Sinosentrisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib) |
Adesio2010 (bicara | kontrib) Sinosentrisme |
||
Baris 1:
{{Chinese
'''Sinosentrisme '''merupakan sebuah acuan pada ideologi bahwa Tiongkok adalah pusat budaya dunia.<ref name="autogenerated2007">{{Cite journal|author-link=China Policy Institute, the University of Nottingham|date=May 30, 2007|title=Beneath the Facade of China|journal=School of Contemporary Chinese Studies|volume=NG8 1BB}}</ref>▼
|s=中国中心主义
|t=中國中心主義
|p=Zhōngguó zhōngxīn zhǔyì
|bpmf=ㄓㄨㄙˉㄍㄨㄛˊ ㄓㄨㄙˉㄒㄧㄣˉ ㄓㄨˇㄧˋ
}}
▲'''Sinosentrisme '''merupakan sebuah acuan pada ideologi bahwa Tiongkok adalah pusat budaya dunia.<ref name="autogenerated2007">{{
== Gambaran dan konteks ==
Tergantung pada konteks historis, sinocentrism dapat merujuk pada [[etnosentrisme]] masyarakat [[Suku Han|Han]] dan budaya, atau konsep modern [[Tionghoa|zhonghua minzu]]. Konsep ini populer di kalangan elit Tiongkok hingga demisme akhir dinasti Qing. Konsep ini berakhir pada abad ke-19 dan mengalami beberapa pukulan lagi di abad ke-20, dan sebagai hasilnya tidak begitu populer di kalangan orang-orang Tiongkok di masa sekarang.<ref name="autogenerated2007"/>
Di zaman pra-modern, sering mengambil bentuk melihat Tiongkok sebagai [[peradaban]] paling maju di dunia, dan kelompok etnis eksternal atau negara asing sebagai tidak beradab ke berbagai tingkatan, perbedaan yang dikenal di Tiongkok sebagai [[perbedaan Hua–Yi]].<ref>von Falkenhausen (1999), 544.</ref><ref>Shelach (1999), 222-23.</ref>
== Sistem Sinosentrik ==
Baris 12 ⟶ 18:
Di pusat sistem itu berdiri Tiongkok, yang diperintah oleh [[Wangsa|dinasti]] yang telah memperoleh [[Tianming|Mandat Surga]] (天命 Tiānmìng). ''Dinasti Celestial ''(天朝 Tiāncháo), yang dibedakan oleh kode moralitas dan kesopanan [[Agama Konghucu|Konghucu]], menganggap dirinya sebagai peradaban paling terkemuka di dunia; [[kaisar Tiongkok]] (''Huangdi'') dianggap sebagai satu-satunya Kaisar yang sah di seluruh dunia (tanah seluruhnya ''di bawah surga'' atau 天下 Tiānxià).
Di bawah skema hubungan internasional ini, hanya Tiongkok yang memiliki kaisar atau ''Huangdi'' (皇帝), yang adalah [[Putra Surgawi|Putra Langit]] (天子 Tiānzǐ); negara-negara lain hanya memiliki Raja atau ''Wang'' (王).<ref>{{
Identifikasi jantung dan legitimasi suksesi dinasti adalah aspek penting dari sistem. Awalnya pusat itu identik dengan Zhongyuan, daerah yang diperluas melalui invasi dan penaklukan selama berabad-abad. Suksesi dinasti terkadang mengalami perubahan radikal dalam interpretasi, seperti era Song Selatan ketika dinasti yang berkuasa kehilangan jantung tradisional ke barbar utara. Di luar pusat ada beberapa lingkaran konsentris. Etnis minoritas setempat tidak dianggap sebagai 'negara asing'. Namun, mereka diperintah oleh pemimpin mereka sendiri yang disebut ''Komandan Lokal'' ([[wiktionary:土司|土司]] tusi), tunduk pada pengakuan oleh Kaisar, dan dibebaskan dari sistem birokrasi Tiongkok.
Di luar lingkaran ini ada negara-negara bagian yang menawarkan [[upeti]] (貢品) kepada [[kaisar Tiongkok]] dan di mana Tiongkok menjalankan [[Suzerenitas|suzerenitasnya]]. Di bawah [[Dinasti Ming]], ketika sistem penghormatan memasuki puncaknya, negara-negara ini diklasifikasikan ke dalam sejumlah kelompok. Barbarian Tenggara (kategori satu) termasuk beberapa negara besar di [[Asia Timur]] dan [[Asia Tenggara]], seperti [[Korea]], [[Jepang]], Kerajaan Ryukyu, Annam/[[Dai Viet]], [[Thailand]], [[Kerajaan Champa|Champa]], dan [[Jawa]]. Kelompok kedua dari orang-orang barbar tenggara meliputi negara-negara seperti [[Sulu]], [[Melaka|Malaka]], dan [[Sri Lanka]].<ref>{{
Selain itu, ada barbar utara, timur laut barbar, dan dua kategori besar barbar barat (dari Shanxi, barat Lanzhou, dan Xinjiang modern), tidak ada yang selamat ke zaman modern sebagai negara yang terpisah atau merdeka.
Baris 24 ⟶ 28:
Situasinya dipersulit oleh kenyataan bahwa beberapa [[Negara pembayar upeti|negara bagian]] memiliki negara bagian mereka sendiri. [[Laos]] adalah negara bagian dari Vietnam dan Kerajaan Ryūkyū membayar upeti kepada Tiongkok dan Jepang. [[Pulau Tsushima]] juga merupakan negara bagian Dinasti Goryeo dan Joseon Korea.
Di luar lingkaran negara-negara bagian adalah negara-negara dalam hubungan perdagangan dengan Tiongkok. [[Portugal|Portugis]], misalnya, diizinkan berdagang dengan Tiongkok dari wilayah yang disewa di [[Makau]] tetapi tidak secara resmi memasuki sistem. Selama masa pemerintahan [[Dinasti Qing]] di Taiwan, beberapa pejabat Qing telah menggunakan istilah ''Huawaizhidi'' (化外之地) untuk merujuk ke [[Republik Tiongkok|Taiwan]] (Formosa), khususnya untuk daerah-daerah di Taiwan yang belum sepenuhnya dibudidayakan, dikembangkan dan di bawah kendali Pemerintahan Qing.<ref>{{
[http://www.chinataiwan.org/twrwk/twdq/xgjg/200603/t20060306_606.htm Chinataiwan history (历史) of Taiwan area] (Chinese)</ref>
Baris 40 ⟶ 44:
Semenanjung Korea sangat dipengaruhi oleh kedekatan geografis dan sejarahnya dengan Tiongkok.
Hingga era [[Tiga Kerajaan Korea]], negara-negara Korea Selatan telah dilindungi dari invasi Tiongkok oleh negara-negara Korea Utara yang sangat kuat seperti Goguryeo yang memerintah wilayah utara semenanjung Korea dan [[Suku Manchu|Manchu]]. Goguryeo menganggap dirinya sebagai negara tertinggi yang sama seperti Tiongkok dan mengadopsi sistem sentrisnya sendiri ke negara-negara yang berdekatan. Menolak untuk membayar upeti dan terus menaklukkan wilayah timur Tiongkok sama sekali menyebabkan serangkaian invasi besar-besaran Tiongkok terhadap Goguryeo dari tahun 598 hingga tahun 614, yang berakhir dengan bencana dan mereka terutama berkontribusi pada jatuhnya Dinasti Sui Tiongkok pada tahun 618. Kekalahan yang begitu banyak dari Orang Tionghoa membangkitkan rasa superioritas etnis di Goguryeo dan ekspansi lebih lanjut ke wilayah Tiongkok terus.
Setelah Goguryeo akhirnya runtuh oleh pasukan sekutu [[Silla]], salah satu dari Tiga Kerajaan Korea, dan [[Dinasti Tang]] pada tahun 668, Silla, yang sekarang menjadi penguasa tunggal semenanjung Korea, lebih siap memulai sistem penghormatan antara Silla dan Tang. Namun, hubungan antara kedua negara sangat melemah setelah pengajuan Silla ke [[Dinasti Goryeo|Goryeo]] yang mengaku sebagai penerus Goguryeo.
Hubungan Goryeo dengan [[dinasti Song]] Tiongkok tetap sama tetapi perdagangan bilateral yang dekat dan sangat menguntungkan dibangun tanpa sistem penghargaan karena ginseng dan porselen Goryeo sangat dihargai di Tiongkok sedangkan sutra agak populer di Goryeo. Hubungan damai ini berakhir ketika [[invasi Mongol ke Korea]], sebagai bagian dari kampanye umum untuk menaklukkan Tiongkok dan wilayah Asia lainnya, terjadi pada tahun 1231. Setelah 30 tahun perlawanan sengit, baik Goryeo dan Mongol akhirnya menggugat perdamaian dan menjadi ketergantungan Dinasti Mongol Yuan di bawah pengaruh Mongol dari istana kerajaan Goryeo. Segera setelah melemahnya dinasti Yuan, Goryeo merebut kembali wilayah mereka yang hilang dari Kekaisaran Mongol dengan kampanye militer dan mendapatkan kembali hak kedaulatannya.
Selama era Dinasti [[Dinasti Joseon|Joseon]] (1392-1910), mereka mendorong peninggalan cita-cita dan doktrin [[Konfusianisme Korea]] dalam masyarakat Korea dan secara sukarela memasuki sistem Sinosentrik. Setelah [[dinasti Ming]], yang menganggap dirinya sebagai huá (華), peradaban yang berbudaya dianggap telah runtuh di bawah invasi [[Dinasti Qing|Qing]] dari Manchu, yang dianggap barbar (夷) pada tahun 1644. Ming dianggap sebagai budaya Sino sejati yang terakhir (中華).<ref>{{
Sinosentrisme di Joseon berakhir pada abad ke-19 ketika [[Kekaisaran Korea Raya|Kekaisaran Korea]] diproklamirkan oleh [[Kaisar Gojong dari Han Raya|Kaisar Gojong]]. Sejak itu, Sinosentrisme, yang dikenal sebagai Junghwa-sasang (중화사상; 中華思想) di Korea, telah dianggap sebagai contoh dari delusi yang tidak bijaksana dan menghina dinasti Joseon.
Ini dimulai dengan masuknya budaya Eropa secara simultan dan menurunnya dinasti Qing pada awal abad ke-19. Itu telah dinyatakan oleh banyak sejarawan dan filsuf di Korea bahwa penerimaan Konfusianisme sebagai ideologi negara adalah kontribusi utama untuk kelemahan militer dan agresi eksternal yang dihasilkan dalam dinasti Joseon.
=== Vietnam ===
Baris 59 ⟶ 62:
Namun, Vietnam juga sangat [[sinifikasi]], menggunakan Bahasa Tionghoa Klasik sebagai bahasa sastra resmi dan mengadopsi sebagian besar aspek [[budaya Tionghoa]], termasuk sistem administrasi, arsitektur, filsafat, agama, sastra, dan bahkan pandangan budaya umum. Vietnam terus-menerus mengidentifikasi diri dalam hubungannya dengan Tiongkok, menganggap dirinya sebagai kerajaan di selatan seperti melawan Tiongkok di utara, seperti yang terlihat dalam baris ini dari sebuah puisi (dalam bahasa Tionghoa) oleh Jenderal Li Thường Kiệt (李常傑) (1019-1105): ''Nam Quốc sơn ha Nam Đế cư''. (南國山河南帝居), yang berarti "Di atas gunung dan sungai di Selatan memerintah Kaisar Selatan".
Dalam mengadopsi adat istiadat Tionghoa, istana Vietnam juga mulai mengadopsi pandangan dunia Sinosentris selama perluasan dinasti Le dan Nguyen. "Trung Quốc" 中國 digunakan sebagai nama untuk Vietnam oleh Kaisar [[Gia Long]] pada tahun 1805.<ref name="Woodside1971">{{
Kaisar Nguyen [[Minh Mạng]] Vietnam memuluskan etnis minoritas seperti Kamboja, menyatakan warisan Konfusianisme dan dinasti Han Tiongkok untuk Vietnam, dan menggunakan istilah orang Han 漢人 (Hán nhân) untuk merujuk ke Vietnam.<ref name="Owen2005">{{
Pengaruh Tiongkok berkurang karena pengaruh Perancis naik pada abad ke-19, dan Vietnam akhirnya menghapuskan [[Ujian Kenegaraan|ujian Kekaisaran]] dan berhenti menggunakan [[aksara Han]] dan naskah [[Chữ Nôm]] yang terkait pada abad ke-20.
Baris 118 ⟶ 121:
== Lihat pula ==
* [[Sinologi]]
* [[Lingkungan kebudayaan Asia Timur]]
== Referensi ==
|