Tan Hong Boen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Igho (bicara | kontrib)
baru
 
Igho (bicara | kontrib)
Baris 4:
Tan Hong Boen lahir di [[Slawi]], [[Hindia Belanda]], pada tanggal 27 Februari 1905. Menurut [[Myra Sidharta]] dalam artikel berjudul ''Tan Hong Boen, man of many faces'' yang diterbitkan oleh majalah ''Asian Culture'' [[Singapura]] pada 1993, Im Yang Tjoe adalah salah satu dari sekian nama pena milik seorang sastrawan asal Slawi, [[Kabupaten Tegal]], yang bernama asli Tan Hong Boen. Dia merupakan anak dari keluarga Tan Boeng Keng di Slawi. Selain nama Im Yang Tjoe, ada nama lain milik Tan Hong Boen di antaranya Ki Hadjar Dharmopralojo dan Ki Hadjar Sukowijono. Bahkan, Boen pernah menggunakan nama genit Madame d'Eden Lovely. Namun demikian, nama Im Yang Tjoe menjadi nama yang paling disukainya, karena Boen memakainya sejak 1925 sampai dengan 1950-an.
 
Boen memang terlahir sebagai seorang penulis. Novelnya yang pertama berjudul ''Soepardi dan Soendari'' (Berpisa Pada Waktoe Hidoep, Berkoempoel Pada Waktoe Mati), terbit dalam majalah ''Penghidoepan'' di Surabaya pada 1925. Inilah kali pertama Boen menggunakan nama samaran Im Yang Tjoe, ketika itu dia berusia 20 tahun. Sebagian karyanya yang lain seperti ''Oh Harta'' yang terbit pada 1928, ''Itoe Bidadari dari Rawa Pening'' dan ''Koepoe-Koepoe di Dalam Halimoen'' keduanya pada 1929, ''Soerat Resia di Tangkoe-ban-praoe'' pada 1930. Selanjutnya, ''Ketesan Aer Mata di Padang-lalang'' pada 1930, ''Gelap Goelita Lantaran Sajapanja Kampret dari Yomani'' pada 1931. Kemudian pada 1933, Boen menulis dua novel lainnya, ''Angin Pagoenoengan'' dan ''Koemandangnja Soemoer Djalatoenda''. Karya-karya itu terbit di berbagai kota di Jawa. Setelah Indonesia merdeka, Boen juga menulis banyak cerita berlatar legenda rakyat, sejarah nusantara, dan tokoh pewayangan. 1930 sampai dengan 1932, Boen pernah menjadi pemimpin redaksi ''Soemanget'' [[Bandung]].
 
==Karya==