Angkor Wat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 69:
}}
Menjelang akhir abad ke-12, sedikit demi sedikit Angkor Wat diubah dari sebuah pusat peribadatan agama Hindu menjadi pusat peribadatan [[agama Buddha]]. Fungsi baru ini bertahan sampai sekarang.<ref name="cyark" /> Tidak seperti candi-candi Angkor lainnya, Angkor Wat tidak pernah sepenuhnya ditinggalkan orang, kendati sebagaian besar bangunannya sudah telantar selepas abad ke-16.<ref>Glaize, ''The Monuments of the Angkor Group'' hlm. 59.</ref> Empat belas prasasti dari abad ke-17 yang ditemukan di area Angkor membuktikan bahwa para peziarah Buddha dari [[bangsa Jepang|Jepang]] pernah mendirikan permukiman-permukiman kecil yang berdampingan dengan kampung-kampung pribumi Khmer.<ref name="Nikkei">{{cite web |title =Japanese Diaspora – Cambodia | author = Masako Fukawa | author2 = Stan Fukawa |date = 6 November 2014 | website = Discover Nikkei | url =http://www.discovernikkei.org/en/journal/2014/11/6/japanese-diaspora-cambodia/ | access-date =18 Oktober 2015}}</ref> Para musafir Jepang pada masa itu menyangka Angkor Wat adalah [[Jetawana]], taman [[Siddhartha Gautama|Sang Buddha]] yang
Salah seorang di antara musafir-musafir Barat pertama yang sampai ke situs Angkor Wat adalah [[António da Madalena]]. Padri [[Portugal|Portugis]] yang berkunjung pada tahun 1586 ini mengungkapkan bahwa Angkor Wat "adalah bangunan yang sungguh luar biasa sampai-sampai mustahil digambarkan lewat tulisan, terutama karena tidak ada satu pun bangunan lain di dunia ini yang menyerupainya. Bangunan ini dilengkapi menara-menara, hiasan-hiasan, dan segala macam keindahan yang dapat dibayangkan manusia."<ref>Higham, ''The Civilization of Angkor'' hlmn. 1–2.</ref>
|