Sondonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Sondonesia''' adalah sebuah nama negara fiktif dalam cerita Petualangan Tintin karya Hergé. Nama negara ini disebut di buku Penerbangan 714 dan cerita [[T...' |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
Oleh para pembajak pesawat jet pribadi itu diterbangkan ke Pulau-Pulau Bompa di [[Laut Sulawesi]]. Dalam edisi [[Bahasa Inggris]], nama kepulauan tersebut ditulis apa adanya seperti dalam edisi [[Bahasa Indonesia]]. Berdasarkan fakta ini, ditambah dengan kontak radio terakhir dengan menara pengawas di [[Makassar]], maka bisa diperkirakan bahwa Pulau-Pulau Bompa terletak di sebelah utara Pulau [[Sulawesi]] dan sebelah selatan Pulau Mindanao. Dengan demikian, Sondonesia bisa diperkirakan sebagai sebuah negara kepulauan di [[Laut Sulawesi]].
Walaupun terletak di [[Laut Sulawesi]], posisi negara ini tidaklah terlalu jauh dari [[Kalimantan]], terbukti dengan adanya hewan monyet [[bekantan]] (Proboscis Monkey atau ''Nasalis larvatus'') yang berasal dari Pulau [[Kalimantan]]. Hewan ini menjadi bahan tertawaan Allan akan pemimpin komplotan mereka dan musuh besar [[Tintin]], [[Rastapopoulos]], yang memiliki bentuk hidung yang sangat mirip.
Masih dalam cerita [[Penerbangan 714]], Sondonesia digambarkan sebagai negara yang masih mengalami perang saudara. Oleh karenanya, Allan, salah satu penjahat dalam cerita ini, bisa menggunakan jasa para pemberontak Sondonesia untuk membantunya menjalankan niat jahatnya dengan janji untuk membantu kaum pemberontak tersebut. Orang-orang Sondonesia ini berbicara dalam [[Bahasa Indonesia]], seperti yang tampak pada seorang nelayan yang marah karena pesawat Carreidas terbang terlalu rendah dan pada dua orang Sondonesia yang menjaga tempat penahanan Tintin dan teman-temannya. Bahkan, kedua penjaga ini menyebutkan penyedap makanan khas Jawa, sambal bajak, sebagai menu yang mereka nikmati. ▼
▲Masih dalam cerita [[Penerbangan 714]], Sondonesia digambarkan sebagai negara yang masih mengalami perang saudara. [[Hergé]] terlihat sangat jelas lewat karyanya ini sedang terpengaruh oleh situasi dalam negeri Kambodia yang sedang kacau waktu buku ini sedang ditulis (paruh dasawarsa 1960an). Oleh karenanya, Allan, salah satu penjahat dalam cerita ini, bisa menggunakan jasa para pemberontak Sondonesia untuk membantunya menjalankan niat jahatnya dengan janji untuk membantu kaum pemberontak tersebut. Orang-orang Sondonesia ini berbicara dalam [[Bahasa Indonesia]], seperti yang tampak pada seorang nelayan yang marah karena pesawat Carreidas terbang terlalu rendah dan pada dua orang Sondonesia yang menjaga tempat penahanan Tintin dan teman-temannya. Bahkan, kedua penjaga ini menyebutkan penyedap makanan khas Jawa, sambal bajak, sebagai menu yang mereka nikmati.
Dalam cerita [[Tintin dan Alph-Art]] yang tidak sempat diselesaikan oleh [[Hergé]], kedutaan besar Sondonesia menjadi tempat sebuah perjamuan mewah dimana wakil-wakil dari [[Syldavia]], [[Borduria]] dan [[San Theodoros]] menghadirinya.
==Pranala Luar==
|