Syafruddin Prawiranegara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AMA Ptk (bicara | kontrib)
AMA Ptk (bicara | kontrib)
+
Baris 90:
==Karier politik==
=== Awal revolusi ===
Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]], Syafruddin ditunjuk sebagai anggota badan legislatif [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] pada tanggal 24 Agustus 1945 dan dipilih sebagai salah satu dari 15 anggota Badan Pekerja komite tersebut.,{{sfn|Kahin|1989|p=102}}{{sfn|Legge|2010|p=211}} serta menjadi dua perwakilan Islam bersama [[Abdul Wahid Hasyim|KH Wahid Hasjim]] dalam Badan Pekerja tersebut.{{sfn|Fogg|2020|p=254}} Pada tahun 1946, Syafruddin menjadi anggota [[Masyumi]]. Kala itu, ia berkontribusi mengakhiri status monopoli partai nasional dalam proses terbentuknya Maklumat Wakil Presiden Nomor X sebagai perubahan fungsi [[KNIP]] sebagai badan legislatif sehari-hari, yang menjadikan Indonesia lebih mendekati sistem parlementer. Hal itu juga yang diharapkan membentuk citra Indonesia sebagai pemmerintahan yang demokratis dan diperhitungkan dalam politik luar negeri. Selain itu, di Indonesia sistem parlementer sudah dikenali sejak zaman Kolonial.{{sfn|Fogg|2020|pp=251{{spaced ndash}}253}} Dibantu kedekatannya dengan Sjahrir, Syafruddin ditunjuk menjadi Menteri Muda Keuangan dalam [[Kabinet Sjahrir II]] antara 12 Maret 1946 sampai 2 Oktober 1946, dan kemudian diangkat menjadi Menteri Keuangan dalam [[Kabinet Sjahrir III]] antara 2 Oktober 1946 hingga 27 Juni 1947. Ia juga menjabat sebagai Menteri Kemakmuran di [[Kabinet Hatta I]] mulai 29 Januari 1948.{{sfn|Kahin|1989|p=102}}{{sfn|Anderson|2006|p=321}} Sjahrir sebenarnya menawarkan kursi Menteri Keuangan kepada Syafruddin dalam [[Kabinet Sjahrir I]], tetapi Syafruddin menolak karena merasa kurang berpengalaman. Syafruddin belakangan berkomentar bahwa setelah melihat cara kerja Menteri Keuangan [[Panji Surachman Cokroadisuryo]], ia merasa lebih cocok menjabat.{{sfn|Kian Wie Thee|2003|pp=78-79}}
 
Di bidang keuangan, Syafruddin berperan besar dalam penerbitan [[Oeang Republik Indonesia]] (ORI), salah satunya dengan meyakinkan [[Mohammad Hatta]] untuk menerbitkan mata uang sendiri untuk mendanai perlawanan melawan Belanda dan untuk menunjukkan keseriusan pemerintah Republik Indonesia yang masih muda.{{sfn|Kian Wie Thee|2003|pp=69-70}} Saat Hatta sempat ragu-ragu, Syafruddin mengatakan kepadanya bahwa "apabila Hatta ditangkap Belanda, ia akan digantung bukan sebagai pemalsu uang, tapi sebagai pemberontak". Syafruddin menjadi Menteri Keuangan pertama di Indonesia yang mendistribusikan mata uang Indonesia pada akhir tahun 1946, meskipun di lembaran ORI awalnya tercetak tanda tangan [[Alexander Andries Maramis]] yang mengatur proses percetakannya.{{sfn|Kian Wie Thee|2003|pp=78-79}}{{sfn|Kementerian Keuangan|1991|p=19}} Syafruddin kemudian ikut serta dalam konferensi ''Economic Council for Asia and the Far East'' di [[Manila]], [[Filipina]] pada tahun 1947. Saat itu, partai Masyumi berkolaborasi dengan [[Partai Komunis Indonesia]] dalam sejumlah organisasi, dan banyak delegasi di Manila menganggap Syafruddin dan para koleganya juga berpaham komunis. Terkejut atas anggapan tersebut, ia menerbitkan ''Politik dan Revolusi Kita'' pada tahun 1948 untuk menjelaskan hubungan yang rumit antara partai-partai Islam dan komunis di Indonesia pada masa itu.{{sfn|Madinier|2015|pp=102-103}}