Naskah Merapi-Merbabu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Pinerineks (bicara | kontrib) |
||
Baris 18:
== Naskah-naskah ==
Naskah Merapi-Merbabu yang berbentuk kakawin di antaranya menceritakan [[Ramayana]], [[Kakawin Arjunawiwāha|Arjunawiwaha]], [[Bharatayuddha]] dan [[Arjunawijaya]]. Kakawin Ramayana dalam hal ini merupakan naskah tertua, bertahun 1521 Masehi. Dalam bentuk parwa, sebagiannya adalah Pramanaprawa, Bismaprawa, dan Sabaparwa. Naskah yang mengangkat tema ajaran [[Agama Buddha|Buddha]] ditemukan salah satunya tentang [[Kuñjarakarna|Kunjarakarna]]. Sementara itu, naskah yang berbentuk kidung di antaranya ialah Kidung Ragadarma, Kidung Darma Jati, Kidung Mudasara, [[Kidung Subrata]] dan [[Kidung Surajaya]]. Naskah Subrata serupa juga ditemukan di [[Suku Tengger|Tengger]], yang dapat menggambarkan kemungkinan hubungan antara masyarakat Merapi-Merbabu dan Tengger di masa lalu. Naskah yang bertema Islam juga ditemukan dalam naskah-naskah Merapi-Merbabu, di antaranya Tapel Adam, Anbiya, dan Caritaning Para Nabi yang menceritakan kisah [[Adam]] hingga [[Muhammad]].<ref name=":1">W. van der Molen, I. Wiryamartana. ''The Merapi-Merbabu manuscripts. A neglected collection.'' Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, Old Javanese texts and culture 157 (2001), no:1, Leiden, 51-64.</ref><ref>{{Cite web|title=SEJARAH KOLEKSI NASKAH MERAPI-MERBABU DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - PDF Download Gratis|url=https://docplayer.info/47175219-Sejarah-koleksi-naskah-merapi-merbabu-di-perpustakaan-nasional-ri.html|website=docplayer.info|access-date=2020-11-30}}</ref>
== Pengaruh ==
Naskah-naskah Merapi-Merbabu membuktikan bahwa komunitas sastra yang makmur pernah hidup di kawasan tersebut. Karya-karya Merapi-Merbabu juga mengilhami budaya sastra yang unggul di Kraton Kartasura, [[Kasunanan Surakarta|Surakarta]] dan [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]].<ref name=":1" /> Sebagai contoh, naskah Arjunawiwaha dari Merapi-Merbabu banyak digubah oleh pujangga-pujangga kraton Surakarta pada abad ke-18 dan 19 Masehi. Hal ini dapat menggambarkan hubungan antara para [[Biksu|wiku]] di pegunungan dengan orang-orang kraton di Surakarta.<ref>{{Cite web|last=Administrator|date=2005-05-23|title=Naskah-Naskah yang Terlupakan|url=https://majalah.tempo.co/read/iqra/115242/naskah-naskah-yang-terlupakan|website=Tempo|language=en|access-date=2020-11-30}}</ref>
== Lihat juga ==
|