Dja Endar Moeda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k ~cite
Baris 8:
Sepulang dari naik haji tahun 1893, Dja Endar Moeda mengganti namanya menjadi Haji Muhammad Saleh dan memutuskan bermukim di [[Kota Padang]].<ref name=":0" /> Di sana, ia mendirikan sekolah swasta dan menjadi redaktur ''[[Pertja Barat]].''<ref name=":2">{{Cite web|last=Arya|first=Mohammad|date=2017-09-28|title=Bukan 'Boedi Oetomo', Organisasi Sosial Pertama di Indonesia Ternyata dari Padang|url=https://padangkita.com/bukan-boedi-oetomo-organisasi-sosial-pertama-di-indonesia-ternyata-dari-padang/|website=Padangkita.com|language=id|access-date=2023-12-20}}</ref> Surat kabar ini didirikan oleh Lie Bian Goan dan terbit pertama kali Juni 1894.{{Sfn|Sastri|2014|p=42}} Berdasarkan laporan ''[[Sumatra Courant]]'' untuk edisi 20 Februari 1900, organisasi [[Medan Perdamaian]] didirikan Dja Endar Moeda pada tahun 1900.<ref>{{Cite web|last=Effendi|first=Ahmad|date=2023-10-07|title=Jejak Klub Sosial Anak Muda di Jogja yang Menginspirasi Pembentukan Boedi Oetomo|url=https://mojok/kilas/memori/jejak-klub-anak-muda-di-jogja-yang-menginspirasi-boedi-oetomo/|website=|language=id|access-date=2023-12-20}}</ref> Organisasi ini pun berkembang dan juga berdiri di [[Kota Pematangsiantar|Pematang Siantar]], [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi.]]<ref>{{Cite journal|last=Santosa|first=Ramadhani Putra|last2=Sayogya|first2=Muhammad Hadi|last3=Abadi|first3=Muhammad Imam|date=2021|title=Pembubaran Ormas Radikal Dalam Perspektif Undang-Undang No. 16 Tahun 2017|url=https://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/DMH/article/view/2019|journal=Dinamika Hukum & Masyarakat|volume=4|issue=2|pages=1-6|doi=10.30737/dhm.v3i2.2019}}</ref> Selama menjadi ketua, Dja Endar Moeda memberikan sumbangan untuk meningkatkan pendidikan di Semarang senilai 14.490 gulden yang dilaporkan oleh surat kabar [[De Locomotief|''De Locomotief'']] pada edisi 21 Agustus 1902 melalui Ophuijsen. Pada tahun 1907, organisasi ini juga berdiri di Medan dan membentuk klub sepakbola dengan nama yang sama dan berkompetisi pada tahun 1908 di Medan. Organisasi ini pun juga berdiri di [[Kota Palembang|Palembang]] dan [[Batavia]] dipimpin oleh [[Mohammad Sjafei|Mohamad Sjafe'i]] dan Tjik Nang sebagai wakil.<ref name=":2" />
 
Selain ''Pertja Barat'', Dja Endar Moeda juga menjadi pemimpin redaksi dua surat kabar, yaitu ''Tapian Na Oeli'' atau dalam [[Bahasa Mandailing|bahasa Batak Mandailing]] yang artinya "Pemandian yang Indah" dan ''Insulinde''. ''Tapian Na Oeli'' terbit di [[Kota Sibolga|Sibolga]] pada tanggal 20 Oktober 1900.<ref>{{Cite book|date=1996|url=https://books.google.co.id/books?id=iKPkAAAAMAAJ&q=Tapian+Na+Oeli+20+Oktober+1900&dq=Tapian+Na+Oeli+20+Oktober+1900&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiZ8I7GkaqDAxWs8DgGHRjDDYwQ6AF6BAgGEAI|title=Nalar dan naluri: 70 tahun Daoed Joesoef|publisher=Centre for Strategic and International Studies|pages=217|language=id|url-status=live}}</ref> Surat Kabar ini diterbitkan dalam bahasa Mandailing menggunakan [[Alfabet Latin|huruf latin]] oleh L.J.W. Stritzko. Terbit sebanyak delapan halaman seminggu sekali, surat kabar ini memuat beragam jenis berita dengan biaya langganan sebanyak enam gulden setiap tahun. Surat kabar ini berhenti terbit pada tahun 1903. <ref>{{Cite journal|last=Azhari|first=Ichwan|date=2023|title=Soara Batak: The Batak People's Resistance Newspaper in the Colonial Period (1919-1932)|url=https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ihis/article/view/15173|journal=Indonesian Historical Studies|language=en|volume=6|issue=2|pages=179–191|doi=10.14710/ihis.v6i2.15173|issn=2579-4213}}</ref>
 
Adapun ''Insulinde'' merupakan majalah pendidikan yang diterbitkan di Pulau Jawa dan Sumatera.<ref>{{Cite book|last=Harahap|first=Basyral Hamidy|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=-GRwAAAAMAAJ&q=Dia+menulis+dalam+kolom+editor+..&dq=Dia+menulis+dalam+kolom+editor+..&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi6jMmMmqqDAxXTR2wGHUiNAwcQ6AF6BAgIEAI|title=Derap langkah Mandailing-Natal|publisher=Himpunan Keluarga Mandailing|pages=33|language=id|url-status=live}}</ref> Surat kabar ini diterbitkan pertama kali pada bulan April 1901 yang bertujuan meningkatkan peranan guru dan priyayi untuk mencapai kemajuan bangsa. Majalah ini mirip dengan ''Matahari Terbit'' yang terbit pada tahun 1895 di [[Kota Probolinggo|Probolinggo]] oleh P. Schuitmaker. Majalah ini terbit hingga Februari 1905 dan mengalami kebangkrutan sehingga dia membagi aset penerbitan ini dengan rekannya, yaitu J. C. Holtzappel.{{sfn|Ahmat Adam|2018|p=128}}
Baris 26:
Setelah pindah dari Padang, Dja Endar Moeda mendirikan media cetak di Kutaraja (sekarang [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]) dengan nama ''[[Pemberita Atjeh]]'' didirikan pada 1906.<ref>{{Cite web|date=2023-02-13|title=Menyoal Bapak Pers Indonesia di HPN 2023|url=https://waspadaaceh.com/menyoal-bapak-pers-indonesia-di-hpn-2023/|website=Waspada Aceh|language=id|access-date=2023-12-30}}</ref> Surat kabar ini merupakan surat kabar pertama yang berbahasa Melayu pertama di Aceh.<ref>{{Cite book|last=Sudirman|date=2012|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/21240/1/2012-Buku-Peranan%20Media%20Era%20Perjuangan.pdf|title=Peranan media massa pada masa perjuangan mempertahankan Kemerdekaan RI di Aceh 1945-1949|location=Banda Aceh|publisher=Balal Peleslarlan Sejarah dan Nila Tradlslonal Banda Aceh|editor-last=Muchsin|editor-first=Misri A.|pages=15|url-status=live}}</ref> Kepindahan Dja Endar Moeda ke Kutaraja juga menyerahkan kepengurusan ''Pertja Barat ke'' Dja Endar Boengsoe atau Abdul Kahar.{{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146}}' Pada tahun 1908, dia Dja Endar Moeda pindah ke [[Kota Medan|Medan]] dan menerbitkan surat kabar ''[[Warta Berita]]'' serta ''[[Minangkabaoe]] dan'' membantu penerbitan [[Pembrita Betawi]] di [[Batavia]].<ref name=":3" /> Kedua surat kabar hanya bertahan hingga 1909. {{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146}} ''Pembrita Atjeh'' juga berhenti terbit pada tahun yang sama karena adanya saingan surat kabar yang juga tertbit di kota yang sama 1907 bernama [[Sinar Atjeh]] yang dieditori oleh Liem Soen What.<ref name=":1" />
 
Pada tahun 1910, ia mendirikan sebuah surat kabar bernama ''Pewarta Deli'' yang dimiliki oleh penerbitan N.V. Sjarikat Tapanuli. Mayoritas dari tim penyunting merupakan orang dari [[Suku Mandailing]] dan [[Suku Angkola]]. Surat kabar ini menjadi surat dalam Bahasa Melayu pertama yang terbit di Medan dan dimiliki oleh orang pribumi dengan Dja Endar Moeda.dengan dirinya sebagai pemimpin redaksi.<ref>{{Cite journal|last=Agustono|first=Budi|last2=Affandi|first2=Kiki Maulana|last3=Junaidi|first3=Junaidi|date=2021|title=Benih Mardeka in the Political Movement in East Sumatra, 1916–1923|url=https://dx.doi.org/10.21315/kajh2021.28.2.6|journal=KEMANUSIAAN The Asian Journal of Humanities|volume=28|issue=2|pages=135–157|doi=10.21315/kajh2021.28.2.6|issn=1394-9330}}</ref> Selain Dja Endar moeda, Soetan Malenggang bertindak sebagai administrator sekaligus menempatkan anaknya Kamaruddin dalam jabatan asisten editor. Pendirian surat kabar ini bertujuan untuk meningkatkan produksi suratkabar berbahasa Melayu di [[Sumatera Utara]]. Namun, hubungan Dja Endar Moeda dan pihak direksi tidak berjalan harmonis yang ditunjukkan denga tulisan Dja Endar Moeda dalam surat kabarnya ''Pertja Barat'' mencaci maki direksi dan surat kabar tersebut sehingga ia keluar pada tahun 1911 bersama dengan anaknya.<ref>{{Cite book|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=bN4MAQAAMAAJ&q=direksi+dan+mencela+Pewarta+Deli+pertja+barat&dq=direksi+dan+mencela+Pewarta+Deli+pertja+barat&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjzmZHFmrmDAxVm2jgGHUHIA_MQ6AF6BAgFEAI|title=Kronik kebangkitan Indonesia: 1908-1912|publisher=I:boekoe|isbn=978-979-1436-09-0|pages=353, 375|language=id|url-status=live}}</ref> Berdasarkan tulisan di ''Pewarta Deli'', Dja Endar Moedaa dicerca hendak menjatuhkan perusahaan tersebut sehingga dia digantikan sebagai pemimpin redaksi. <ref>{{Cite book|last=Said|first=Mohammad|date=1976|url=https://books.google.co.id/books?id=QjFeAAAAIAAJ&q=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&dq=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi3sJHyirmDAxVDVmwGHRCdA4YQ6AF6BAgFEAI|title=Sejarah pers di Sumatera Utara, dengan masyarakat yang dicerminkannya, 1885-Maret-1942|publisher=Waspada|pages=57|language=id|url-status=live}}</ref> Kemimpinan redaksi digantikan oleh [[Soetan Parlindoengan]] pada tanggal 18 Januari 1911.<ref>{{Cite book|last=Idrus|first=Ani|date=1985|url=https://books.google.co.id/books?id=SXUcAAAAMAAJ&q=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&dq=Dja+Endar+moeda+18+Januari+1911&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjJ4PXqm7mDAxWiamwGHZ1PAPAQ6AF6BAgJEAI|title=Sekilas pengalaman dalam pers dan organisasi PWI Sumatera Utara|publisher=Waspada|pages=17|language=id|url-status=live}}</ref> Pada saat itu, direktur perusahaan Syarikat Tapanoeli diketuai oleh haji Mohamad Tahir yang bekerja sebagai juru tulis untuk [[Tjong A Fie]]. Selain Tahir, juga ada Haji Ibrahim Penghulu Pekan, Haji Abdul Hamid Pandjang Janggut, Haji Oesman serta beberapa penyalur batik di kursi direksi.<ref>{{Cite book|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=docLAQAAMAAJ&pg=PA61&lpg=PA61&dq=Dja+Endar+Moeda++Sjarikat+Tapanuli&source=bl&ots=6kDYAxmZrX&sig=ACfU3U3oA72jl5gIdBYiNxEbJqJss4H3uw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiC9ZXnibmDAxW22DgGHTM1C144HhDoAXoECAIQAw|title=Seabad pers kebangsaan, 1907-2007|publisher=I:Boekoe|isbn=978-979-1436-02-1|pages=61|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Pada tahun yang sama, setelah keluar dari ''Pewarta Deli'', Dja Endar Moeda menerbitkan ''[[Bintang Atjeh]]''. Edisi pertama surat kabar ini diterbitkan pada tanggal 1 Juni 1911. Tidak ada catatan sampai kapan surat kabar ini terbit, namun diperkirakan tidak sampai hingga 1913.{{sfn|Ahmat Adam|2018|pp=145-146}}