Soesilo Toer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
Pulang ke Indonesia: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 32:
 
== Pulang ke Indonesia ==
Pada tahun 1973, pada masa pemerintahan [[Soeharto]] Soes ditangkap karena dianggap punya hubungan dengan [[Partai Komunis Indonesia]].<ref name=tempo/> Dia dijebloskan ke penjara selama sekitar 5,5 tahun.<ref name=kom3>{{cite news |url=https://regional.kompas.com/read/2018/06/04/15430691/kisah-soesilo-toer-dituding-pki-jadi-pemulung-lalu-bangun-perpustakaan-untuk?page=all |title=Kisah Soesilo Toer Dituding PKI, Jadi Pemulung Lalu Bangun Perpustakaan untuk Sang Kakak (2) |author=Nugroho, Puthut Dwi Putranto |editor=Damanik, Caroline |website=Kompas |date=4 Juni 2018 |accessdate=7 Juli 2018}}</ref> Ia langsung ditangkap ketika turun dari pesawat. Tanpa pembuktian dan pengadilan mengenai penangkapannya, ia dilepas dari penjara pada 28 Oktober 1978, tepat 50 tahun Sumpah Pemuda. Diketahui, sebelum ia ditangkap Kedutaan Indonesia di Moskow menggelar pengajian untuk mendoakan para korban keganasan PKI. Soes tidak hadir kala itu karena ia merasa tidak mendapatkan undangan. Namun, ia menduga, akibatnya ia dinilai terlibat PKI. Pada tahun 1980, Pramoedya lepas dari [[tahanan politik]] setelah mendekam selama 4 tahun di [[Nusakambangan]] dan 10 tahun di [[Pulau Buru]].‎<ref name=kom3/> SeosiloSoesilo awalnya tidak dikenali oleh Pram karena dia berpakaian klimis. Banyak orang memberi ucapan selamat pada Pram yang baru lepas dari penjara sampai antrean begitu panjang. Namun Soes kabur dulu sebelum ia menyampaikan selamat pada abangnya. Pram belum sadar sampai ketika Pram bertanya kepada istrinya, barulah Soes dikejar dan ia pun dipeluk.<Ref name=detik1/>
 
Berstatus sebagai eks-tapol [[Orde Baru]] menyebabkan kehidupan SeosiloSoesilo dalam kesulitan. Beliau sulit mendapat pekerjaan yang layak, dan sulit diterima di masyarakat. Walau begitu, Banyak hal yang dilakoninya, seperti bekerja serabutan dari mulai berdagang kain sampai menulis. Karena jasa temannya, ia dapat menjadi seorang dosen di sebuah universitas swasta selama 6 tahun. Merasa tidak berhasil hidup di Jakarta, ia pun kembali ke kampung halamannya pada tahun 2004. Apalagi rumahnya yang semipermanen di atas lahan 320 m<sub>2</sub> digusur untuk pembangunan jalan tembus Cakung-Kranji. Dari situ, ia mendapat uang ganti yang ia pakai untuk biaya hidup dan merenovasi rumah masa kecil Pram.<ref name=kom3/> Ia kembali ke Blora pada tahun 2004. Namun sesaat sebelum itu, ia sudah bolak balik ke Blora untuk memperbaiki keadaan rumah atas permintaan abangnya, Pram.<ref name=okezone1>{{cite news |url= https://news.okezone.com/read/2018/05/29/337/1903997/pemulung-bergelar-doktor-filsafat-sebuah-kisah-dari-adik-pramoedya-ananta-toer?page=2|title=Pemulung Bergelar Doktor Filsafat, Sebuah Kisah dari Adik Pramoedya Ananta Toer |number=2 |author=Budi, Taufik |website=Okezone |date=29 Mei 2018 |accessdate=11 Juli 2018}}</ref>
 
== Kehidupan masa tua ==