Sejarah Dinasti Han: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 31:
Kaisar Gaozu awalnya menjadikan [[Luoyang]] sebagai ibu kotanya, tetapi kemudian ia memindahkannya ke [[Chang'an]] (di dekat kota [[Xi'an]], [[Shaanxi]], pada masa modern) karena kota tersebut memiliki pertahanan alami dan lebih mudah menjangkau jalur persediaan.{{sfn|Loewe|1986|p=122}} Sesuai dengan sistem yang ditetapkan oleh Qin, Kaisar Gaozu membentuk kabinet yang terdiri dari [[San gong|Tiga Bangsawan]] yang mengepalai [[Sembilan Menteri|Sembilan Kementerian]].{{sfn|Loewe|1986|p=120}} Walaupun negarawan-negarawan pada masa Han mengutuk filsafat [[legalisme]] dan metode Qin yang kejam, undang-undang Han pertama yang disusun oleh Kanselir [[Xiao He]] pada tahun 200 SM tampaknya mengikuti struktur dan isi dari undang-undang Qin. Dugaan ini semakin diperkuat dengan temuan teks [[teks bambu Shuihudi Qin|Shuihudi]] dan [[teks bambu Zhangjiashan|Zhangjiashan]] pada masa modern.{{sfn|Hulsewé|1986|p=526}}{{sfn|Csikszentmihalyi|2006|pp=23–24}}{{sfn|Hansen|2000|pp=110–112}}
Gaozu berkuasa atas 13 satuan daerah yang disebut ''[[jun]]'' di bagian barat kekaisaran (walaupun jumlahnya sudah bertambah menjadi 16 pada saat ia tutup usia). Sementara itu, di wilayah timur, ia membentuk 10 kerajaan semiotonom, yaitu Yan, Dai, Zhao, Qi, Liang, Chu, Huai, Wu, Nan, dan Changsha. Ia memberikan jabatan raja kepada pendukung-pendukungnya. Namun, akibat tuduhan pemberontakan dan bahkan persekutuan dengan [[Xiongnu]], Gaozu memutuskan pada tahun 196 SM untuk mengganti sembilan raja dengan anggota keluarga Liu.{{sfn|Loewe|1986|pp=122–128}}{{sfn|Hinsch|2002|p=20}} Wu Rui (吳芮) di [[Kerajaan Changsha]] adalah satu-satunya raja yang tidak berasal dari keluarga Liu.{{sfn|Loewe|1986|pp=124}}{{efn|Namun, ketika cicit Wu Rui yang bernama Wu Zhu (吳著) atau Wu Chan (吳產) menjemput ajalnya tanpa adanya penerus pada tahun 157 SM, tampuk kekuasaan Changsha diserahkan kepada salah satu putra [[Kaisar Jin dari Han|Kaisar Jin]]. Lihat {{harvnb|Loewe|1986|pp=124-125}}.}} <!--Di sebelah selatan Changsha, Kaisar Gaozu mengutus Lu Jia (陸賈) ke istana Raja [[Zhao Tuo]] untuk mengakui kedaulatan Zhao atas [[Nanyue]] (di wilayah Vietnam utara dan Tiongkok barat daya).{{sfn|Loewe|1986|pp=127–128}}-->
Menurut [[Michael Loewe]], pemerintahan di setiap kerajaan pada dasarnya meniru pemerintahan pusat, karena masing-masing memiliki kanselir, penasihat raja, dan pejabat-pejabat lainnya. Kerajaan-kerajaan ini diwajibkan memberikan keterangan [[sensus]] dan sebagian dari pendapatan pajak mereka kepada pemerintah pusat. Walaupun mereka dapat memiliki pasukan, raja tidak boleh mengerahkannya tanpa seizin pemerintah pusat.{{sfn|Loewe|1986|p=126}}
Baris 40:
Panglima Qin [[Meng Tian]] sebelumnya berhasil mengusir pasukan [[Toumen]] (''[[Chanyu]]'' Xiongnu) dari [[Gurun Ordos]] pada tahun 215 SM, tetapi putra dan penerus Toumen, [[Modu Chanyu]], berhasil memperkuat Xiongnu dengan menundukkan suku-suku lain.{{sfn|Di Cosmo|2002|pp=174–176}}{{sfn|Torday|1997|pp=71–73}} Pada masa ketika Modu tutup usia pada tahun 174 SM, wilayah Xiongnu terbentang dari [[Tiongkok timur laut]] dan [[Mongolia]] hingga [[Pegunungan Altai]] dan [[Tian Shan]] di [[Asia Tengah]].{{sfn|Di Cosmo|2001|pp=175–189}}
Pemerintah Han takut diserang Xiongnu dan juga merasa khawatir bahwa senjata-senjata besi buatan Han akan jatuh ke tangan Xiongnu. Oleh sebab itu, Kaisar Gaozu memberlakukan embargo perdagangan terhadap Xiongnu. Untuk mengganti rugi para pedagang di Kerajaan Dai dan Yan di utara, ia mengangkat mereka sebagai pejabat pemerintahan dengan upah yang tinggi.{{sfn|Torday|1997|pp=75–77}} Namun, Modu Chanyu dibuat murka oleh embargo ini, sehingga ia merencanakan serangan ke wilayah Han. Xiongnu lalu menyerang [[Taiyuan]] pada tahun 200 SM dan dibantu oleh [[Raja Xin dari Hán]] yang membelot.{{efn|韓/韩, tidak sama dengan Dinasti Hàn 漢 ataupun panglima [[Han Xin]].}} Kaisar Gaozu memimpin pasukannya secara langsung melewati dataran bersalju menuju Pingcheng (dekat [[Datong]], [[Shanxi]], pada masa modern).{{sfn|Di Cosmo|2002|pp=190–192}}{{sfn|Torday|1997|pp=75–76}} Dalam [[Pertempuran Baideng]], pasukan Gaozu dikepung selama tujuh hari. Akibat menipisnya persediaan, ia terpaksa mundur.{{sfn|Di Cosmo|2002|p=192}}{{sfn|Torday|1997|pp=75–76}}
Setelah itu, penasihat istana Liu Jing (劉敬, awalnya bernama Lou Jing [婁敬]) menasihati Gaozu untuk berdamai dan membentuk persekutuan pernikahan dengan Chanyu Xiongnu yang disebut perjanjian ''[[heqin]]''.{{sfn|Di Cosmo|2002|pp=192–193}}{{sfn|Yü||1967|pp=9–10}}{{sfn|Morton & Lewis|2005|p=52}} Dengan ditetapkannya ''heqin'' pada tahun 198 SM, pemerintah Han harus membayar upeti berupa [[sutra]], minuman anggur, makanan, atau barang mewah lainnya, dan Gaozu rencananya akan menikahkan putri semata wayangnya dengan chanyu. Namun, melalui perjanjian ini, pemerintah Han sebenarnya bermaksud mengubah gaya hidup nomaden Xiongnu dengan barang-barang mewah dan juga menghasilkan keturunan setengah Tionghoa di keluarga Modu yang kemudian akan berada pada posisi tunduk kepada Tiongkok.{{sfn|Di Cosmo|2002|p=193}}{{sfn|Morton & Lewis|2005|p=52}} Jumlah upeti tahunan yang dijanjikan Gaozu kepada Xiongnu sendiri tidak diketahui. Namun, pada tahun 89 SM, Hulugu Chanyu (狐鹿姑, berkuasa 95–85 SM) meminta agar perjanjian ''heqin'' diperbaharui dengan pembayaran upeti yang dinaikkan menjadi 400.000 L anggur, 100.000 L biji padi-padian, dan 10.000 bungkus sutra, sehingga jumlah yang diminta sebelumnya lebih kecil dari itu.{{sfn|Yü|1986|p=397}}
|