Gunung Malabar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 31:
| easiest_route =
}}
'''GunungPegunung Malabar''' ([[Aksara Sunda Baku]]: {{sund|ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮙᮜᮘᮁ}}) merupakan sebuah [[gunung]] api yang puncaknya terdapat berada di [[Pangalengan]], [[Kabupaten Bandung]], [[Jawa Barat]]. denganKompleks titikPegunungan tertinggiMalabar 2merupakan rankaian beberapa gunung,343 [[meter]]yaitu digunung atasPuntang permukaandengan lautPuncak Mega-nya (2.222 Malabarm merupakandpal), salahGunung satuHaruman puncak(2.141 yangm dimilikidpal) Pegunungandan Gunung Malabar. Beberapasendiri puncakdengan yangpuncaknya laindisebut adalahdengan Puncak MegaBesar 2,343 Puncakmeter Puntang,di danatas Puncakpermukaan Harumanlaut.
[[File:Gunung Malabar.jpg|thumb|Gunung Malabar dilihat dari Soreang]]
 
Gunung Malabar mempunyai kawasan [[hutan Dipterokarp Bukit]], [[hutan Dipterokarp Atas]], [[hutan Montana]], dan [[hutan Ericaceous|Hutan Ericaceous atau hutan gunung]]. Gunung Malabar identik dengan perkebunan teh yang didirikan oleh [[Bosscha]].
 
== Asal usul ==
Nama '''Malabar''' sudah dikenal dan diabadikan dalam nama kerajaan, yaitu Kerajaan Malabar (abad IV-V M). kerajaan ini merupakan satu di antara 46 kerajaan wilayah di bawah Kerajaan Tarumanagara, seperti yang tercantum dalam pustaka ''Rajya-rajya i Bhumi Nusantara'', yang merupakan prosiding seminar yang dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta dari Keraton Cirebon tahun 1677 M.
[[Berkas:KA 108 Malabar melesat kencang di Tiber Srengseng.jpg|kiri|jmpl|260x260px|Kereta api Malabar sumber inspirasi dari nama Gunung Malabar]]
Gunung Malabar adalah sumber inspirasi dari nama [[Kereta api Malabar|Kereta Api Malabar]] untuk mengangkut penumpang yang bertujuan untuk wisata ke Bandung maupun luar kota.
 
Di mana lokasi bekas kerajaan Malabar itu? Ini pekerjaan rumah yang belum pernah dijawab. Tampaknya untuk berhipotesis di mana lokasi bekas Kerajaan Malabar pun kita tak mampu.
 
Nama '''Malabar''' sudah sangat terkenal pada saat itu, boleh jadi di puncak-puncaknya ada tempat-tempat yang disucikan sehingga seorang '''Bujangga Manik''', rahib Kerajaan Sunda pada abad ke-15 sudah sangat mengenali gunung ini. Bujangga Manik menulis gunung ini dengan sebutan Bukit Malabar, seperti yang ditulisnya dalam perjalanan sucinya mengelilingi Pulau Jawa dan Pulau Bali.
 
''“….Sadari aing ti inya,''
 
''cunduk ka Mandala Beutung,''
 
''ngalalar ka Mulah Beunghar,''
 
''landeuheun ka Tigal Luar,''
 
''ka tukang Bukit Malabar,''
 
ka gédéng Bukit Bajogé….”[[File:Gunung Malabar.jpg|thumb|Gunung Malabar dilihat dari Soreang]]Arti kata Malabar yang sangat termasyhur melewati rentangan zaman. Kata malabar sesungguhnya tidak biasa terdengar dalam ucapan bahasa Sunda sehingga orang selalu menghubungkan kata ini dengan nama tempat yang ada di India.
 
Jonathan Rigg (1862) berpendapat lain. Bisa jadi malabar berasal dari kata ''labar-lébér'' atau l''ébér-labar'', yang berarti ''meluber, melebar'' ke semua arah. Penambahan awalan ma, yang sekarang menjadi tidak produktif dipergunakan dalam bahasa Sunda, namun dalam bahasa Sunda lama hal itu sudah biasa sehingga menjadi kata yang menggambarkan keadaan atau peristiwa yang terjadi, dan menjadi enak diucapkan. Seperti kata lébér menjadi malébér, labar menjadi malabar, rieus – marieus, seuseup – manyeusep, dan lain-lain.
 
Tampaknya, penamaan itu erat kaitannya dengan geomorfologi, bentuk muka bumi gunung ini yang besar, yang lereng-lerengnya meluber, melebar ke semua arah. Letusannya pada masa prasejarah, laharnya meluber mengisi lembah-lembah hingga jauh ke utara mengisi bagian tengah dari Cekungan Bandung. Pastilah saat letusan dahsyat terakhir itu pun, manusia Bandung belum menghuni tempat ini.
 
Gunung yang berada pada garis lintang 7.13°S-7°8`0″S dan garis bujur 107.65°E-107°39`0″E ini menjulang setinggi 2.321 m dpl, tidak digolongkan ke dalam gunung api aktif karena gunung ini tidak diketahui letusannya dan sudah lama padam, atau sedang beristirahat menghimpun kembali energinya untuk kembali meledak?
 
Bila dilihat dari Kota Bandung, lereng-lerengnya sudah teriris-iris oleh kekuatan air. Dalam jangka waktu yang panjang, kekuatan air itu telah mengerosi lereng membentuk lembah-lembah yang dalam dan lebar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa umur Gunung Malabar sudah tergolong tua.
 
Kapan Gunung Malabar aktif dan kemudian ambruk, masih menyimpan teka-teki. Banyak pendapat mengenai hal ini, tetapi belum ada yang menyintesiskan dengan baik, masih berupa kepingan-kepingan yang terpisah. R. Soeria-Atmadja, et al. (1991) dalam tulisannya, '''The Tertiary Magmatic Belts in Java''', menulis bahwa gunung ini aktif antara 4,4 – 2,6 juta tahun yang lalu. Kemudian, Edy Sunardi (1996) dalam disertasinya, '''“Magnetic Polarity Stratigraphy of the Plio-Pleistocene Volcanic Rocks around the Bandung Basin, West Java, Indonesia”''', diketahui umur aliran lava di kaki Gunung Malabar, yaitu di tiga tempat di Gunung Koromong, Baleendah, hasilnya menunjukkan bahwa lava di sana berumur 3,40, 3,07, dan 2,87 juta tahun yang lalu.
 
Dalam peta geologi lembar Garut dan Pameungpeuk yang dibuat M. Alzwar, N. Akbar, dan S. Bachri (1992), dapat kita amati penampang yang memotong Gunung Malabar, di sana terlihat bahwa gunung ini terbangun di antaranya oleh aliran lava yang mengalir hingga ke utara, seperti yang diukur oleh Edy Sunardi, kemudian diikuti letusan yang menghasilkan material yang berupa perselingan lava, breksi, dan tuf yang ketebalannya antara 500 – 1.000 meter lebih dengan radius 15 km, yang terjadi pada awal Plistosen.
 
Selang beberapa ratus ribu tahun kemudian, terjadi patahan yang memanjang lebih dari 25 km arah barat – timur, dengan bagian selatannya yang turun. Pada Plistosen tengah, gunung ini aktif kembali dengan dahsyatnya, material letusannya mengisi lembah patahan, terdiri dari tuf dan breksi yang mengandung sedikit batu apung dan lava dengan ketebalan antara 100 – 1.000 meter lebih dengan radius 10 km.
 
Untuk mengetahui kronologi dan besaran letusan Gunung Malabar secara terperinci dan akurat memang perlu penelitian khusus. Tampaknya harus ada penelitian untuk disertasi yang mengambil judul ini sehingga akan diketahui sejarah gunung ini dengan baik, seperti yang pernah dilakukan Mochamad Nugraha Kartadinata (2005) untuk kronologi letusan Gunung Sunda.Gunung Malabar adalah sumber inspirasi dari nama [[Kereta api Malabar|Kereta Api Malabar]] untuk mengangkut penumpang yang bertujuan untuk wisata ke Bandung maupun luar kota.[[Berkas:KA 108 Malabar melesat kencang di Tiber Srengseng.jpg|kiri|jmpl|260x260px|Kereta api Malabar sumber inspirasi dari nama Gunung Malabar]]
== Lihat juga ==
* [[Stasiun Radio Malabar]]