Muna Masyari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
Baris 20:
 
Dirinya mulai suka dengan dunia sastra sejak bangku sekolah dasar. Ia kerap membaca buku-buku sastra dan menulis di perpustakaan. Ia mulai mengenal lebih jauh soal cerpen ketika mempelajarinya berdasar ''postingan'' cerpen dari [[Facebook]]. Selain itu pula, dia belajar kepada [[Mahwi Air Tawar]], salah seorang sastrawan di Pulau Madura. Awalnya ia kirim cerpen-cerpennya di majalah religi, koran-koran di [[Surabaya]], yang dalam pada itu, cerpennya beberapa kali diterima dan beberapa kali ditolak, sebelum melangkah mengirim cerpen ke harian ''Kompas''.<ref name=korankom/> Penerima penghargaan cerpen terbaik di tahun 2017 ini pernah bercerita bahwa dirinya sudah sejak 2010 mengirim cerpen, namun baru tahun 2016 cerpennya itu diterima.<ref name=kompas2>{{cite news |title=Regenerasi Penulis Sastra Kini Melaju |url=https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20180629/281517931859501 |author=Dewabrata, Wisnu |website=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]] |date=29 Juni 2018 |accessdate=1 Agustus 2018}}</ref> Cerpen yang diterima oleh rubrik ''Cerpen'' di harian ''Kompas'' itu berjudul "Celurit Warisan". Selama perjuangannya mengirim cerpen itu, ia pernah frustasi. Tapi ia sadar, bahwa semua penulis pasti pernah mengalami permasalahan seperti ini.<ref name=korankom/>
 
Setahun kemudian, cerpennya yang berjudul "Kasur Tanah" kemudian digolongkan surat kabar ''Kompas'' sebagai "Cerpen Terbaik Kompas 2017". Sebelum itu, di tahun 2016, cerpennya yang berjudul "Celurit Warisan" juga masuk ke dalam "20 Cerpen Pilihan Kompas 2016".<ref name=korankom/> Cerita Kasur Tanah yang ditulis Muna ini berhasil menggeser 20 penulis cerpen lainnya seperti [[Ahmad Tohari]], [[Radhar Panca Dahana]], [[Agus Noor]], [[Djenar Maesa Ayu]], dan lainnya. Kisah ini kemudian diangkat sebagai pertunjukan teater oleh [[Teater Mandiri]] yang disutradarai oleh [[Putu Wijaya]].<ref name=kompas3>{{cite news |title=Kasur Tanah Terpilih Jadi Cerpen Terbaik Kompas 2017 |url=https://entertainment.kompas.com/read/2018/06/28/214637910/kasur-tanah-terpilih-jadi-cerpen-terbaik-kompas-2017 |author=Pangerang, Andi Muttya Keteng |editor=Dewi, Bestari Kumala |website=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]] |date=28 Juni 2018 |accessdate=3 Agustus 2018}}</ref> Kisah-kisah yang ia tuturkan banyak menuliskan aneka tradisi lokal Madura, dan mengisahkannya pada para pembaca masa kini yang mungkin tidak tahu banyak soal ragam tradisi lokal Madura.<ref name=korankom/>
 
== Kehidupan pribadi ==
Muna adalah istri dari M Khotib, yang sekampung dengannya. Muna memiliki usaha jahitan, yang walau memiliki kesibukan siang malam, ia katakan "tidak pernah lupa menyisihkan waktu untuk membaca dan menulis sastra". Sehingga, bisa dikatakan manakala dia mendapat ide saat menjahit, ia menulis. Kemudian menjahit lagi, dan seterusnya. Sehingga, kisah yang ia tulis dikerjakan di antara tumpukan kerja. Selain itu, dia juga mengurus rumah tangga di luar usaha jahitan dan kegiatan sastranya.<ref name=korankom/>
 
== Referensi ==