Kue lumpang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Eiskrahablo (bicara | kontrib)
Penambahan informasi.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Eiskrahablo (bicara | kontrib)
k Penambahan referensi.
Baris 32:
| no_recipes= false }}
{{Short description|Kue tradisional khas Palembang}}
'''Kue Lumpang''' atau '''Lumpang''' ([[ejaan lama]]: '''Loempang''') merupakan jajanan tradisional khas [[suku Palembang]] yang berasal dari wilayah [[Sumatra Selatan]].<ref>{{cite web |url=https://jajabakes.com/kue-lumpang-ijo/ |title=Kue Lumpang Ijo|author=<!--Not stated--> |website=jajabakes.com |publisher= Jaja Bakes|access-date=17 Juni 2021}}</ref><ref>{{cite web |url=https://nusadaily.com/food/cara-membuat-kue-lumpang-kue-hijau-kenyal-dari-palembang.html|title=Cara Membuat Kue Lumpang, Kue Hijau Kenyal dari Palembang|author=<!--Not stated--> |website=nusadaily.com |publisher= Nusa Daily|access-date=17 Juni 2021}}</ref> Kue ini termasuk kedalam golongan kue basah atau kue kukus yang terbuat dari tepung beras, tepung kanji, santan, daun suji ataupun daun pandan, maupun [[gula jawa]], dan diberi taburan parutan kelapa. Dalam leluri suku Palembang, Kue Lumpang kerap dihidangkan dalam prosesi upacara-upacara adat budaya Palembang, maupun pada momen perayaan hari raya seperti [[Lebaran]], [[Imlek]], dan sebagainya.
Bagi masyarakat [[Tionghoa]]-Palembang (etnis Cina-Indonesia di Palembang), kue ini lebih dikenali dengan sebutan kue Kasui atau Kaswi ({{lang-zh|糕許|Gāo xǔ}}), dan kerap dihidangkan dalam prosesi pertunangan maupun perkawinan adat Tionghoa-Palembang.<ref>{{cite web |url= https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Kasui|title=Kasui|author=<!--Not stated-->|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=17 Juni 2021|quote=Kasui merupakan kue yang terbuat dari tepung dan gula yang dikukus}}</ref>
Baris 38:
 
==Etimologi==
Kata "lumpang" diambil dari istilah dalam [[bahasa Palembang]] yang merujuk kepada perkakas kayu atau batu yang berlekuk dibagian tengahnya yang biasa digunakan untuk menumbuk beras, dan sebagainya. Pada zaman dahulu, bahan utama kue yaitu tepung beras diproduksi secara tradisional dengan menumbuk beras pada [[lumpang]] (juga disebut sebagai lesung). Bentuk kue yang menyerupai lekukan lumpang dipercaya menjadi asal-muasal mengapa kue ini disebut sebagai kue Lumpang.<ref>{{cite web |url= https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Lumpang|title=Lumpang|author=<!--Not stated-->|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=17 Juni 2021}}</ref><ref>{{cite web |url=https://nusadaily.com/food/cara-membuat-kue-lumpang-kue-hijau-kenyal-dari-palembang.html|title=Cara Membuat Kue Lumpang, Kue Hijau Kenyal dari Palembang|author=<!--Not stated--> |website=nusadaily.com |publisher= Nusa Daily|access-date=17 Juni 2021}}</ref>
 
Sedangkan istilah Kasui, Kaswi, atau Kasuwi yang kerap digunakan oleh masyarakat etnis Tionghoa-Palembang berasal dari gabungan dua kata dalam [[bahasa Tiongkok]] yakni "Gāo (糕)" + "Xǔ (許)" yang bermakna "kue" dan "meminang" secara berurutan, yang merujuk kepada kebiasaan etnis Tionghoa-Palembang yang menjadikan kue Lumpang sebagai salah satu hidangan jajanan dalam prosesi lamaran atau pertunangan.<ref>{{cite web |url= https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Kasui|title=Kasui|author=<!--Not stated-->|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=17 Juni 2021|quote=Kasui merupakan kue yang terbuat dari tepung dan gula yang dikukus}}</ref>