Kangen Band: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 66:
 
“Kalo aku sih, belum punya pacar,” kata Bebe sambil mengusap rambutnya. Izzi menyambungnya, “Sama, aku juga belum punya.” Bebe langsung nyeletuk membalas, “Boong, pacarnya ada di Lampung.” Izzi tak kalah membalas, “Maksudnya cewek di Jakarta.” Izzi tertawa. “Dasar Playboy,” celetuk Bebe.
 
 
'''BERAWAL DARI MELEDAKNYA LAGU KANGEN BAND BAJAKAN (2006)'''
Januari 2006, kapal feri antarpulau meluncur dari Jakarta menyeberangi Lampung. Sudjana, seorang Direktur Positif Art Entertainment (PAE) mendengarkan lagu aneh selama berada di kapal itu. Hampir di tiap dek dan lorong kapal, lagu aneh itu selalu terdengar. Dia hanya mengacuhkan. Dalam pikirannya, kelompok yang menyanyikan lagu itu, tidak terkenal.
Positif Art Entertaiment yang disingkat PAE adalah lembaga naungan Rakyat Merdeka Group di bidang manajemen artis sejak tahun 2005. PAE mencari bakal artis baru untuk diorbitkan sekaligus jadi manajer artisnya. Dan Sudjana adalah wartawan Rakyat Merdeka. Sudah 10 tahun lamanya dia bergabung dengan media milik Jawa Pos Group itu. Jabatannya selain di PAE, juga redaktur khusus desk hiburan.
Setibanya di Pelabuhan Bakauheni, dia naik mobil travel menuju Bandar Lampung selama 1.5 jam. Lagi-lagi,
di dalam mobil dia mendengarkan lagu aneh itu. Sudjana hanya bisa menikmati. “Kok lagu aneh itu lagi,” pikirnya.
“Pokoknya sepanjang perjalanan dari Jakarta sampai Bandar Lampung, lagu-lagu Kangen Band terus aku dengar. Yang ada di benak, lagu ini enak tapi aku nggak tahu siapa yang nyanyi,” tuturnya.
Tujuan awalnya ke Bandar Lampung bukan untuk mencari kelompok musik yang akan ditenarkan. Dia sedang hunting bersama rekan kerjanya untuk program acara ‘rejeki nomplok’ yang biasa ditayangkan televisi swasta TV7 yang berkantor pusat di Jakarta.
Di Bandar Lampung, lagi-lagi lagu aneh itu didengarnya. Yang bikin ia heran, di hampir semua tempat yang dikunjunginya, lagu aneh itu diputar. Di angkutan kota, pedagang CD bajakan, sampai di mal-mal. Sudjana penasaran. “Ini lagunya Kangen Band,” jawab pengunjung mal yang ditanyainya. “Kangen Band!” pikir Sudjana bingung. Sebagai wartawan hiburan, nama grup ini tak tercatat dalam ingatannya.
Dia tak memperdulikan nama Kangen Band. Tapi dalam benaknya, dia penasaran ingin tahu tentang kelompok musik itu. Seminggu kemudian, Sudjana kembali ke Jakarta. Di kantor PAE, dia menceritakan kepada rekan kerjanya mengenai lagu aneh Kangen Band.
Di Jakarta pun, dia sempat kaget. Lagu aneh yang dinyanyikan Kangen Band, juga terdengar di lapak CD bajakan, Roxy. “Setiap saat, jadi kepikiran lagu mereka,” ujar Sudjana.
Seorang rekan kerjanya yang juga pendiri PAE, Susilowati, memberikan informasi keberadaan Kangen Band. Dia dapatkan kontaknya dari keluarganya di Lampung. Sudjana mengantongi nama manajernya, Iit Bahtera dan Budi Pamungkas. Sudjana menghubungi Iit dari Jakarta dan janjian bertemu di Bandar Lampung.
Sudjana dan beberapa rekan dari PAE meluncur lagi ke Lampung. Di sana, dikenalkan dengan Budi Pamungkas, manajer baru Kangen Band. Di rumah orang itu, PAE bertemu dengan personil Kangen Band. Sudjana mengutarakan rencananya, membawa Kangen Band ke Jakarta untuk mengisi acara di ulang tahun Rakyat Merdeka yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta.
“Om, kami kepengen bisa main musik di Jakarta nih,” ujar Dodi. “Iya Om, kali aja bisa jadi kayak selebritis,” ujar Izzi. Sudjana dipanggil Om oleh mereka.
“Saya usahakan. Tapi saya tidak bisa janjikan,” jawab Sudjana.
Di pertemuan itu Sudjana belum mengenal Andika. Dia tidak dilibatkan oleh Kangen Band. Andika sedang menjalani masa tahanan akibat terlibat kasus Narkoba. Dia kedapatan membawa lintingan ganja saat razia di Jokker Biliard, Bandar Lampung. Andika digantikan Riko yang terpilih menjadi vokalis berdasarkan audisi yang diadakan Kangen Band.
Kangen Band akhirnya mengisi acara penutup di ulang tahun Rakyat Merdeka yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta beberapa menteri dan pejabat tinggi lainnya di Jakarta. “Nggak tahu yang mana mukanya Presiden. Jusuf Kalla aja nggak tahu juga,” ujar Bebe.
Usai dari acara itu, Kangen Band kembali ke Lampung. Dan seminggu kemudian, Sudjana dikontak oleh Budi Pamungkas. Di sela percakapan itu, Sudjana langsung menyampaikan keinginannya untuk memanajeri Kangen Band. Terjadi perdebatan dan tidak ada kesepakatan. Akhirnya Sudjana mengalah. Nama Kangen Band hanya tersimpan dalam benaknya.
Sebulan kemudian, barulah Sudjana ada firasat lagi untuk mengorbitkan Kangen Band. Pada saat itu, Budi Pamungkas sudah tidak menjadi manajer Kangen Band. Sudjana kembali mendatangi mereka di Lampung.
Sudjana menemui Dodi di rumahnya. Andika sudah bebas masa tahanan. Vokalis akhirnya kembali lagi dari Riko ke Andika. Betapa kaget Sudjana ketika mengetahui wajah vokalis lawas Kangen Band. Dia tak menyangka, wajah Andika tidak sebagus lagu yang dinyanyikannya. Sudjana ciut. Terbesit di benaknya untuk mengganti Andika dengan vokalis lain.
“Sambil ngobrol, saya memikirkan Andika. Akhirnya saya putuskan, biarkan apa adanya Kangen Band aja deh,” ujar Sudjana. Di rumah Dodi, Sudjana menyuruh personil Kangen Band menyanyi dengan alat seadanya dan merekamnya.
“Saya tertarik dengan tekad mereka (Kangen Band). Mereka dari keluarga biasa, tapi punya keinginan kuat untuk berkembang di musik. Modal saya cuma insting. Saya tidak tahu jenis musik, tapi setiap lagu mereka, sangat saya nikmati,” ujarnya.
“Om, kami bisa nyanyi dan main musik di Jakarta kan?” tanya Izzi. Dodi juga mengemukakan hal sama. Personil lain terdiam. Sudjana tetap belum bisa memastikan. “Saya usahakan,” jawabnya singkat sambil melihat mata ayah dan ibu Dodi yang memancarkan pengharapan.
Dari pertemuan itu, Sudjana membawa CD master demo yang isinya tujuh lagu Kangen Band ke Jakarta. Dia belum tahu, ke mana CD ini diperkenalkan. Seminggu kemudian, dia ingat seorang penyanyi cum pencipta lagu era tahun 80-an, Ali Tasman. Sosok ini sudah lama dikenalnya.
Sudjana langsung menghubunginya melalui telepon seluler. “Kang, ini ada lagu baru yang saya perkenalkan. Bisa nggak. Dengerin aja dulu,” ujar Sudjana.
“Ya sudah, bawa ke sini. Saya ingin dengar,” jawab Ali Tasman
 
'''PERPECAHAN (2012-2014)'''