Soesilo Toer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
k Membatalkan 2 suntingan oleh 139.255.76.123 (bicara) ke revisi terakhir oleh 114.124.206.131. (TW)
Tag: Pembatalan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 19:
 
== Kelahiran dan masa kecil ==
Soesilo lahir di [[Blora]] pada tanggal 17 Februari 1937. Rumah masa kecilnya ada di [[Jetis, Blora, Blora|Jetis]], [[Blora, Blora|Kecamatan Blora]], [[Kabupaten Blora]]. Ayahnya bernama Mastoer, yang kemudian mengubah namanya menjadi Toer saja karena menurutnya Mas berbau feodal, seorang guru dan aktivis [[Boedi Oetomo]] dan ibunya bernama Siti Saidah.<ref name=kom2/> Ia lahir sebagai anak ke-7 dari 9 bersaudara.<ref name=kom1/> Di usia yang 4 tahun, ibunya meninggal dunia.<ref name=kom2>{{cite news |url=https://regional.kompas.com/read/2018/06/05/10033231/kisah-soesilo-toer-mengenang-pramoedya-ananta-toer-cinta-tanah-air-dan-islam?page=all |title=Kisah Soesilo Toer Mengenang Pramoedya Ananta Toer, Cinta Tanah Air dan Islam Tulen (3) |author=Nugroho, Puthut Dwi Putranto |editor=Damanik, Caroline |website=Kompas.com |date=4 Juni 2018 |accessdate=7 Juli 2018}}</ref> Ayahnya mendukung aktivitas kemerdekaan [[Indonesia]] di mana ia menjadi kepala sekolah [[Instituut Boedi Oetomo]] yang sebelumnya ditinggalkan oleh Dokter Soetomo. Ketika ia lahir, keluarganya dalam kondisi ekonomi yang sulit di mana utang menumpuk, surat-surat tanah pun dijual guna melunasi pembelian lahan dan bangunan instituut tersebut. Sekolah tersebut belakangan mengalami kemunduran akibat Ordinansi Sekolah Liar Hindia-Belanda dipada tahun 1932, di mana lulusan sekolah partikelir tak bisa bekerja di Gubernemen; karena itu banyak yang memutuskan untuk keluar dan sekolah pun mengalami kebangkrutan. Ayahnya, terjangkit hobi baru yaitu berjudi ceki.<ref name=suaramerdeka/> Berlainan dengan masa kelahiran kakaknya, Pramoedya Ananta Toer. Pada tahun 1925 ketika keluarga mereka masih berkecukupan, punya simpanan uang, dan memiliki 20 surat tanah yang tersebar di Blora. Soes, Pram, dan saudara-saudaranya yang lain bersekolah di Instituut Boedi Oetomo.<ref name=tempo>{{cite magazine |author=Sujatmiko |date=25 Juni 2018 |title=Cerita dari Blora |magazine=[[Tempo (majalah)|Tempo]] |location=[[Jakarta]] |publisher=Tempo Media Group }}</ref> Pada masa kecilnya, Pram yang telah menjadi yatim-piatu mengasuh adik-adiknya, menganggap Soes ini sebagai adik kebanggaannya. Soes dididik dengan ketegasan—keras seperti ayahnya. Walau demikian, dia tetap menyayangi abangnya, Pram.<ref name=kom2/> Menginjak usia SMP pada tahun 1950, mereka pindah ke Jakarta. Ia bersekolah di Taman Siswa, yang berjarak 6 kilometer dari rumahnya dengan uang saku Rp. 10 per bulan. Manakala ia kekurangan jajan, ia disuruh untuk mencari tambahan sendiri, dan Soes melakukannya dengan menulis pada usia 13 tahun, berbeda dengan kakaknya yang memulai menulis pada umur 15 tahun.<ref name=detik1>{{cite news |url=https://news.detik.com/berita/4050549/kisah-soesilo-toer-doktor-yang-kini-memulung-sampah-di-blora |title=Kisah Soesilo Toer, Doktor yang Kini Memulung Sampah di Blora |author=Jordan, Ray |date=3 Juni 2018 |website=DetikNews |accessdate=7 Juli 2018}}</ref><ref name=suaramerdeka>{{cite news |url=https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/82513/soesilo-toer-saya-sudah-banyak-mengalahkan-pram |title=Soesilo Toer: Saya Sudah Banyak Mengalahkan Pram |author=Susanto, Gunawan Budi |date=6 Mei 2018 |website=[[Suara Merdeka]] |accessdate=7 Juli 2018}}</ref><ref name=kom1>{{cite news |url=https://regional.kompas.com/read/2018/06/04/08110261/kisah-soesilo-toer-adik-pramoedya-ananta-toer-yang-bergelar-doktor-dan-kini?page=all |title=Kisah Soesilo Toer, Adik Pramoedya Ananta Toer yang Bergelar Doktor dan Kini Jadi Pemulung (1) |author=Nugroho, Puthut Dwi Putranto
|editor=Damanik, Caroline |website=Kompas.com |date=4 Juni 2018 |accessdate=7 Juli 2018}}</ref> Menurut penuturannya, tulisannya yang pertama diterbitkan di Majalah ''Kunangkunang'' terbitan [[Balai Pustaka]] berjudul "Aku Ingin Jadi Jenderal". Semua referensi dari bahan tulisan di masa mudanya berasal dari majalah loak asing. Hampir semua hal ia tulis, bahkan hingga soal [[cerpen]], [[cerita bersambung|cerbung]], dan novel.<ref name=suaramerdeka/>