Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 70:
 
*[[Samuel Kristian Lerik]]
 
 
https://www.kompas.id/baca/arsip/2019/01/07/dan-para-copet-pun-bermusyawarah
 
=== Dan Para Copet Pun Bermusyawarah ===
KOMPAS edisi Senin 7 Januari 2019Halaman: 11Penulis: XAR
 
=== Dan Para Copet Pun Bermusyawarah ===
XAR
Dan Para Copet Pun Bermusyawarah
 
Pencopet dari Bandung, Surabaya, Semarang, Jakarta, dan Yogyakarta bermusyawarah di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Januari 1977. Musyawarah juga dihadiri dua tokoh copet dari Palembang selaku peninjau. Salah satu hal yang dibicarakan adalah bahwa pencopet perlu meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi aksi copet, terutama menyangkut ketertiban.
 
Dibahas pula tentang wilayah operasi yang harus dipatuhi. Mereka mempunyai pembagian wilayah masing-masing. Saat itu, banyak pencopet ”bekerja” di luar wilayah yang telah ditentukan atau mencopet di wilayah kelompok lain.
 
Pada 1977, aksi pencopetan dan penodongan dinilai meresahkan warga. Sampai-sampai Menteri Pertahanan dan Keamanan menginstruksikan kepada Kapolri Jenderal Polisi Widodo Budidarmo untuk melakukan pembasmian. Instruksi serupa juga dikeluarkan Kas Kopkamtib Laksamana Sudomo kepada Kepala Daerah Kepolisian (Kadapol) Metro Jaya Mayor Jenderal Polisi Sutadi untuk membasmi pencopetan dan penodongan.
 
Sudomo mengatakan bahwa pencopetan mungkin hanya bermotif mencari makan atau malas bekerja. ”Tetapi, bagaimanapun, itu adalah kejahatan yang harus ditindak tegas,” kata Sudomo.
 
Selain dompet dan jam, pulpen atau pena bermerek terkenal menjadi sasaran copet. Sekali peristiwa pada September 1979, seorang pencopet berhasil menyambar pena bermerek Parker dari seorang pria yang sedang berjalan-jalan di Alun-alun Bandung. Berkat petunjuk saksi mata, korban pencopetan itu mengetahui identitas pencopet. Laki-laki yang kecopetan itu pun berjalan mendahului si pencopet.
 
”Dengan cekatan, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia meraih pena yang ada di saku pencopet tersebut,” tulis ''Kompas'', 1 September 1979.
 
Dan, betapa kagetnya ia ketika melihat pena yang diambil dari saku si pencopet ternyata bukanlah pena miliknya, melainkan pena lain yang harganya jauh lebih mahal.