal 4 Oktober 1999, yang secara efektif mengubah wilayah kedua menjadi provinsi Irian Jaya Tengah. Monim dilantik untuk jabatan delapan hari kemudian.<ref>{{cite news|date=13 October 1999|title=Dilantik, Gubernur Irja dan Maluku Utara|work=Kompas|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18456606}}</ref> Namun pembentukan provinsi ditentang oleh sekelompok besar orang Papua dan oleh [[Freddy Numberi]], [[Gubernur Irian Jaya]].<ref>{{Cite news|last=Ama|first=Kornelis Kewa|date=4 May 2005|title=Bergelut dengan Bayangan Sendiri|work=Kompas|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/17496402|url-status=live|access-date=}}</ref> Kerusuhan meningkat menjadi perang saudara lima hari antara pendukung dan penentang provinsi, menyebabkan lima orang tewas. Perang saudara berakhir pada 27 November 2003 ketika pemerintah mengumumkan pembubaran provinsi dan secara efektif menggulingkan Monim. Kesepakatan damai antara dua faksi ditandatangani pada hari berikutnya.<ref>{{Cite news|last=Manggut|first=WenseslausAdministrator|last2=Levi|first2=Cunding|date=1 September 2003|title=Pemekaran yang Menyulut Perang|work=[[Tempo.co]]|url=https://majalah.tempo.co/read/nasional/90094/pemekaran-yang-menyulut-perang|url-status=live|access-date=}}</ref>
 
Dalam wawancara pada 2019, Bupati Nabire, [[Isaias Douw]], menyalahkan kegagalan Monim karena asal usulnya. Menurut Douw, Monim orang pesisir yang membuatnya tidak dapat memerintah pedesaan Irian Jaya Tengah.<ref>{{Cite news|last=Modes|first=|date=27 June 2019|title=Bupati Isaias Titip Pesan Pemekaran Papua Tengah dan Nabire Sebagai Kota Madya|work=Papua Pos Nabire|url=https://www.pasificpos.com/bupati-isaias-titip-pesan-pemekaran-papua-tengah-dan-nabire-sebagai-kota-madya/|url-status=live|access-date=}}</ref>