Prapto Prayitno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 113:
Pada tanggal 3 Januari 1970, Prapto dilantik sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong]] (DPR-GR) dari fraksi [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]], menggantikan Kolonel Nailun Hamam.<ref>{{cite book|author=Tim Penyusun Sejarah|date=1970|url=http://repositori.dpr.go.id/81/1/SEPEREMPAT%20ABAD%20DPR%20RI.pdf|title=Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakjat Republik Indonesia|location=[[Jakarta]]|publisher=Sekretariat DPR-GR|pages=700|language=id|url-status=live}}</ref> Setelah DPR-GR dibubarkan, pemerintah menggantinya dengan DPR hasil [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|pemilihan umum 1971]].<ref>{{Cite book|last=Lembaga Pemilihan Umum|year=1973|url=https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA531|title=Riwayat Hidup Anggota-Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum 1971|location=Jakarta|publisher=|pages=531|author-link=Lembaga Pemilihan Umum|url-status=live}}</ref> Prapto tetap mempertahankan kursinya di dewan hasil pemilihan umum hingga ia digantikan oleh Soemadi pada tanggal 4 Mei 1976.<ref>{{Cite news|date=1976|title=4 Anggota DPR/MPR Baru Mewakili Fraksi ABRI Dilantik|url=https://books.google.co.id/books?id=GDBR3-mx33wC&pg=RA2-PA31|work=Parlementaria|issue=70|page=31|access-date=30 Juli 2021}}</ref>
Selama berkiprah di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]], Prapto dipercaya untuk memimpin [[Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Komisi II]] yang memiliki lingkup bidang masalah dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu.<ref>{{Cite news|date=18 Jan 1972|title=Pimpinan tiap2 komisi DPR telah terpilih|work=Kompas|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19704017|page=12|access-date=31 Juli 2021}}</ref> Salah satu rancangan undang-undang (RUU) utama yang dibahas selama masa kepemimpinannya di Komisi II adalah RUU tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Sebagai Ketua Komisi II, Prapto terlibat secara intensif dalam rapat-rapat pembahasan RUU yang diadakan baik oleh Komisi II DPR dan Kementerian Dalam Negeri.<ref name=":22">{{Cite news|date=Agustus 1978|title=Kita Kenalkan|url=https://books.google.co.id/books?id=-5_xxJr2cYkC&pg=RA15-PA4|work=Mimbar Departemen Dalam Negeri|page=4|access-date=19 June 2021}}</ref>
Undang-undang lainnya yang disahkan selama kepemimpinannya di Komisi II DPR adalah Rancangan Undang-Undang Partai Politik (Parpol) dan Golongan Karya (Golkar). Sebuah panitia khusus untuk pembahasa rancangan undang-undang ini dan Prapto terpilih sebagai Ketua Panitia Khusus.<ref>{{Cite news|date=1 Mar 1975|title=Pimpinan Panitya Khusus RUU Parpol/Golkar Terpilih|work=Kompas|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19366539|page=2|access-date=31 Juli 2021}}</ref> Rapat pembahasan RUU dimulai pada tanggal 5 Maret 1975 dengan agenda pembahasan mengenai 17 pasal dalam RUU yang dianggap membutuhkan penjelasan dari pemerintah.<ref>{{Cite news|date=5 Maret 1975|title=17 masalah penjajagan dalam RUU Parpol dan Golkar perlu penjelasan pemerintah|work=Kompas|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19366391|page=1|access-date=31 Juli 2021}}</ref> Kendati demikian, terjadi ketidaksetujuan mengenai sejumlah pasal dan bab dalam pembahasan RUU ini. Pasal-pasal seperti pasal 13 dan 14 disetujui pada pertengahan bulan Juli 1975,<ref>{{Cite news|date=12 Jul 1975|title=Pansus RUU Parpol - Golkar : Sebagian pasal 13 dan 14 disepakati|work=Kompas|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19224475|page=12|access-date=31 Juli 2021}}</ref> sedangkan ayat-ayat yang fundamental, seperti pasal 2 ayat 1 mengenai azas partai politik dan golongan karya, baru dapat disahkan pada bulan Agustus 1975.<ref>{{Cite news|date=11 Agustus 1975|title=Rapat Pansus RUU Parpol-Golkar: Konsensus Tentang Azas Akhirnya Tercapai|work=Kompas|url-access=subscription|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19369989|page=12|access-date=31 Juli 2021}}</ref> Undang-undang ini akhirnya disahkan pada tanggal 27 Agustus 1975 sebagai [[wikisource:id:Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1975|Undang-Undang (UU) No. 3 tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya]].<ref>[https://ngada.org/uu3-1975.htm Undang-Undang No. 3 tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya]</ref> [[William Liddle]], seorang pengamat politik, berpendapat bahwa UU Partai Politik dan Golongan Karya dimanfaatkan oleh pengurus [[Partai Golongan Karya|Golkar]] untuk memperluas cabang partai hingga ke tingkat desa dan memampukan Golkar untuk merekrut anggota dari pemerintahan dan birokrasi.<ref>{{Cite book|last=Liddle|first=R. William|date=1992|url=https://books.google.co.id/books?id=oz2OAAAAMAAJ|title=Pemilu-pemilu Orde Baru: pasang surut kekuasaan politik|publisher=Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial|isbn=978-979-8015-88-5|pages=29|language=id|url-status=live}}</ref>
== Departemen Pertahanan Keamanan dan Dalam Negeri ==
|