Halo, Eiskrahablo, selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia!
Memulai
Memulai
Memulai
  • Para pengguna baru dapat melihat halaman Pengantar Wikipedia terlebih dahulu.
  • Anda bisa mengucapkan selamat datang kepada Wikipediawan lainnya di Halaman perkenalan
  • Untuk mencoba-coba menyunting, silakan gunakan bak pasir.
  • Baca juga aturan yang disederhanakan sebelum melanjutkan. Ini adalah hal-hal mendasar yang perlu diketahui oleh semua penyunting Wikipedia.
Bantuan
Bantuan
Bantuan
  • Bantuan:Isi - tempat mencari informasi tentang berkontribusi di Wikipedia, sebelum bertanya kepada pengguna lain.
  • FAQ - pertanyaan yang sering diajukan tentang Wikipedia.
  • Portal:Komunitas - informasi aktivitas di Wikipedia.
Tips
Tips
Tips
Membuat kesalahan?
Membuat kesalahan?
Membuat kesalahan?
  • Jangan takut! Anda tidak perlu takut salah ketika menyunting atau membuat halaman baru, menambahkan atau menghapus kalimat.

    Pengurus dan para pengguna lainnya yang memantau perubahan terbaru akan segera menemukan kesalahan Anda dan mengembalikannya seperti semula.

Welcome! If you are not an Indonesian speaker, you may want to visit the Indonesian Wikipedia embassy or learn how to find users who speak your language. Enjoy!
Selamat menjelajah, kami menunggu suntingan Anda di Wikipedia bahasa Indonesia!
S264 [badhé ngobrol?] 7 April 2021 08.20 (UTC)Balas

Kangean 3 Juli 2021 sunting

Halo, sepertinya anda melakukan kesalahan dengan menghapus label Madura pada suku Kangean..suku Kangean adalah subsuku dari suku Madura, memang dari mereka sebagian kecil/segelintir tidak mengaku tapi.mayoritas mengakui itu... Memang asal usul mereka, nenek moyang/leluhur mereka tidak semua berasal dari Madura Ada yg dari Bajau dan sebagian Bugis, Makassar, atau bahkan Buton dan mandar dari Sulawesi....mereka berasimilasi dengan penduduk setempat/lokal yaitu orang Madura. Pada akhirnya mereka berbudaya Madura, berbahasa Madura dan menjadi orang Madura.. dari budaya dan bahasa saja sudah jelas, di website resmi republik Indonesia suku Kangean tidak ada, Kangean bagian dari Madura.. bahkan pemerintahan Jawa timur hanya menganggap 3 suku asli di Jawa timur yaitu: Jawa, Madura, dan Bawean.. Madura mempunyai subsuku spt Kangean tadi.. kalau Jawa subsukunya ada orang Samin, Tengger dan Osing.. kalau Bawean suku tersendiri tetapi serumpun dengan madura. Jika anda mempunyai pertanyaan, anda bisa meninggalkan pesan di halaman pembicaraan saya. Jika menurut anda perkataan anda benar dan perkataan saya salah. Silahkan berikan sumber data/fakta/bukti yg detail dan akurat dari referensi resmi/terpercaya.. jangan berasumsi sepihak. Salam Hdryn (bicara) 2 Juli 2021 11.22 (UTC)Balas

Halo terima kasih atas pesannya. Perubahan anda pada suku dan bahasa Kangean tidaklah berdasar dan hanya menggunakan opini pribadi yang tidak dapat dibuktikan keabsahan atau keresmiannya, Wikipedia bukanlah tempat untuk melakukan edit secara sembarangan. Suku Kangean secara resmi telah diakui sejak lama oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai suku bangsa distingtif yang berbeda daripada suku Madura, maupun suku Bawean. Sejarah dan asal-usul suku Kangean pun menunjukkan bahwa suku Kangean bukanlah suku Madura, begitupun sebaliknya. Namun terkait korelasinya dalam konteks bahasa Kangean, memang betul bahwasanya bahasa Kangean juga merupakan bahasa yang berada dalam rumpun Maduris (dalam rumpun ini terbagi menjadi dua yakni bahasa Kangean dan bahasa Madura itu sendiri), hal ini dikarenakan faktor dari sejarah pengaruh kekuasaan Kesultanan Sumenep yang pernah menguasai wilayah pulau Kangean, jadi bahasanya banyak terpengaruh dari bahasa Madura sehingga banyak ditemukan kemiripan, tapi kemiripan tersebut tidak mengindikasikan bahwa itu merupakan bahasa yang sama, kasus serupa banyak ditemui di Indonesia seperti bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu, maupun bahasa Jawa dan bahasa Bali yang hampir dapat dikenali antar satu sama lain, tapi bukan berarti keduanya merupakan bahasa yang sama, sehingga jika anda mengubah "Bahasa Kangean" menjadi "Bahasa Madura Kangean" merupakan perkara yang sangat teramat keliru, terutama dalam bahasa Kangean banyak terpengaruhi oleh bahasa-bahasa lain juga seperti bahasa Mandar, bahasa Bugis, bahasa Banjar, bahasa Makassar, maupun bahasa Jawa. Terlebih lagi, secara standar internasional, bahasa Kangean diakui dan terdaftar sebagai salah satu bahasa petuturan di Indonesia, kode internasional untuk bahasa Kangean adalah "kkv", sedangkan bahasa Madura memilki kode tersendiri yakni "mad". Silahkan baca atau klik satu persatu sumber acuan yang telah tersedia pada artikel suku Kangean dan bahasa Kangean, karena itu sudah sangat jelas untuk dibaca. Jangan memaksakan pikiran atau opini anda yang tak berdasar, karena ilmu pengetahuan bukan untuk dipergunakan secara sembarangan. Eiskrahablo (bicara) 3 Juli 2021 14.36 (UTC)Balas


Kangean 13 Juli 2021 sunting

Halo, sepertinya tindakan anda salah. Suku Kangean dari dulu memang masuk sebagai subsuku Madura, hanya saja ada beberapa kalangan yang menginginkan Kangean lepas dari Madura, perpecahan itu sangat terasa sehingga banyak kaum vandal yang asal mengubahnya. Dalam BPS Indonesia di sensus penduduk pun tidak ada suku Kangean, melainkan yang ada hanya Madura. Kangean merupakan subsuku dari suku Madura. Kalau Bawean sejak dulu memang suku sendiri yang mandiri dan terpisah dari etnisitas Madura, serta memang berbeda dengan Madura. Jangan membuat opini berdasar, sudah banyak orang yang mengatakan Kangean adalah Madura, sudah banyak org yang menyunting seperti itu ya karena Kangean adalah Madura. Mereka berniat baik untuk mengembalikan suntingan awal. Anda bisa lihat sendiri di data resmi bps sensus penduduk tidak ada suku Kangean, anda juga bisa lihat di Wikipedia... Kalau memang ada, boleh saya lihat referensi/sumber nya yang akurat? Silahkan sertakan data/bukti yang valid. Sedangkan pemerintah Jawa timur juga hanya mengakui 3 suku pokok/utama (inti) di provinsi Jawa timur, yakni: Jawa, Madura, & Bawean Jawa mempunyai subsuku seperti: Osing, Tengger, Mataraman, Surabayaan dll. Madura mempunyai subsuku seperti: Kangean. Sedangkan Bawean suku lokal Jawa timur juga yang berasal dari pulau Bawean. Tindakan anda ini dapat membuat anda diblokir oleh Wikipedia, salam Angga Febriansyah (bicara) 13 Juli 2021 18.47 (UTC)Balas

Halo terima kasih atas pesannya. Perubahan anda pada suku dan bahasa Kangean tidaklah berdasar dan hanya menggunakan opini pribadi yang tidak dapat dibuktikan keabsahan atau keresmiannya, Wikipedia bukanlah tempat untuk melakukan edit secara sembarangan. Suku Kangean secara resmi telah diakui sejak lama oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai suku bangsa distingtif yang berbeda daripada suku Madura, maupun suku Bawean. Sejarah dan asal-usul suku Kangean pun menunjukkan bahwa suku Kangean bukanlah suku Madura, begitupun sebaliknya. Namun terkait korelasinya dalam konteks bahasa Kangean, memang betul bahwasanya bahasa Kangean juga merupakan bahasa yang berada dalam rumpun Maduris (dalam rumpun ini terbagi menjadi dua yakni bahasa Kangean dan bahasa Madura itu sendiri), hal ini dikarenakan faktor dari sejarah pengaruh kekuasaan Kesultanan Sumenep yang pernah menguasai wilayah pulau Kangean, jadi bahasanya banyak terpengaruh dari bahasa Madura sehingga banyak ditemukan kemiripan, tapi kemiripan tersebut tidak mengindikasikan bahwa itu merupakan bahasa yang sama, kasus serupa banyak ditemui di Indonesia seperti bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu, maupun bahasa Jawa dan bahasa Bali yang hampir dapat dikenali antar satu sama lain, tapi bukan berarti keduanya merupakan bahasa yang sama, sehingga jika anda mengubah "Bahasa Kangean" menjadi "Bahasa Madura Kangean" merupakan perkara yang sangat teramat keliru, terutama dalam bahasa Kangean banyak terpengaruhi oleh bahasa-bahasa lain juga seperti bahasa Mandar, bahasa Bugis, bahasa Banjar, bahasa Makassar, maupun bahasa Jawa. Terlebih lagi, secara standar internasional, bahasa Kangean diakui dan terdaftar sebagai salah satu bahasa petuturan di Indonesia, kode internasional untuk bahasa Kangean adalah "kkv", sedangkan bahasa Madura memilki kode tersendiri yakni "mad". Silahkan baca atau klik satu persatu sumber acuan yang telah tersedia pada artikel suku Kangean dan bahasa Kangean, karena itu sudah sangat jelas untuk dibaca. Jangan memaksakan pikiran atau opini anda yang tak berdasar, karena ilmu pengetahuan bukan untuk dipergunakan secara sembarangan.Eiskrahablo (bicara) 15 Juli 2021 09.14 (UTC)Balas

Status resmi bahasa Jawa sunting

Halo, jadi saya hanya memberi info singkat bahasa Jawa. Sejauh yang saya catat ini (maaf kalau saya mungkin kudet):

  1. DIY menetapkan bahasa Jawa sebagai bahasa resmi, dan sudah jelas ditetapkan per §5(1) Perda 2/2021: Bahasa Jawa berkedudukan sebagai bahasa resmi Daerah.
  2. Jateng menetapkan bahasa Jawa sebagai bahasa ...dalam situasi yang tidak resmi (§13f Perda 9/2012). Anehnya lagi saya tidak menemukan pernyataan tegas bahwa bahasa ini resmi.
  3. Jatim tak memiliki Perda resmi. (apa saya kudet ya?)

Parameter |nation= berbunyi "bahasa resmi". Bahasa resmi didefinisikan sebagai bahasa untuk komunikasi resmi, yang biasanya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. CMIIW... Nuwun, RaFaDa (arep ngopi lurr?) 13 September 2021 16.30 (UTC)Balas

Baik, terima kasih koreksinya, saya menuliskan Jateng karena Surakarta ada di Jateng, dan tadi saya sempat baca bahwa bahasa Jawa dipakai resmi di Keraton Surakarta, tapi memang saya belum cantumkan sumbernya, karena saya sering nyicil dalam edit hehe. Lalu untuk terkait |nation= itu harusnya |minority= (recognized minority language in) kan ya? saya salah input sepertinya. Tadi juga saya salah input yang dialek itu saya tuliskan di kolom |ethnic= yang saya baru sadari ketika peninjau lain melakukan revert. Terima kasih atas koreksinya dengan tetap menghargai kontribusi saya sebelumnya.
P.S.: btw saya menemukan sumber ini untuk Jateng (Surakarta), apakah bisa dipakai untuk sumber rujukan? (http://multilingual.kemdikbud.go.id/index.php/MULTILINGUAL/article/download/114/113)

Eiskrahablo (bicara) 13 September 2021 23.07 (UTC)Balas

Suku Bajo sunting

@Eiskrahablo: Halo. Jika melakukan penyuntingan pada templat, mohon untuk tetap memperhatikan ukuran gambar, supaya tampilannya tidak rusak atau tetap seimbang. Terima kasih. Herryz (bicara) 22 September 2021 19.30 (UTC)Balas

Baik, artikel tersebut masih dalam tahap perkembangan, saya akan memperhatikannya lain kali, berikan saya kesempatan beberapa hari/minggu waktu untuk turut berkontribusi mengembangkan artikel tersebut, saya akan lengkapi dengan sumber-sumber rujukan yang akan saya baca terlebih dahulu, jadi harap konsiderasinya untuk tidak menghapus artikel, terima kasih. Eiskrahablo (bicara) 22 Oktober 2021 19.33 (UTC)Balas

Terima kasih atas perhatiannya. Bisa melihat artikel Suku Jawa, sebagai rujukan untuk mengembangkan artikel terkait suku. Dan diperhatikan juga supaya isinya tetap seimbang dan netral. Salam. Herryz (bicara) 22 Oktober 2021 19.47 (UTC)Balas

ProyekWiki Perbaikan Terjemahan sunting

Bersediakah Anda bergabung dengan ProyekWiki Perbaikan Terjemahan? Ada beberapa artikel yang perlu diperiksa, misalnya artikel Djadoeg Djajakoesoema. Jika kurang tertarik dengan artikel tersebut, Anda bisa melihat artikel-artikel lainnya di halaman ProyekWiki. --Glorious Engine (bicara) 25 Oktober 2021 21.02 (UTC)Balas

Halo saudara Glorious Engine, saya tertarik untuk bergabung kedalam ProyekWiki tersebut. Untuk memulainya, langkah apa saja yang harus saya lakukan? Terima kasih sebelumnya. Eiskrahablo (bicara) 25 Oktober 2021 21.05 (UTC)Balas

Permohonan unblock dari pemblokiran sunting

 
Permintaan buka blokir pengguna yang diblokir ini ditinjau oleh pengurus, yang menolak permintaan. Pengurus lain boleh mengajukan suara yang berbeda, tetapi tidak boleh menggantikan keputusan sebelumnya tanpa memberikan alasan yang rasional dan jelas. Peninjauan ini tidak boleh dihapus saat Anda diblok.

Eiskrahablo (log pemblokiranpemblokiran atifpemblokiran globalkontribkontr. yg dihapuslog filterlog pembuatanubah pengaturan blokbuka blokirperiksa pengguna (catatan))


Alasan:

Saya ingin pemblokiran akun saya ditinjau, saya bukanlah seorang vandal, saya adalah salah satu pengguna yang senantiasa memberikan kontribusi dan bahkan sedang dalam proses pengembangan beberapa artikel. Pemblokiran kepada akun pengguna saya sangatlah tidak berdasar dan juga tidak sesuai dengan kebijakan pemblokiran di Wikipedia yang harusnya menyertakan peringatan dan penjelasan terlebih dahulu di halaman pembicaraan saya. Dear Pierrewee, saya himbau saudara untuk tidak seenaknya memblokir seseorang tanpa mengikuti kebijakan pemblokiran di Wikipedia, dan apa yang anda kategorikan sebagai aksi vandalisme yang anda tuduhkan kepada saya? Justru saya adalah pengguna yang anti dengan vandalisme. Apakah keputusan anda bahkan sudah berdasarkan pertimbangan dari beberapa pengurus? Saya ingin akun pengguna saya ditinjau kembali mengingat saya bukanlah seorang yang dengan sengaja merusak isi artikel-artikel seperti yang biasa para vandal lakukan, dan saya justru sedang dalam proses pengembangan beberapa artikel yang mana masih saya kumpulkan beberapa sumbernya sebelum saya posting, karena saya salah satu pengguna yang peduli akan perkembangan Wikipedia berdasarkan data dan fakta, bukan berdasarkan hoaks. Saya mohon ijin tag @RaFaDa20631, Herryz, David Wadie Fisher-Freberg, 27christian11, dan Urang Kamang: Eiskrahablo (bicara) 8 November 2021 15.16 (UTC)Balas

Alasan penolakan:

Melihat rekam jejak dan kontribusi ybs, serta perilaku yang diperlihatkan selama proses permohonan ini, saya memutuskan agar Anda tetap menjalani masa pemblokiran selama 1 bulan. Anda tetap akan dapat menyunting halaman pembicaraan ini. Silakan untuk berintrospeksi diri dan kembali lagi ke Wikipedia setelah masa pemblokiran selesai dengan kepala yang lebih dingin dan suntingan yang lebih konstruktif. Salam, dwadieff 10 November 2021 09.46 (UTC)Balas
@RaFaDa20631, Herryz, David Wadie Fisher-Freberg, 27christian11, dan Urang Kamang: saya mohon tolong lindungi akun saya dan review akun saya, saya telah dituduh secara sepihak yang menyebabkan saya terblokir, akun pengguna saya akhir-akhir ini menjadi incaran para vandal untuk diblokir, dan dapat dilihat di halaman pengguna saya telah divandalisasi dengan tuduhan akun sockpuppet, padahal dalam investigasi tersebut saya tidak ada akun pembanding untuk menuduh saya. Saya mohon pengurus-pengurus Wikipedia yang pernah berbicara dan mengurus saya untuk menindaklanjuti pemblokiran saya yang tidak masuk akal dan sangat tidak sesuai kebijakan Wikipedia ini. Dan saya mohon kepada para pengurus untuk menindaklanjuti pengguna Pierrewee yang telah menyalahgunakan wewenang pengurus dengan melakukan pemblokiran terhadap akun saya secara sembarangan, yakni dengan tidak mengindahkan kebijakan pemblokiran di Wikipedia.
Selamat siang @Eiskrahablo:. Menurut saya sebaiknya anda membicarakan langsung kepada yang bersangkutan, mengapa akun anda diblokir. Karena saya kira, beliau tidak mungkin memblokir anda, jika anda tidak melakukan pelanggaran. Maka, saya sarankan untuk berbicara langsung kepada beliau, dan bicarakan baik-baik, apa penyebab akun anda diblokir. Terima kasih. Eiskrahablo (bicara) Herryz (bicara) 9 November 2021 05.28 (UTC)Balas
@Herryz: Dalam keadaan terblokir, saya tidak bisa melakukan pembicaraan kecuali dalam halaman ini, dan maka dari itu saya sangat keberatan dengan hal pemblokiran ini karena Pierrewee telah menyalahgunakan wewenang pengurus dengan melakukan pemblokiran terhadap akun saya secara sembarangan, yakni dengan tidak mengindahkan kebijakan pemblokiran di Wikipedia. Harusnya, sebelum dilakukan pemblokiran harus memberikan peringatan dan diadakan sesi diskusi apa yang ia kategorikan sebagai hal yang melanggar, tapi Pierrewee sama sekali tidak melakukan hal itu, dan bahkan halaman pengguna saya divandalisasi dengan keterangan bahwa saya diblokir karena termasuk akun siluman, padahal kita sudah melakukan diskusi waktu itu dan saya tidak terbukti melakukan hal tersebut, justru waktu itu saya mohon untuk tolong blokir semua akun sockpuppet apabila tersinyalir adanya akun berganda dalam IP yang sama dengan saya, kan? Saya mohon kebijaksanaannya dari pengurus lain untuk tanggap terhadap akun saya yang rentan dilakukan vandalisme ini, bahkan saudara Herryz kan yang waktu itu melindungi akun saya karena adanya aksi vandalisme dan tuduhan-tuduhan tidak berdasar lainnya yang diarahkan kepada saya. Saya mohon bagi yang pernah berinteraksi dengan saya ataupun yang pernah menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan saya pasti sudah tidak asing dengan akun saya, saya mohon kebijaksanaannya, saya dari awal selalu ingin bersama-sama membangun Wikipedia menjadi lebih baik utamanya sebagai salah satu sumber bacaan yang dapat berkualitas ensiklopedia sesuai dengan ketentuan, dan saya selalu mengindahkan kebijakan dan ketentuan dari Wikipedia, tapi mengapa bisa ada seorang pengguna (Pierrewee) yang tidak mengindahkan kebijakan Wikipedia dapat menjadi pengurus dan bahkan melakukan pemblokiran secara sembarangan? Bukankah itu termasuk penyalahgunaan wewenang? Saya mohon kebijaksanaannya untuk mereview etikat baik saya dalam membangun Wikipedia, saya tak lain hanyalah pengguna yang peduli akan literasi dan ingin bersama-sama membangun Wikipedia menjadi lebih baik dan menjadi tempat yang setidaknya dapat terbebas dari oknum-oknum licik yang tidak bertanggung jawab. @RaFaDa20631, Herryz, David Wadie Fisher-Freberg, 27christian11, dan Urang Kamang: (Eiskrahablo (bicara) 9 November 2021 13.06 (UTC))Balas
  • Terkait permohonan pencabutan pemblokiran terhadap pengguna ini, saya juga ingin menyampaikan pendapat saya tentang kontribusi Eiskrahablo pada wiki ini.
Selama memantau kontribusi Eiskrahablo, saya (dan beberapa pengguna lain) kerap membenahi dan mengembalikan beberapa suntingannya karena sejumlah suntingannya perlu di-crosscheck ulang. Ia sering menyunting artikel bertopik suku bangsa dan bahasa daerah di Indonesia secara masif. Namun, saya hanya fokus memantau dan memeriksa artikel bertopik Jawa saja disamping saya memantau artikel bertopik teknologi informasi.
  • Pemakaian a berdiakritik (å) (1)
Pada 1 Agustus, Eiskrahablo pernah diingatkan oleh pengguna lain agar ia tidak memakai huruf vokal tersebut karena huruf tersebut tidak dipakai dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa, buku tata bahasanya Wedhawati, dan buku pelajaran di sekolah. Namun, ia tidak mendengarkan nasihat pengguna itu, dan terus memakai huruf å untuk nama lain suatu artikel dalam bahasa Jawa (17 Agustus: 1, 2, 3, 4, 5. 11 September: 1).
Pada artikel tersebut, ia pernah mengubah informasi infobox, khususnya bagian dialek dan bahasa resmi yang tidak disebutkan dalam tubuh artikel. Selain itu, ia mengubah jumlah penutur (ia malah mengambil jumlah populasi suku (hlm. 34) alih-alih jumlah penutur (hlm. 47)) yang ia sebut data dari tahun 2017 (tahun pengarsipan web SP2010) alih-alih data dari tahun 2010 (sensus penduduk 2010).
Ia pernah menambahkan sejarah yang menurutku tidak masuk akal, seperti orang Jawa merupakan keturunan Nabi Nuh dan leluhur bangsa Yunani.
Setelah dipindah ke judul yang baru, dua pengurus WBI di komunitas off-wiki mempertanyakan keabsahan artikel ini.
Ia keliru dalam memindahkan suatu halaman. Ia mengosongkan halaman artikel kemudian menyalinnya ke judul yang baru. Praktik pemindahan semacam ini menghilangkan riwayat kontribusi pengguna.
Ia menyebut suntingan pengguna lain sebagai vandalisme. Namun, dikembalikan oleh pengguna yang menambahkan suntingan tersebut. Seingat saya, pengguna tersebut studi di bidang linguistik (KSJSS).
Selain artikel-artikel di atas, saya pernah mendapati kalau beberapa suntingannya dikembalikan oleh pengguna lain seperti di artikel Geger Pacinan, Suku Minahasa, dan Kerajaan Wajo.
Cross-wiki
Di Wikipedia bahasa Melayu, ia diblokir karena perang suntingan dengan pengguna lain pada artikel Nusantara.
Labdajiwa (bicara) 9 November 2021 13.45 (UTC)Balas
@David Wadie Fisher-Freberg: Izinkan saya memberikan tanggapan atas opini-opini diatas, dan saya jelaskan duduk perkaranya satu-persatu, dan mohon disimak dengan seksama.
1. Ya, betul saya memberikan templat kepada halaman tersebut dengan harapan bahwa artikel tersebut dapat dikembangkan lagi secara seksama, saya adalah seorang warga negara Indonesia yang pernah menimba ilmu di Malaysia dan Indonesia, saya aware akan kelicikan Malaysia yang sengaja memutar-balikkan fakta sejarah salah satunya melalui Wikipedia (di seluruh bahasa), maka dari itu kalau saudara pengurus semua perhatikan saya lebih berkecimpung dalam artikel-artikel yang saya mengerti dalam ranah saya, yakni terkait sejarah (utamanya daerah, kerajaan, dsb), suku bangsa, bahasa, dsb. Dalam sejarah kerajaan Pahang, dalam berbagai naskah disebutkan bahwa leluhur mereka berasal dari Inderapura, yakni merupakan salah satu daerah di Sumatra Barat. Keterkaitan antara Sumatra dan Semenanjung tak terelakkan nyata adanya, bahkan dalam naskah-naskah sejarah mereka sendiri, sebagaimana Negeri Sembilan yang berkaitan dengan juga dengan Sumatra Barat, ataupun Malaka, Kelantan, dan Terengganu yang berkaitan Sumatra Selatan atau dalam beberapa naskah secara spesifik menyebut Palembang dan bukit Siguntang. Nah, duduk perkaranya adalah pengguna-pengguna Malaysia yang ada di Wikipedia ini secara sengaja membuat seolah-olah Inderapura ini merupakan sebuah tempat yang tak pernah berwujud, makanya saya beri templat dengan harapan ada pengguna lain yang mungkin juga berpengetahuan sama dan bersama-sama membantu mengembangkan artikel tersebut. Saya walaupun tidak aktif setiap hari, selalu melakukan kontribusi kok di Wikipedia, cuma karena kadang kesibukan membuat beberapa daftar pengembangan yang saya canangkan jadi tertunda sekian waktu.
2. Saya diblokir semena-mena tanpa adanya a.) Peringatan apabila memang saya melakukan suatu aksi edit yang keliru, b.) Diskusi terkait duduk perkara guna meluruskan kesalahpahaman, c.) Evaluasi terhadap etikat baik saya dalam berkontribusi di Wikipedia. Padahal hal-hal tersebut sudah jelas tercantum dalam kebijakan Wikipedia entah itu terkait pemblokiran ataupun dugaan vandalisme.
3. Saudara Labdajiwa berkali-kali menganggap kontribusi saya di Wikipedia sebagai suatu hal yang tidak pantas untuk dipertimbangkan hanya karena tidak masuk akal dalam perspektif personalnya, padahal kontribusi editan saya kebanyakan selalu menitikberatkan kepada sumber-sumber referensi yang tentunya telah saya baca bahkan selama beberapa hari, saya bukanlah seorang vandal yang dengan sembarangan mengedit tanpa didasarkan dari rujukan. Contohnya saja dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda tersebut, saya mendasari kontribusi editan saya berdasarkan dari Glottolog, Ethnologue, dan Liguist tree yang faktanya juga merupakan bagian dari elemen infobox bahasa. Bagaimana bisa saya dibilang tidak masuk akal padahal bisa dicek sendiri kok kebenarannya salam sumber-sumber tersebut. Saudara Labdajiwa tak pernah menyanggah editan saya dengan sumber referensi yang mendukung argumennya, melainkan selalu bilang menurut saya..., menurutku..., padahal bukankah dalam berkontribusi di Wikipedia ini harusnya bersifat ensiklopedia dengan merujuk sumber-sumber referensi bukannya ajang untuk perang suntingan dengan mendahulukan perspektif pribadi?
4. Betul memang sebelumnya saya pernah diblokir beberapa kali dalam Wikipedia Indonesia ini, tapi perlu diketahui bahwa blokir pertama saya waktu itu belum memahami terkait three revert rule, dan saya waktu itu belum memahami bagaimana cara berdiskusi, kedua saya diblokir karena nama pengguna saya mengandung huruf X yang mana waktu itu juga cukup memakan waktu karena kesibukan saya dan saya baru memahami bahwa unsur seperti X ataupun Xx tidak diperkenankan sebagai nama pengguna di Wikipedia, hingga akhirnya nama saya berganti menjadi sekarang ini lalu baru diunblock. Dan yang ketiga, saya berniat untuk melakukan merger halaman karena topik yang diangkat adalah sama, namun saya tidak cukup mengetahui caranya hingga saya diblokir dengan alasan penghapusan artikel padahal intensi saya adalah merger, tapi saya keburu diblokir tanpa adanya sesi peeingatan dan diskusi dengan saya.
5. Pemblokiran saya dari Wikipedia Melayu pun tak lain dan tak bukan juga bersumber dari ego salah satu pengguna yang tidak dapat menerima fakta bahwa dalam beberapa sumber referensi, Nusantara merupakan sebuah istilah yang secara spesifik merujuk kepada wilayah kepulauan Indonesia, dan bukankah istilah tersebut merupakan sebuah konsep maupun istilah yang dicetuskan oleh tokoh kerajaan Jawa? Di Indonesia sendiri kan Nusantara itu merupakan nama lain bagi Indonesia. Hal ini sebenarnya sama seperti Persia, wilayahnya dahulu juga meliputi luar teritori Iran, namun sampai masa sekarang Persia masih menjadi sinonim bagi Iran.
6. Terkait alasan saya diblokir di kedua Wikipedia pun sudah sempat dibahas dan saya jelaskan dengan pengurus lain (@RaFaDa20631 dan Herryz:) disini.
7. Apakah tindakan vandalisme terhadap akun saya Eiskrahablo dapat dibenarkan? Dengan memberikan keterangan bahwa saya diblokir karena kasus akun siluman, padahal dalam laman investigasinya saja tidak ada akun pembandingnya.
8. Secara garis besar, saya memiliki niat baik di Wikipedia ini untuk memberikan kontribusi saya dalam mengembangkan Wikipedia, apabila saya terdapat kekeliruan, harap berikan saya peringatan bukan langsung menghakimi secara sepihak. Bukankah dalam Wikipedia juga harusnya melakukan assume good faith dan bukankah kebijakan Wikipedia itu ada untuk diikuti oleh semua elemen di Wikipedia, entah itu pengguna biasa ataupun para pengurus. (Eiskrahablo (bicara) 9 November 2021 14.59 (UTC))Balas
Eiskrahablo, infobox merupakan rangkuman isi artikel, ia tidak berdiri sendiri. Di artikel bahasa Jawa, sudah ada bagian dialeknya sendiri yang bersumber pada bukunya J. J. Ras, Inleiding tot het modern Javaans. Jika infobox mengambil datanya dari Glottolog, maka ia menjadi tidak sinkron dengan isi artikel. — Labdajiwa (bicara) 9 November 2021 15.45 (UTC)Balas
Betul, namun ketika saya belum selesai untuk mengembangkan isi artikel saudara selalu me-revert editan saya sebelumnya yang menyebabkan isi artikel yang berkesinambungan dengan infobox menjadi tidak dapat disimpan, bukankah harusnya saudara memberikan kesempatan waktu untuk para kontributor melakukan pengembangannya? Apakah pernah saudara mengadakan sesi diskusi sebelum melakukan revert sepihak? Apakah pernah saudara memandang kontribusi saya sebagai etikat baik? Jawabannya tentu tidak pernah kan. Bukankah Wikipedia harusnya dibangun dengan berpandangan netral yang tidak menitikberatkan kepada opini saudara sendiri? Selama seorang kontributor berlandaskan pada sumber-sumber rujukan yang dapat ditelusuri keabsahannya, kenapa saudara sering kali tidak setuju dan bahkan justru melakukan revert sepihak seakan-akan Wikipedia ini tolok ukurnya berkiblat kepada opini saudara? (Eiskrahablo (bicara) 9 November 2021 15.50 (UTC))Balas
Jika Anda memang benar sedang mengembangkannya, lain waktu Anda bisa menambahkan {{inuse}} pada bagian atas artikel. Pengembalian infobox yang saya lakukan berjarak sekitar 14 jam dari suntingan Anda yang terakhir. Sebelumnya, suntingan Anda juga telah dikembalikan oleh Bung Danu karena hal yang sama. — Labdajiwa (bicara) 9 November 2021 16.09 (UTC)Balas
@Labdajiwa:Jawaban saudara inilah yang saya harapkan muncul dalam suatu diskusi ketika saudara menjumpai kontribusi yang saya buat kurang sesuai dengan opini saudara, yakni dengan mengarahkan kealfaan saya, karena saya pun sebagai pengguna belum cukup aware dengan templat tersebut. Bahkan saya saja ini diblokir karena etikat baik saya agar suatu artikel dikembangkan lebih baik dengan menyematkan templat {{hoax}}, tapi malah dituduh sebagai suatu aksi vandalisme, hal ini juga disebabkan tidak ada yang pernah berusaha membangun forum diskusi untuk memberi tahu saya mana yang sepatutnya digunakan. Saya tidak pernah menjumpai saudara mengadakan sesi diskusi dan berusaha memahami duduk perkara dari perspektif saya, namun sangat disayangkan saudara muncul dalam sebuah kolom diskusi permohonan unblock terhadap akun saya dengan menambahkan opini-opini yang menyudutkan saya seolah saya bukanlah seorang kontributor yang membangun di Wikipedia. Ada masalah apa saudara dengan saya kalau boleh tau? Apakah saudara pernah berusaha mengadakan komunikasi interpersonal dengan saya sebelum saudara melontarkan opini-opini diatas? Bahkan untuk artikel suku Jawa, saya sudah jelaskan panjang lebar di halaman pembicaraan pun saudara tidak bisa menanggapi kan? Apakah saudara sudah merasa cukup bijaksana dalam bertindak utamanya terkait dengan saya? (Eiskrahablo (bicara) 9 November 2021 16.40 (UTC))Balas

Komunikasi mengenai artikel yang berkemungkinan mengandung vandalisme sunting

@Herryz: salam saudara, saya sekarang dalam keadaan terblokir, dan nampaknya saudara Herryz dapat membantu saya untuk memperhatikan pengguna れいはりん yang secara aktif menyunting halaman-halaman artikel berdasarkan idenya sendiri, utamanya pada artikel Surat Ulu, saya ingin menyampaikan bahwa apa yang ditulisnya mengandung logical fallacy, apa yang ditulisnya sebagai 'Surat Ulu' tersebut harusnya bernama 'Kaganga', yakni sebuah rumpun aksara di Sumatera yang terdiri dari aksara Rencong, aksara Rejang, dan aksara Lampung, saudara Herryz bisa membuka KBBI untuk memastikan pernyataan saya ini, yakni dengan kata kunci 'Kaganga'. Si れいはりん dalam suntingannya mengadakan perubahan-perubahan yang tidak dapat diterima yakni dengan meniadakan entitas 'aksara Rencong' dan menggantikannya dengan 'aksara Incung' yang mana padahal kedua hal tersebut sejatinya adalah bersinonim, si れいはりん juga bisa dilihat sendiri membuat-buat aksara Incung tersebut seakan aksara Incung ≠ aksara Rencong, bahkan れいはりん bisa dilihat membuat aksara Incung itu sendiri melalui PhotoShop, padahal jelas bisa dilihat di KBBI, justru keberadaan istilah 'aksara Incung' ini tidak dikenali. Sekian dari saya semoga dapat dipahami, saya tidak dapat berkontribusi lebih jauh karena saya sedang diblokir, semoga saudara Herryz dapat membantu saya untuk memberantas vandalisme, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kerja samanya.

Ringkasan poin:

  1. Artikel 'Surat Ulu' harusnya bernama 'Kaganga', layaknya artikel Hanacaraka
  2. 'aksara Incung' harusnya merupakan sinonim untuk 'aksara Rencong' yang sengaja dihapus dan dilencengkan oleh れいはりん
  3. Laman aksara Incung yang dibuat oleh れいはりん mengandung ketidakbenaran, harusnya 'aksara Incung' ialah sinonim untuk 'aksara Rencong' yang sengaja dihapus dan dilencengkan olehnya

Link KBBI:

Eiskrahablo (bicara) 10 November 2021 23.56 (UTC)Balas


Balasan dari れいはりん

Selamat pagi, Tuan. Silakan diminum kopinya dulu. Hehe. ··· 🌺 れいはりん · 🍵 11 November 2021 00.17 (UTC)Balas
Hamba mengingatkan bahwa jejak daring tidak bisa dihapus. Bahkan walaupun Tuan bersikeras menghapus komplain hamba, catatannya tidak akan pernah hilang. Melihat sepak terjang Tuan di Wikipedia bahasa Inggris dan Wikipedia bahasa Melayu serta segala penjelasan Tuan, sepertinya pemblokiran memang keputusan yang bijak. Tuan memang belum pernah berubah. ··· 🌺 れいはりん · 🍵 11 November 2021 00.22 (UTC)Balas
@れいはりん: Kamu bukan melakukan komplain, tapi memojokkan dan melakukan kesempatan karena saya dalam kondisi terblokir, sebelum saya terblokir kamu tidak ada berusaha mengadakan diskusi sebelum melakukan aksi vandal pada artikel-artikel yang berusaha kamu vandalisasi. Saya sedang tidak menerima komplain karena ini bukan Warung Kopi yang mana saya tidak tertarik memberikan penjelasan mendetail. Kamu cuma menjadikan kondisi saya sebagai aksi penyerangan pribadi kepada saya, tapi perlu digarisbawahi bahwa aksi vandalisme kamu tidak dapat dibenarkan sama sekali. Difikir saya bodoh untuk tidak mengetahui bahwa kamu sengaja menciptakan aksara yang sejatinya tidak berdasar melalui PhotoShop? Kalau mau mengadakan penelitian dan mengajukan proposal, silahkan lakukan dengan langkah akademis di universitas atau institusi pendidikan lainnya, bukan di Wikipedia. Tidak semua orang yang ada di Wikipedia ini bodoh untuk kau bodohi. Izin tag saudara Herryz. (Eiskrahablo (bicara) 11 November 2021 00.47 (UTC))Balas
  1. "sebelum saya terblokir kamu tidak ada berusaha mengadakan diskusi sebelum melakukan aksi vandal..." Oh? hamba ngevandal ya~ xixixi.
    Sejak kapan ya pelaku vandal perlu repot2 bikin Wikipedia:Warung_Kopi_(Lain-lain)#Surat_Ulu_atau_aksara_Rencong? hanya untuk mengvandal halaman tersebut? Bukankah pelaku vandal yang baik harusnya langsung ngevandal tanpa perlu repot2 nanya perbedaan keduanya? xixixi.
  2. "sebelum saya terblokir kamu tidak ada berusaha mengadakan diskusi..." Tuan yakin berkata demikian? xixixi.
    Ngomongin data yuk. Hamba dah ngajak Tuan ngobrol lho di Wikipedia:Warung_Kopi_(Lain-lain)#Surat_Ulu_atau_aksara_Rencong? sejak 4 November 2021 08.28. Bahkan hamba menyempatkan waktu hamba untuk membalas pesan Tuan pada 7 November 2021 03.25‎, sembilan jam tujuh belas menit sebelum Tuan diblokir (7 November 2021 12.42). Dan Tuan masih memfitnah hamba dengan kalimat "tidak berusaha mengadakan diskusi"? Haduh. Kasihan nian Tuanku satu ini.
  3. "Saya sedang tidak menerima komplain karena ini bukan Warung Kopi yang mana saya tidak tertarik memberikan penjelasan mendetail." Oh? Balasan Tuan yang ini bukan termasuk penjelasan mendetail ya? => Pembicaraan_Pengguna:Eiskrahablo#Kangean_3_Juli_2021
  4. "Tidak semua orang yang ada di Wikipedia ini bodoh untuk kau bodohi." Yups, Tuan benar. Tidak semua orang yang ada di Wikipedia ini bodoh untuk Tuan bodohi. ··· 🌺 れいはりん · 🍵 11 November 2021 03.47 (UTC)Balas
@れいはりん:
  1. Kamu mengadakan diskusi di Warung Kopi jauh setelah kamu memvandal aksara Rencong, kamu beranggapan bahwa aksara Rencong = Surat Ulu = Kaganga, dan malah justru membuat laman artikel baru yakni 'aksara Incung' padahal istilah Incoung, Incung, ataupun Incong adalah sinonim dari aksara Rencong itu sendiri.
  2. Saya pada saat itu sibuk, saya bukan pengangguran yang senantiasa membuka Wikipedia, saya terlewat beberapa waktu untuk tidak membuka Wikipedia dan saya baru membuka Wikipedia pada ketika saya sudah diblokir beberapa hari, yang mana ketika saya membuka di laman Warung Kopi tersebut kamu justru mempengaruhi saudara Alteaven untuk tidak memperhatikan saya dengan melakukan penyerangan personal kepada saya yakni memberikan informasi keliru bahwa saya diblokir karena editan pembetulan saya di aksara Rencong, padahal bukan itu duduk perkaranya saya diblokir. Dan apapun itu, pemblokiran saya harusnya tidak dicampur dengan fakta artikel, karena urusan personal tidak bisa dijadikan senjata untuk melemahkan fakta isi artikel.
  3. Saya dari dulu bergabung di Wikipedia merupakan kontributor yang anti akan vandalisme dan memang berusaha membangun, tentu saya rasa perlu untuk meminta bantuan pengurus memperbaiki informasi-informasi yang kamu vandal sekalipun saya dalam keadaan terblokir. Saya tidak tertarik untuk melanjutkan pembahan di Warung Kopi di Halaman Pembicaraan Pengguna saya apalagi kemarin di sesi permohonan unblock saya karena itu tidak sesuai tempatnya. Disini bahkan saya tidak mengundang anda untuk gabung dalam pembicaraan ini karena ini sebenarnya sebagai sarana media komunikasi saya dengan pengurus, tapi nampaknya kamu terobsesi untuk tetap membenarkan aksi vandalisme kamu.
  4. Sungguh sangat terlihat sekali kamu tidak punya landasan yang kuat untuk menyangkal fakta-fakta yang berusaha saya hadirkan sehingga membawa membawa sesi Pembicaraan_Pengguna:Eiskrahablo#Kangean_3_Juli_2021 sebagai bahan untuk menyerang dan memojokkan saya, padahal:
    a.) Sesi tersebut dengan jelas tertanggal 3 Juli, sedangkan ini saja sudah bulan November pertengahan,
    b.) Sesi tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan masalah ini ataupun pernyataan saya sebelumya.
  5. Apapun tipuan yang kamu lakukan sekarang, saya yakin suatu saat ada orang yang menyadarinya dan informasinya akan dimurnikan seperti sedia kala, jangan merasa tipuan kamu itu tidak bakal tercium busuknya. (Eiskrahablo (bicara) 11 November 2021 04.07 (UTC))Balas

Balasan dari Alteaven
wow, KBBI. Perlu diketahui, dalam lema "candi" KBBI menyatakan candi berfungsi untuk menyimpan abu jenazah, meski penelitian Soekmono (The Javanese Candi: function and meaning, 1995) sudah cukup lama mengukuhkan bahwa candi tidak pernah menyimpan abu jenazah. Sayang sekali KBBI tidak terlalu telaten memutakhirkan berbagai definisi lema yang berkaitan dengan objek budaya daerah atau sejarah, mungkin salah satunya pemahaman kaganga ini. Salah satu nama lain aksara Jawa, "carakan", juga tidak ada di KBBI; jadi tidak ada KBBI menurut saya bukanlah bukti definitif meski memang suatu bukti. Boleh tolong berikan definisi/rujukan lain yang mana rencong = incung? Saya ulangi kembali pernyataan saya sebelumnya, saya pikir baik saudara れいはりん maupun saya tidak mempermasalahkan pernyataan anda bahwa "Kaganga / Surat Ulu adalah rumpun aksara", yang masih dipertanyakan adalah pernyataan anda bahwa rencong adalah nama aksara spesifik. れいはりん dan saya sudah memberikan sumber referensi ilmiah (Sarwono 2014, yg bisa diakses online: http://repository.unib.ac.id/7492/) di warung kopi yang menyatakan bahwa sebenarnya kaganga = surat ulu = rencong; tiga-tiganya sinonim untuk rumpun aksara sumatra selatan, bukan satu aksara spesifik. KBBI ternyata tidak sependapat, tapi definisi KBBI pun agak samar. れいはりん dan saya setidaknya sudah menunjukkan melalui repositori naskah seperti https://eap.bl.uk/archive-file/EAP117-29-1-1 dan penelitian seperti https://www.researchgate.net/publication/339021497_NASKAH_INCUNG_SASTRA_MELAYU_KLASIK_YANG_TERLUPAKAN/fulltext/5e396a64299bf1cdb90b2d92/NASKAH-INCUNG-SASTRA-MELAYU-KLASIK-YANG-TERLUPAKAN.pdf, ada yang menggunakan istilah "aksara incung" untuk merujuk aksara yang digunakan pada lingkungan Kerinci. Sehingga tuduhan anda pada れいはりん bahwa ia "menciptakan aksara yang sejatinya tidak berdasar" tidak begitu kuat. Namun belum terjawab apakah memang rencong = incung. Sementara Sarwono 2014 mengatakan rencong = ulu = kaganga. Terlepas dari photoshop yang katanya dilakukan oleh れいはりん, boleh diperlejas adakah rujukan lain rencong = incung? Di satu sisi anda mengatakan rencong sinonim incung, tapi juga incung diciptakan melalui photoshop dan tidak berdasar, sehingga saya bingung dengan posisi anda. Ini agar terdapat upaya untuk melihat kenapa istilah ini menjadi begitu semrawut dan panas, daripada bolak balik lempar tuduhan vandal. saya tulis di sini karena saya prihatin artikel aksara menjadi titik pusaran 'bukti' tuduhan antar user, padahal memang definisi aksaranyanya kontradiktif antar rujukan. Kalau anda merasa tidak mau panjang lebar dulu karena sedang berfokus diangkat dari pemblokiran, tolong berhati-hatilah untuk tidak menganggap bahwa segala aspek aksara sudah "fixed" dan bisa digunakan untuk menjustifikasi tuduhan vandalisme.Alteaven (bicara) 11 November 2021 02.22 (UTC)Balas

@Alteaven:
  1. KBBI merupakan sebuah rujukan bagi keterangan dalam bahasa Indonesia, sah-sah saja untuk menjadikan KBBI sebagai rujukan karena KBBI khususnya dalam bidang akademis karena telah melalui proses penelitian dan regulasi dari para ahli khususnya linguistik, dsb dalam Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  2. Tentunya ketika mendengar kata "candi" kebanyakan orang atau bahkan saudara sendiri terpaku kepada 'Borobudur' ataupun 'Prambanan', padahal "candi" dalam KBBI merujuk kepada semua candi (khususnya berunsur Hindu-Buddha) di seluruh dunia, dan bahkan di Indonesia sendiri kategori 'candi' itu banyak. Penelitian Soekmono tidak bisa dijadikan kiblat kuat untuk menyamaratakan candi di Indonesia, terutama dalam penelitian tersebut hanya terbatas pada 'candi jawa'. Faktanya, beberapa candi di Indonesia memang digunakan atau sempat digunakan untuk menyimpan abu jenazah, contoh informasinya ada pada link-link berikut:
    https://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_timur-candi_jawi
    https://tulungagung.go.id/candi-boyolangu/
    https://www.malangkab.go.id/mlg/default/page?title=selayang-pandang-mlg
    https://www.pasuruankab.go.id/potensi-59-candi-jawi.html
  3. Rencong adalah nama aksara spesifik, ada banyak kok sumbernya dalam bahasa apapun, tinggal cari saja 'aksara Rencong' juga ketemu, di KBBI pun https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Kaganga sangat jelas mengenai aksara Rencong.
  1. Incung, Incoung, ataupun Incong adalah sinonim atau nama lain bagi aksara Rencong yang secara spesifik ditemukan di alam Kerinci di kawasan Provinsi Jambi, bisa dilihat informasinya melalui link-link berikut:
    https://www.kominfo.go.id/content/detail/31766/digitalisasi-aksara-nusantara-agar-lestari/0/artikel
    http://dikdaya.unbari.ac.id/index.php/dikdaya/article/download/166/158
    https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/download/162/pdf
    http://repositori.kemdikbud.go.id/13693/1/Penelitian%20dan%20pengkajian%20naskah%20kuno%20daerah%20jambi%20i.PDF
    http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1104602&val=16609&title=ANALISIS%20UNGKAPAN%20MAKIAN%20DALAM%20BAHASA%20KERINCI%20STUDI%20SOSIOLINGUISTIK
  1. Tidak ada yang kontradiktif kalau saudara Alteaven memahami betul-betul, saya sebagai orang yang cukup familiar tidak merasa kontradiktif untuk memahami:
    • Kaganga (layaknya Hanacaraka) adalah rumpun aksara yang terdiri dari aksara Rencong, aksara Rejang, dan aksara Lampung.
    • Aksara Rencong memiliki nama lain (khususnya di alam Kerinci) sebagai aksara Incoung, Incong, ataupun Incung.
  2. Harusnya saudara bisa cukup bijak untuk meneliti siapa yang mementingkan ego pribadinya dan siapa yang ingin berusaha membetulkan sesuai fakta. Saya tidak pernah mengarang sesuatu di PhotoShop lalu mempublishnya ke laman-laman Wikipedia dan mengecapnya sebagai 'kebenaran hakiki'. (Eiskrahablo (bicara) 11 November 2021 04.38 (UTC))Balas
@Eiskrahablo:
ini di luar topik, tapi saya sedang meneliti candi. Saya tidak paham mengapa anda merasa penelitian Soekmono tidak kuat (apakah anda pernah baca? di dalamnya dia bahas kuil-kuil Khmer juga loh sebagai perbandingan) sementara anda hanya mengutip artikel-artikel internet yang daftar pustakanya tidak ada. Semisal pada candi Jawi; tepat inilah yang dibahas oleh Soekmono, anggapan bahwa di situ pernah disimpan abu jenazah adalah anggapan zaman Belanda. Sastra Jawa kuno mengatakan bahwa Kertanegara disemayamkan di situ, tapi tidak pernah bilang ada abu jenazah yang benar-benar disimpan di situ. Melalui pembacaan sumber sastra Jawa kuno dan uji laborarium dari isi kotak pripih yang diduga mengandung abu jenazah, ternyata ditemukan "abu jenazah" ybs adalah deposit silika. Saya juga tanyakan ini ke narasumber arkeolog aktif UGM, bahwa sejauh ini tidak pernah ditemukan abu jenazah secara definitif di candi Indonesia dan definisi KBBI tersebut belum mutakhir. Kalau sumber anda hanya artikel2 pariwisata seperti ini, saya makin ragu akan kemampuan saudara dalam mencari rujukan sebagai landasan argumen
FYI, entri KBBI tidak pernah bilang eksplisit bahwa istilah candi berlaku untuk semua struktur Hindu-Buddha di dunia, istilah candi asing digunakan di luar bahasa Indonesia. Saya tidak bilang KBBI tidak sah, tapi karena KBBI hanya memberi definisi singkat sementara perihal ini pelik, kita butuh ulasan yang lebih panjang sebagai perbandingan.
Poin 3, anda mengatakan Rencong adalah nama aksara spesifik, tapi pernyataan anda tidak meniadakan adanya rujukan dari peneliti Sarwono (2014) yang secara eksplisit dalam bahasa indonesia mendefinisikannya tidak sebagai aksara spesifik namun sebagai kumpulan aksara. Maka penggunaan istilah Rencong untuk kumpulan aksara juga teratestasi.
Saya tunggu link anda terkait poin 4 Alteaven (bicara) 11 November 2021 04.59 (UTC)Balas
@Alteaven:
  1. Haha saya padahal dengan sengaja menyematkan link-link pemerintahan agar tidak menimbulkan bias, tapi saudara malah membantahnya dengan opini tidak masuk akal yakni dengan menyebutnya "artikel pariwisata", maaf boleh numpang ketawa? Pada link pertama itu bahkan saya menyematkan link dari laman Perpustakaan Nasional loh. Saya makin ragu akan kemampuan analisa saudara.
  2. Saya diatas sudah dengan jelas menyebutkan "...Faktanya, beberapa candi di Indonesia memang digunakan atau sempat digunakan untuk menyimpan abu jenazah...", saya yakin para linguis dan ahli lainnya dalam Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tidak begitu sangat bodoh untuk menginput informasi yang tidak benar adanya. Dan berbicara dari pengalaman pribadi, abu jenazah atau kadang disebut sebagai abu kremasi kalau di Bali ada yang sempat disemayamkan di pura sebelum dilarung ke laut, bisa jadi candi-candi yang disebutkan ada yang pernah dijadikan persemayaman abu jenazah sebelum dilarung, dan bisa saja juga candi-candi tersebut memang masih dijadikan penyimpanan abu jenazah sampai masa kini. Dan jangan lupakan kasus pencurian di candi itu juga nyata adanya, jangankan abu jenazah raja, berbagai hal seperti patung dsb aja banyak kok kasusnya.
  3. Saudara ini bahkan tidak memahami betul konsep penggunaan KBBI, secara riil tentunya lema dalam KBBI ini bersifat universal untuk menyebutkan istilah-istilah global kedalam bahasa Indonesia, kalau saudara menganggap 'candi' hanya merujuk ke Indonesia, lalu 'manusia', 'masyarakat', 'rumah', 'gereja', 'masjid', dsb itu hanya terdapat dan merujuk kepada entitas di Indonesia saja ya? Logikanya aja deh dipake.
  4. Banyak kok rujukan lain yang menunjukkan bahwa aksara Rencong adalah sebuah aksara spesifik, dan dari tadi saya lihat saudara terpaku kepada satu rujukan, padahal banyak rujukan lain yang mengatakan hal yang berbeda. Bahkan dalam bidang akademis saja ya, rujukan seorang saja itu tidak dibenarkan karena bisa saja orang tersebut terbatas pemahamannya atau bahkan memiliki logical fallacy, itulah sebabnya dalam penelitian ada istilah research gap, sudah pernah mengadakan analisa penelitian belum?
  5. Poin 4 sudah saya sertakan link-linknya daritadi. (Eiskrahablo (bicara) 11 November 2021 05.53 (UTC))Balas
@Eiskrahablo:
(hhh poin 2, ini yang dibahas Soekmono juga. Di Bali pun abu kremasi tidak pernah disemayamkan dalam struktur permanen. Hubungan ini pertama kali dikarang oleh Stutterheim. Dan posisi Soekmono adalah candi tidak pernah digunakan sebagai tempat menyimpan abu) Baiklah, mari setuju untuk tidak setuju dalam perihal candi, silahkan baca klarifikasi saya soal rencong/incung Alteaven (bicara) 11 November 2021 05.59 (UTC)Balas
Nah ini kan ada rujukan enak untuk dibandingkan daripada berlarut-larut hanya saling tuduh vandal dan blokir, terima kasih. Jika saya boleh klarifikasi:
れいはりん menganggap rencong sebagai sinonim ulu dan kaganga, yakni kumpulan aksara-aksara Sumatra Selatan. Sumber yang mendukung penggunaan ini adalah
• Sarwit Sarwono dan Ngudining Rahayu (2014, hal. 1,2,4) http://repository.unib.ac.id/7492, yang juga mengarahkan kepada berbagai penelitian Belanda yang menggunakan istilah demikian: van Hasselt, 1881; de Sturler, 1842 dan 1855; Helfrich, 1904; Lekkerkerker, 1916; Westenenk, 1919; Wink, 1926; Voorhoeve, 1970.
Eiskrahablo menganggap rencong sebagai sinonim incung, yakni aksara spesifik yang digunakan di wilayah Kerinci. Sumber yang mendukung penggunaan ini adalah
• KBBI daring, lema kaganga dan aksara rencong
• Ja'far (1998, hal. 32) http://repositori.kemdikbud.go.id/13693/1/Penelitian%20dan%20pengkajian%20naskah%20kuno%20daerah%20jambi%20i.PDF
• Syaputra (2020, hal. 306) https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/download/162/pdf
Menarik untuk diperhatikan pada kedua sumber yang diberikan Eiskrahablo, Ja'far (1998: 32) dan Syaputra (2020: 306), keduanya mengakui bahwa "rencong" adalah nama rekaan yang tidak ada dalam bahasa Kerinci. Masyarakat Kerinci sendiri dalam naskahnya menggunakan nama Incung (Syaputra, 2020:306). Melihat juga sumber Belanda seperti Braginsky, V.I, "Some Remarks on the Structure of the 'Syair Perahu' By Hamzah Fansuri" (BKI 131, 1975:407-426) istilah "rencong" memang digunakan untuk naskah-naskah tidak dari wilayah Kerinci, lihat http://www.bl.uk/manuscripts/Viewer.aspx?ref=mss_malay_a_2_f001r. Melihat ini, saya merasa keinginan れいはりん untuk mengalihkan rencong yang ambigu jadi surat Ulu saja (karena bisa digunakan sebagai sinonim memang) atau mengukuhkan rencong sebagai incung saja (karena ini istilah asli Kerinci) terlihat masuk akal. Apakah bisa disebut vandalisme jika memang dua sumber memberi istilah yang berbeda? Silahkan keduanya nanti diskusikan lebih lanjut, dan gunakan sumber untuk mengukuhkan argumen agar lebih produktif. Alteaven (bicara) 11 November 2021 05.37 (UTC)Balas
@Alteaven:
  1. Memang betul, dalam bahasa Kerinci sendiri aksara Rencong disebut dengan Incoung atau Incung, dan itulah poin saya dari awal. Bahwa istilah-istilah tersebut berkesinambungan. Bukankah diatas tadi sudah saya sebutkan "...Incung, Incoung, ataupun Incong adalah sinonim atau nama lain bagi aksara Rencong yang secara spesifik ditemukan di alam Kerinci (di kawasan Provinsi Jambi)..."? Jadi, aksara Incoung ini ialah sejatinya aksara Rencong yang ditemukan di alam Kerinci, yang kemudian secara lokal disebut sebagai Incung/Incoung/Incong. Tambahan: aksara Rencong yang secara spesifiknya ditemukan di alam Kerinci ini juga selain disebut sebagai Incoung/Incung/Incong, juga dikenali sebagai 'aksara Kerinci' ataupun 'Surat Kerinci'.
  2. Pengguna れいはりん melakukan vandalisme yakni dengan meniadakan laman 'aksara Rencong' dan malah mengalihkannya ke 'Surat Ulu' padahal surat ulu ini istilah yang merujuk kepada aksara yang ditemukan di daerah pegunungan secara spesifik, seharusnya 'Kaganga' lah istilah yang lebih tepat untuk merujuk rumpun aksara yang terdiri dari aksara Rencong, aksara Rejang, dan aksara Lampung. Dengan penghapusan laman 'aksara Rencong' dan dilencongkan sepihak ke 'Surat Ulu' adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan, malahan れいはりん membuat laman artikel aksara Incung seakan-akan itu bukanlah terkait dengan aksara Rencong, bahkan bentuk aksaranya pun dia reka sendiri melalui PhotoShop. Apakah tindakan-tindakan berlapis ini tidak cukup menjadi bukti aksi vandalisme?
  3. Saya sangatlah tidak keberatan apabila れいはりん melakukan kontribusi yang konstruktif, hal inipun sempat saya ungkapkan di Warung Kopi waktu itu, namun masalahnya れいはりん melakukan suntingan-suntingan berdasarkan kemauannya sendiri yang sangat bertolak belakang dengan ketentuan di Wikipedia, aksinya inipun menjadi perhatian pengurus Herryz di halaman pembicaraan れいはりん, itu juga sebabnya saya membuka sesi komunikasi ini yang pada awalnya meminta bantuan Herryz untuk membantu meluruskan atau mengonstruksi ulang informasi-informasi yang dengan sengaja diselewengkan.
  4. Secara garis besar, poin saya adalah:
    a.) 'Aksara Rencong' ini nyata adanya, dan khusus secara spesifik bagi aksara Rencong yang ditemukan di alam Kerinci (kawasan Provinsi Jambi) lebih dikenali secara lokal dalam bahasa Kerinci sebagai 'aksara Incung/Incoung/Incong' , atau terkadang juga bagi yang awam menyebutnya sebagai 'Surat Kerinci'
    b.) 'Kaganga' merupakan istilah yang tepat untuk merujuk kepada rumpun aksara Sumatra seperti aksara Rencong, aksara Rejang, dan aksara Lampung, yang mana tidak terbatas ditemukan entah di daerah pegunungan ataupun tidak.
    c.) 'Surat Ulu' merupakan istilah khusus yang digunakan untuk kelompok Kaganga (aksara Rencong, aksara Rejang, dan aksara Lampung) yang ditemukan di daerah dataran tinggi atau pegunungan.
  5. Semoga semua kalimat dan pesan saya dapat dengan mudah dipahami, terima kasih. (Eiskrahablo (bicara) 11 November 2021 06.10 (UTC))Balas
Bila kesimpulan Anda seperti itu, pertanyaan saya tentang poin 4 adalah: Sebutkan rumpun Kaganga yang berkembang tidak dari daerah pegunungan. Kasih rujukan juga. Saya tunggu jawaban Anda. Terima kasih.··· 🌺 れいはりん · 🍵 11 November 2021 22.43 (UTC)Balas
Jujur, kalimat dan pesan anda sulit saya pahami, mungkin karena style anda pada kasus ini sangat konfrontatif. Saya pikir tindakan れいはりん terjadi karena perbedaan rujukan untuk istilah yang ambigu antar anda dan れいはりん; dan ketika saya dipanggil saya tidak melihat ada perbandingan rujukan tapi saling tuding vandalisme. Terselip pula di antara kata-kata anda, seringkali ada yang saya rasa tidak begitu singkron dengan rujukan (saya belum menemukan di antara rujukan anda yang bilang eksplisit surat ulu itu harus kaganga yang di pegunungan, yang saya temukan menganggapnya sinonim). Meminta rujukan pun sulit sekali dari anda, terkubur di pernyataan yang tidak dipermasalahkan (saya pikir tidak ada yang mempermasalahkan bahwa istilah rencong tidak nyata[ed: maksud saya, tidak ada di sini yang mempermasalahkan eksistensi istilah rencong. Memang ada, tapi definisinya samar antar rujukan sehingga kini dipermasalahakan]) dan poin yang dialihkan (anda tetap tidak menanggapi bahwa ada kajian-kajian ilmiah yang tidak menggunakan istilah rencong sesuai spesifikasi anda, sehingga ada lebih dari satu definisi. Benar pula kan KBBI tidak ada istilah carakan meski itu istilah valid, sehingga KBBI bukan sumber sempurna) atau kontradiktif (poin 1, incung adalah rencong di wilayah kerinci vs 4a, rencong adalah aksara spesifik kerinci yang dikenal juga sebagai incung). Tapi sekarang terserah anda dan れいはりん saja, semoga mendapatkan resolusi Alteaven (bicara) 11 November 2021 10.10 (UTC)Balas
@Alteaven:
  1. Provokatif darimananya? Kalau saudara merasa diksi-diksi saya 'provokatif' harusnya saudara berkaca dan sadar diri mengapa saya demikian, saya sangatlah menghargai dan menghormati orang yang mau menghargai dan memahami orang lain, ingatlah sebuah perkataan "treat others how you want to be treated", apakah saudara Alteaven merasa pada balasan saudara yang pertama kali dalam sesi ini yakni menggunakan diksi seperti "wow, KBBI" dan "semrawut dan panas" itu merupakan diksi konstruktif yang tidak provokatif? saya dari awal berusaha sangat sopan dengan saudara dan bahkan saya sengaja menyematkan link-link nasional berbasis ".go.id" sebagai rujukan agar tidak menimbulkan bias karena sumber-sumber dari pemerintahan sudah tentu konsep itu telah diterima secara nasional dan diregulasi oleh badan pemerintahan dan kementerian, tapi malah saudara membalasnya dengan "saya makin ragu akan kemampuan saudara dalam mencari rujukan" hanya karena hal tersebut tidak sesuai ego saudara.
  2. Kalau saudara meminta sumber referensi bakalan saya hadirkan kok, karena memang saya berbicara semua ini setelah hasil dari membaca dan belajar, saya bukanlah seorang vandal yang berniat merusak, menipu, dan menyelewengkan informasi. Saya tidak pernah bilang suatu kajian ilmiah tidak ada loh, namun saya sudah sampaikan secara berulang diatas bahwa satu kajian tidak bisa dijadikan kiblat paten, jika saudara familiar dengan bidang akademis pasti tak akan asing dengan istilah studi komparatif dan research gap.
  3. Dari awalpun ini sebenarnya adalah isu saya dengan れいはりん tapi herannya saudara turut membabi buta saya dengan berusaha melemahkan fakta yang berusaha saya sampaikan. Ketidakfahaman saudara akan pengistilahan lokal pun menunjukkan bahwa harusnya topik ini bukan ranah saudara, namun bagaimanapun saya apresiasi usahanya, yang tak lain dan bukan hanya untuk mendebat saya.
  4. Terkait 'carakan' yang tidak ada di KBBI itu bermakna istilah tersebut bersifat lokal dan tidak digunakan secara meluas (setidaknya skala nasional), istilah 'Allah' pun bersinonim dengan istilah 'Ellohim' dalam kepercayaan agama Yahudi (dan Kristen; Protestan, Katolik, Ortodoks) tapi istilah Ellohim tersebut tidak ada di KBBI karena sifatnya tidak cukup umum dituturkan, karena sifatnya hanya sebagai pengetahuan dalam komunal terbatas atau bersifat lokal. Saudara dari tadi mempermasalahkan perkara yang tidak patut dipermasalahkan, namun herannya tidak mengindahkan fakta yang jelas-jelas ada dan tertera seperti entitas 'aksara Rencong' berikut ini: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Aksara%20rencong. (Eiskrahablo (bicara) 11 November 2021 11.33 (UTC))Balas
Baiklah, mohon maaf kalau begitu jika diksi saya ada yang konfrontatif juga. Saya tertarik dengan rujukan aksara, dan telah mendapatkannya dari kedua belah pihak. Saya masih kurang setuju dengan pernyataan anda bahwa just because sumber itu berujung .go.id dan dari pemerintahan, itu menjadi sumber mutlak yang tiada celahnya. Seperti kata anda, selalu ada research gap. Tapi agar tidak memperkeruh, saya undur diri saja dan melihat perkembangan. Alteaven (bicara) 11 November 2021 11.57 (UTC)Balas
@Alteaven: Loh saya menggunakan sumber-sumber referensi ".go.id" karena itu tentu telah melewati proses verifikasi yang telah diuji dan diterima secara skala nasional, kalau saudara bersikeras berkiblat kepada artikel-artikel penelitian yang tidak jelas naungannya, apakah saudara yakin tidak bertolak belakang pada pedoman di Wikipedia yang mana harusnya artikel tidak mengandung penelitian atau {{riset asli}}? Baiknya kalau dari awal hanya mementingkan ego, harusnya tidak usah ikut berenang kedalam diskusi orang lain yang saudara sendiri saja tidak begitu familiar dengan topik ini. (Eiskrahablo (bicara) 11 November 2021 12.18 (UTC))Balas
"...tentu telah melewati proses verifikasi yang telah diuji dan diterima secara skala nasional." Omong kosong. KBBI seringkali bertentangan dengan masyarakat. Contoh: samurai vs katana (https://news.detik.com/berita/d-4025110/yang-benar-katana-atau-samurai). KBBI juga sering bertentangan dengan pemerintah. Jika Anda punya teman beragama Katolik, silakan cek KTPnya. Pasti di sana yang tertulis adalah Katholik, padahal di KBBI yang bener adalah Katolik. Demikian juga Budha (pemerintah) vs Buddha (KBBI). KBBI juga pernah berselisih dengan Wikipedia (Cek WP:SUMATRA dan WP:PRANCIS).
Intinya adalah sah2 saja bila Anda menggunakan rujukan KBBI. Tapi jangan menggunaan KBBI sebagai rujukan mutlak! KBBI bukan kitab suci! KBBI bisa berubah-ubah!
Saya awalnya berusaha maklum sih karena Anda pengguna baru, jadi Anda tidak tau kalau dulu Wikipedia sering bermasalah dengan KBBI yang berubah-ubah. Tapi melihat perilaku Anda yang tidak menyenangkan + track record Anda di Wikipedia bhs Inggris dan Melayu, saya merasa perilaku Anda sebagai pengguna baru sudah keterlaluan. ··· 🌺 れいはりん · 🍵 11 November 2021 22.34 (UTC)Balas
Wikipedia bukanlah dunia kita berdua, Tuan Eiskrahablo. Wikipedia diakses banyak orang. Karena itu saya mengundang Alteaven karena saya menganggap beliau sangat ahli dalam bidang ini. Beliau adalah satu dari dua orang Indonesia yang mengajukan proposal aksara Kawi ke Unicode (https://www.unicode.org/L2/L2020/20284r-kawi.pdf) dan akhirnya proposalnya diterima. Beliau juga yang menyunting aksara Jawa, aksara Bali, aksara Lontara, dan surat Batak hingga bisa sebagus itu. Jadi beliau bukan pengguna ecek-ecek seperti yang Anda pikirkan, Tuan Eiskrahablo. Beliau sudah banyak riset di dunia aksara. Jadi beliau mampu mengetahui mana rujukan yang kuat dan lemah. Saya sampai tidak habis pikir kok perilaku Anda seperti itu. Dengan beraninya berlagak mengetahui semua hal dan kemudian bilang "... harusnya tidak usah ikut berenang kedalam diskusi orang lain yang saudara sendiri saja tidak begitu familiar dengan topik ini." ··· 🌺 れいはりん · 🍵 11 November 2021 22.15 (UTC)Balas
"'Kaganga' merupakan istilah yang tepat untuk merujuk kepada rumpun aksara Sumatra seperti aksara Rencong, aksara Rejang, dan aksara Lampung, yang mana tidak terbatas ditemukan entah di daerah pegunungan ataupun tidak."
Bila kesimpulan Anda seperti itu, pertanyaan saya adalah: Sebutkan aksara rumpun Kaganga yang ditemukan/berkembang tidak dari daerah pegunungan. Kasih rujukan juga. Saya tunggu jawaban Anda. Terima kasih. ··· 🌺 れいはりん · 🍵 11 November 2021 22.50 (UTC)Balas
atau kalau Anda kesulitan, gini aja deh. Berikan saya bukti (entah itu buku, jurnal, dll.) yang eksplisit bilang kalau Kaganga adalah penyebutan general dan surat Ulu hanya khusus aksara di pegunungan. Saya tunggu jawabannya. Terima kasih UwU ··· 🌺 れいはりん · 🍵 12 November 2021 00.18 (UTC)Balas
  1. Kenapa kepanasan sekali sampe masuk ke sesi reply orang lain? Menipunya takut terbongkar semakin dalam ya? Gimana? Udah makin jago ngedit di Photoshopnya?
  2. Jangkauan pembicaraan saya yang mengatakan tentang sumber-sumber rujukan berbasis resmi itu tidak terbatas pada KBBI loh. Dan juga kamu mengulang pertanyaan diatas yang menanyakan tentang lema KBBI, dalam KBBI itu mencakup segala kosakata yang umum digunakan di Indonesia untuk merujuk kepada hal-hal baik itu skala nasional dan internasional, dan itu bukan hanya terjadi di KBBI bahkan Oxford English Dictionary pun input lema yang umum digunakan masyarakat saja, contohnya 'Batik' ada di kamus Oxford, tapi Ulos, Songket, Tapis, dsb kenapa tidak ada? Jawabannya simpel, yakni karena hal-hal tersebut belum familiar secara umum. Dan terkait yang kamu bahas diatas terkait Katolik vs. Katholik, Sumatra vs. Sumatera, dsb itu kembali lagi ke pengistilahan baku vs. tidak baku, kalau kamu tanya kenapa masih ada saja golongan yang tidak paham mana yang baku, jawabannya adalah karena bahasa Indonesia telah beralih sistem ejaan berulang-ulang kali, dan yang terbaru bahkan baru saja disahkan tahun 2021 ini yang menggantikan PUEBI (2015) menjadi PKKBI. Pernah sekolah kan? Kalau pernah sekolah kan pasti familiar akan hal ini.
  3. Saya paham bahwasanya KBBI senantiasa mengalami pengembangan, tapi yang perlu digarisbawahi adalah, lema yang telah diinput jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah mengalami perubahan, biasanya pengembangan hanya berkisar di pembakuan kata dan input kosakata baru. Jadi, alasan kamu tidak bisa melemahkan fakta terkait 'Kaganga' dan 'Aksara Rencong' yang dengan sangat teramat jelas sekali ada entitasnya di KBBI.
  4. Saya bahkan jauh lebih lama di Wikipedia daripada kamu, jadi menganggap saya sebagai 'pengguna baru' adalah salah satu opini dusta lain yang berusaha kamu buat-buat.
  5. Saya tidak pernah meremehkan kontribusi-kontribusi saudara Alteaven pada artikel-artikel lain, tapi poin saya dari diskusi diatas adalah saya dapat menarik kesimpulan bahwa Alteaven tidak benar-benar paham terkait rumpun aksara Kaganga bahkan secara basic, Alteaven berulang kali menyebutkan bahwa aksara Rencong merupakan sebuah entitas yang tidak nyata, dengan berdalih bahwa hal tersebut dalam bahasa Kerinci lebih familiar disebut aksara Incung, yang mana padahal saya tidak membantah fakta ini sama sekali, dan justru itulah poin saya, yakni aksara Rencong dan aksara Incoeng/Incoung/Incung adalah merujuk aksara yang sama, hanya menjadi perbedaan hanya terletak pada penyebutannya, 'Rencong' ialah istilah dalam dialek Bengkulu (salah satu dialek dalam bahasa Melayu), sedangkan 'Incung' adalah istilah dalam bahasa Kerinci, saya pun berkali-kali menegaskan bahwa Incoeng/Incoung/Incung ini adalah istilah yang dikenali dalam kawasan Kerinci.
  6. Dan juga sebutan 'Surat Ulu' pun kurang tepat digunakan karena itu adalah sebutan lokal, sedangkan ini adalah Wikipedia "bahasa Indonesia", kenapa saya acuannya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari awal? Jawabannya karena ini adalah Wikipedia Bahasa Indonesia, kamus mana lagi yang memiliki rujukan tepat terkait Bahasa Indonesia kalau bukan dari KBBI itu sendiri? dan di dalam bahasa Indonesia secara gamblang tidak mengenal 'Surat Ulu', adanya adalah 'Kaganga' layaknya Hanacaraka.
  7. Kaganga ada yang tidak ditemukan di area ulu atau dataran tinggi, contohnya yakni ialah aksara Lampung pada prasasti Dalung Bandar Dewa yang ditemukan oleh arkeolog Nanang Saptono di desa Bandar Dewa di kabupaten Tulang Bawang Barat, provinsi Lampung. Dan kabupaten Tulang Bawang Barat ini secara umum merupakan dataran rendah, bisa ketik saja sendiri di Google dengan keyword "Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah dataran rendah" dan akan muncul informasi-informasinya. Jadi sangaf keliru untuk mengklaim 'Kaganga' sebagai 'Surat Ulu', karena tidak semua Kaganga ditemukan di daerah pegunungan atau setidaknya dataran tinggi.
  8. Bahkan menariknya, ada yang ditemukan dari daerah pantai, yang mana aksaranya bahkan tertulis di sebuah kerang: https://collectie.wereldculturen.nl/?query=search=*=TM-H-2996#/query/893236e2-38ee-4576-86d2-3e9d8b73ed08
     . (Eiskrahablo (bicara) 12 November 2021 09.11 (UTC))
    Balas
    Jadi intinya, patokan Anda hanya sebongkah kerang dan selembar prasasti? Hanya itu yang jadi acuan Anda untuk berpendapat bahwa aksara Lampung asalnya bukan dari pegunungan? Ada sumber yang ilmiah seperti jurnal atau buku ga? ··· 🌺 れいはりん · 🍵 12 November 2021 09.47 (UTC)Balas
    Tanya lagi dong, Anda denger kata kaganga sumbernya darimana? Asal denger kemudian nulis atau ada landasan buku/jurnal? ··· 🌺 れいはりん · 🍵 12 November 2021 09.50 (UTC)Balas
  1. Maksud kamu apa dengan "hanya sebongkah kerang dan prasasti"? Kamu ini sudah penipu malah makin kurang ajar tidak menghargai warisan leluhur, justru asal kamu tau beberapa aksara di Sulawesi atau bahkan beberapa temuan aksara Jawa tertulis diatas daun lontar! Sekecil apapun penemuan arkeologi itu merupakan sebuah warisan leluhur yang patut dihargai, kamu ini orang Indonesia apa bukan? Bahkan Kakawin Nagarakretagama (http://www.unesco.org/new/en/communication-and-information/memory-of-the-world/register/full-list-of-registered-heritage/registered-heritage-page-6/nagarakretagama-or-description-of-the-country-1365-ad/) yang diakui oleh UNESCO pun ditulis diatas daun! Otak kamu boleh penipu, tapi hati kamu harusnya menghargai aksara dan peninggalan purbakala yang ada di Indonesia ini. Opini kamu sudah terbantahkan dengan fakta riil penemuan-penemuan arkeologis, tapi tetap saja penipu seperti kamu bakalan menutup mata akan hal itu.
  2. Kamu nggak bisa baca tulisan-tulisan diatas itu? berkali-kali sudah dijelaskan Kaganga bahkan ada dalam lema Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kok masih ngeyel? https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Kaganga Motif kamu menjadi oknum penipu disini itu apa? (Eiskrahablo (bicara) 12 November 2021 10.23 (UTC))Balas
Di dunia akademik, sebongkah kerang dan selembar prasasti itu jauh lebih berharga sebagai sumber primer ketimbang buku/jurnal. Namun, di Wikipedia penggunaan sumber primer dan praktek riset mandiri (original research) itu terlarang.

Do not analyze, evaluate, interpret, or synthesize material found in a primary source yourself; instead, refer to reliable secondary sources that do so.[1]

Tulisan @Eiskrahablo: di atas sudah termasuk original research. Jadinya, akan lebih baik untuk ditulis dalam bentuk buku atau paper di jurnal terlebih dahulu, tidak langsung dimasukkan ke Wikipedia.
Atau, bisa dibuat draft bukunya dulu di Wikibooks. Di sana, kebijakan original research jauh lebih longgar ketimbang di Wikipedia.[2]
Rtnf (bicara) 12 November 2021 10.38 (UTC)Balas
  1. ^ en:WP:PRIMARY
  2. ^ wikibooks:Wikibooks:Original_research
  3. Per Rtnf, berdasarkan kebijakan Wikipedia yang termaktub dalam Wikipedia:Wikipedia_bukanlah#Wikipedia_bukanlah_penerbit_pemikiran_asli dan Wikipedia:Sumber tepercaya, apa yang sedari tadi Anda sodorkan adalah riset mandiri dan Anda gagal memberikan rujukan berupa buku/jurnal terpercaya yang menguatkan pendapat Anda. Dengan demikian, diskusi ini saya akhiri. Tidak ada perubahan yang diambil dari diskusi ini untuk halaman surat Ulu, aksara Rencong, dan aksara Kaganga. Terima kasih.··· ··· 🌺 れいはりん · 🍵 12 November 2021 11.40 (UTC)Balas

    Pemblokiran sunting

    Aturan pemblokiran Anda saya ubah sehingga Anda tidak dapat mengirim surel dan menulis di halaman ini, karena kelakuan Anda terhadap pengguna lain di sini sudah sampai tahap melakukan pelecehan sebagaimana diatur oleh Kebijakan Keamanan Penyuntingan. Lama pemblokiran tidak saya ubah. dwadieff 12 November 2021 10.55 (UTC)Balas