Sekularisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 50:
== Sekularisme dalam filsafat politik akhir abad ke-20 ==
Banyak organisasi non pemerintah (LSM) untuk sekularisme yang memilih untuk mendefinisikan ''sekularisme'' sebagai landasan bersama bagi semua kelompok pandangan [[sikap hidup|hidup]], baik yang beragama atau ateis, untuk berkembang dalam masyarakat yang menghormati kebebasan berbicara dan hati nurani. Contohnya adalah [[Masyarakat Sekuler Nasional|National Secular Society]] di Inggris. Ini adalah pemahaman umum tentang apa yang diperjuangkan sekularisme di antara banyak aktivisnya di seluruh dunia. Namun, banyak sarjana Kristen dan politisi konservatif tampaknya menafsirkan sekularisme sebagai antitesis agama dan dan sebagai upaya untuk mendorong agama keluar dari masyarakat dan menggantinya dengan [[ateisme]] atau kekosongan nilai, [[nihilisme]]. Aspek ini telah menciptakan kesulitan dalam wacana politik tentang masalah ini. Sebagian besar ahli teori politik dalam filsafat yang mengikuti karya penting [[John Rawls|John Rawl]], ''A Theory of Justice'' pada tahun 1971 dan buku berikutnya, ''[[Liberalisme Politik|Political Liberalism]]'' pada tahun 1993,<ref name=":0">{{Cite book|last=Inc.|first=Recorded Books|date=2011-01-01|title=Political Liberalism: Expanded Edition|publisher=Columbia University Press|isbn=978-0-231-52753-8|pages=457|oclc=948824118}}</ref> lebih suka menggunakan konsep ''[[Konsensus yang tumpang tindih|overlapping consensus]]'' daripada sekularisme. Dalam ''Political Liberalism'', Rawls mendukung gagasan tentang konsensus yang tumpang tindih sebagai salah satu dari tiga gagasan utama [[Liberalisme klasik|liberalisme politik]]. Dia berpendapat bahwa istilah ''sekularisme'' tidak dapat diterapkan;
<ref name=":02">{{Cite book|last=Inc.|first=Recorded Books|date=2011-01-01|title=Political Liberalism: Expanded Edition|publisher=Columbia University Press|isbn=978-0-231-52753-8|pages=457|oclc=948824118}}</ref>
Tetapi apakah argumen sekuler itu? Beberapa orang menganggapnya sebagai argumen apa pun yang reflektif dan kritis, yang dapat dipahami secara publik dan rasional, sebagai argumen sekuler; [. . . ], Namun demikian, fitur utama dari liberalisme politik adalah bahwa ia memandang semua argumen seperti itu dengan cara yang sama memandang argumen agama, dan oleh karena itu doktrin filosofis sekuler ini tidak memberikan alasan publik. Konsep dan penalaran sekuler semacam ini termasuk dalam [[Metafisika|filsafat pertama]] dan [[Etika|doktrin moral]], dan berada di luar domain politik.<ref name=":03">{{Cite book|last=Inc.|first=Recorded Books|date=2011-01-01|title=Political Liberalism: Expanded Edition|publisher=Columbia University Press|isbn=978-0-231-52753-8|pages=457|oclc=948824118}}</ref>
Namun, teori Rawls mirip dengan visi Holyoake tentang demokrasi toleran yang memperlakukan semua kelompok [[Sikap hidup|pandangan hidup]] sama. Gagasan Rawls adalah bahwa adalah kepentingan setiap orang untuk mendukung "demokrasi konstitusional yang masuk akal" dengan "prinsip-prinsip toleransi". Karyanya sangat berpengaruh pada para sarjana dalam filsafat politik dan istilahnya, ''konsensus yang tumpang tindih'', tampaknya telah banyak menggantikan ''sekularisme'' di antara mereka. Dalam buku teks filsafat politik modern, seperti karya Colin Farelly, ''An Introduction to Contemporary Political Theory'',<ref>{{Cite book|last=Patrick.|first=Farrelly, Colin|date=2004-01-01|title=Contemporary political theory: a reader|publisher=Sage|isbn=978-0-7619-4908-4|oclc=290530058}}</ref> dan Will Kymlicka, ''Contemporary Political Philosophy'', <ref>{{Cite book|last=Will.|first=Kymlicka|year=2002|title=Contemporary political philosophy: an introduction|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-878274-2|oclc=611694157}}</ref> istilah sekularisme bahkan tidak diindeks. Namun, tidak ada kekurangan diskusi dan liputan topik tentang sekularisme. Dalam The ''Oxford Handbook of Political Theory'', <ref>{{Cite book|last=1953-|first=Dryzek, John S.|last2=Bonnie.|first2=Honig|date=2009-01-01|title=The Oxford handbook of political theory|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-927003-3|pages=636|oclc=474737332}}</ref> terdapat satu bab yang disebut "Political secularism", oleh [[Rajeev Bhargava]]. Karya Ini membahas sekularisme dalam konteks global, dan dimulai dengan kalimat ini: "Sekularisme adalah doktrin yang berada dalam situasi yang sulit."
== Referensi ==
|