Kota Pekanbaru: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Abcws3021 (bicara | kontrib)
k Perbaikan tata bahasa sehingga bahasa yang digunakan lebih efisien dan efektif
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Abcws3021) dan mengembalikan revisi 25747250 oleh Aris Rizki Maulana (malah bahasa yang digunakan kurang efisien dan efektif): bahkan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 164:
Pada tahun 2014, Pekanbaru telah menjadi kota keempat berpenduduk terbanyak di Pulau [[Sumatra]], setelah [[Medan]], [[Palembang]] dan [[Bandar Lampung]], sekaligus kota terbesar kesepuluh di Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi Pekanbaru yang cukup pesat, menjadi pendorong laju pertumbuhan penduduknya.
 
Etnis [[Minang]] merupakan menjadi etnis mayoritas/terbesar pertama dengan persentase sekitar 37,96%.<ref name="leo"/> Etnis [[Minang]] umumnya bekerja sebagai profesional dan pedagang. Populasi yang cukup besar telah mengantarkan [[Bahasa Minang]] sebagai bahasa pasar dan pergaulan yang umum digunakan oleh penduduk kota Pekanbaru yangserta bahkanjuga tidakbahasa bersukuMelayu minang.lokal Bahasayang Melayukurang juga digunakan,dominan tetapi cenderung hanya diantara suku Melayu sendiri. Namun,tetap bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa utama untuk bahasa persatuan komunikasi antar suku.
 
Selain itu, etnis yang memiliki proporsi cukup besar adalah [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Batak|Batak]], dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Perpindahan ibu kota Provinsi Riau dari Tanjungpinang ke Pekanbaru tahun 1959, memiliki andil besar menempatkan [[Suku Melayu]] mendominasi struktur birokrasi pemerintahan kota, namun sejak tahun 2002 hegemoni mereka berkurang seiring dengan berdirinya Provinsi [[Kepulauan Riau]] dari pemekaran Provinsi [[Riau]].