Langgam Korintus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 53:
Jauh kemudian hari, pujangga Romawi [[Vitruvius]] (sekitar 75 Pramasehi – sekitar 15 Pramasehi) mengemukakan di dalam karya tulisnya bahwa pencipta langgam Korintus adalah [[Kalimakos (pemahat)|Kalimakhos]], arsitek sekaligus juru ukir Yunani yang terinspirasi melihat sebuah bakul persembahan nazar di atas kubur seorang gadis cilik, berisi beberapa buah mainannya. Sekeping ubin persegi dijadikan tutup bakul, agar isinya terlindung dari terpaan cuaca. Sebatang [[Jeruju (tumbuhan)|jeruju]] sudah tumbuh menembusi bakul anyaman itu, menyelang-nyelingi serat-serat anyaman dengan daun-daunnya yang berduri dan bertulang menjari.<ref>Vitruvius 4.1.9-10</ref>
 
[[File:The Origin of the Corinthian Order, engraving.jpg|thumb|right|Asal-usul langgam Korintus, diilustrasikan di dalam terjemahan sepuluh jilid buku Vitruvius yang dikerjakan [[Claude Perrault]], terbit tahun 1684]]<!--
 
[[Claude Perrault]] memasukkan sebuah vinyet yang merangkum kisah Kalimakhos di dalam ilustrasi langgam Korintus pada terjemahan karya tulis Vitruvius yang ia kerjakan dan terbit di Paris pada tahun 1684. Di dalam gambar gravirnya, Perrault menunjukkan bahwa proporsi-proporsi ganja berukir itu dapat diubah-suai mengikuti kebutuhan rancangan, tanpa menyalahi kaidah. Tekstur dan garis-garis dedaunan jeruju pada gambar gravir Perrault tampak kering dan kaku dibanding dedaunan jeruju versi naturalisme abad ke-19 di Gedung Kapitol. Ganja langgam Korintus dapat dipandang sebagai hasil pengembangan dan pengayaan ganja langgam Yonia, kendati orang harus mengamati sebuah ganja langgam Korintus dengan teliti untuk mendapati [[voluta]] (ukiran gulungan) khas langgam Yonia pada sudut-sudutnya, mungkin sudah diperkecil ukurannya dan tidak lagi menjadi hiasan paling utama, menjorok di atas dua susun [[Jeruju (corak hias)|daun dan taruk jeruju yang distilisasi]], semuanya berjumlah delapan, dan mendapati bahwa voluta-voluta yang lebih kecil tergulung ke belakang dan menghadap satu sama lain. Ukiran dedaunannya dapat saja tampak agak kaku, skematis, dan kering, dan dapat pula dipahat dalam serta dilubangi sehingga tampak anggun, alami, dan mencuat. Pada ganja-ganja dari kurun waktu Abad Kuno Akhir dan zaman Romawi Timur, ukiran daun-daun jeruju dibuat tampak tersibak ke samping, seakan-akan terkena hembusan kuat akidah. Berbeda dari ganja-ganja langgam Doria dan Yonia, ganja langgam Korintus tidak berleher, hanya ada ukiran [[astragal]] atau ikatan melingkar sebagai pangkalnya, mengingatkan orang kepada dasar keranjang di dalam legenda asal-usulnya.