Surau Latiah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
||
Baris 29:
Berdasarkan penelusuran [[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]] (BP3) Batusangkar, Surau Latiah didirikan pada 1902. Surau ini merupakan salah satu bangunan ibadah umat Muslim tertua di Kota Solok.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8}} Secara fisik, bentuk bangunan surau menyerupai [[rumah gadang]] dengan atap gonjong. Satu-satunya komponen ruang yang mencirikan sebagai tempat peribadatan adalah [[mihrab]] di bagian tengah sisi barat.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
Ketika berdiri, Surau Latiah awalnya hanya berdinding bambu yang dianyam atau disebut ''sasak'' dan beratapkan ijuk. Setelah Syekh Sihalahan meninggal pada 9 Muharram 1336 (
Selain sebagai tempat ibadah dan menuntut ilmu, Surau Latiah dahulunya digunakan sebagai tempat ibadah [[suluk]]. Suluk merupakan ajaran [[tasawuf]] dalam Islam yang artinya jalan atau cara untuk mendekatkan diri pada Allah. Tidak semua surau bisa menjadi tempat suluk, karena terbatasnya ulama yang bisa membimbing orang-orang yang ingin melakukan ibadah suluk. Para peserta suluk di Surau Latiah berasal dari berbagai daerah, seperti: [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], dan [[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]]. Namun tradisi bersuluk di surau ini sudah tidak dilakukan lagi, terakhir kali dilakukan pada 2003.{{sfn|BPCB Sumatra Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Albert Rahman Putra|29 Juni 2014}}
|