Sunan Giri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adhiyan216 (bicara | kontrib)
Nusantara1945 (bicara | kontrib)
k Penambahan referensi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 60:
 
Catatan dalam Serat Walisana tersebut menggunakan bahasa [[semiotika]], menunjukkan [[lambang]] yang punya makna, dan di setiap peristiwa dibahasakan dengan [[sengkala]] yang juga mengandung arti waktu peristiwa tersebut.
 
Dalam Babad Ing Giri kedhaton disebutkan :
 
''"punika pretelan sejarahipun kanjeng nabi muhammad sallallahualaihi wasalam ,manka maulana ishaq apeputra kanjeng susuhunan prabu sadmata ingkang ndalem giri kedhaton ,manka susuhunan prabu satmata menggah garwa padminipun anenggih putrane pangeran ing bungkul negari surapringga (surabaya) ,manka susuhunan prabu satmata apeputra Sunan Dalem ,nuli apeputra mas Kartosuro" ( Babad giri Kedhaton : 113 - 116)''
 
Berbeda dengan di [[Babad Tanah Jawi]], dalam catatan Prof. Agus Sunyoto di bukunya Atlas Wali Songo ( hlm.172)<ref>{{Cite book|last=Sunyoto|first=Agus|date=2007|url=https://archive.org/details/atlaswalisongo|title=Atlas Wali Songo|location=Depok|publisher=Pustaka Ilman|isbn=9786028648097|pages=172|url-status=live}}</ref> menyebut nama ayah Sunan Giri adalah Maulana Ishaq, sedangkan di Serat Walisana disebutkan bahwa ayahnya Sunan Giri adalah Sayyid Yaqub atau Pangeran Raden Wali Lanang. Ibunya Sunan Giri yang ditulis dalam Serat Walisana adalah Retno Sabodi, sementara yang tertulis di Babad Tanah Jawi adalah Dewi Sekardadu.