Penyiksaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
 
{{Under construction}}
[[Berkas:Thuong_Duc,_Vietnam....A_Viet_Cong_prisoner_awaits_interrogation_at_the_A-109_Special_Forces_Detachment_in_Thuong..._-_NARA_-_531447.tif|jmpl|Tentara [[Barisan Nasional untuk Pembebasan Vietnam Selatan|Viet Cong]] yang ditangkap, ditutup matanya dan diikat dalam posisi tertekan oleh pasukan Amerika Serikat selama [[Perang Vietnam]], 1967]]
'''Penyiksaan''' (bahasa Inggris: ''torture'') adalah tindakan yang secara sengaja dilakukan untuk menimbulkan [[Nyeri|rasa sakit]] atau [[penderitaan]] yang parah kepada seseorang.
Baris 74:
Kematian bukanlah akibat yang tidak biasa dari tindakan penyiksaan.{{Sfn|Quiroga|Modvig|2020|p=428}} Korban penyiksaan juga mempunyai konsekuensi kesehatan yang dialami termasuk [[neuropati perifer]], kerusakan gigi, [[Rabdomiolisis|rhabdomyolysis]] dari kerusakan otot,{{Sfn|Quiroga|Modvig|2020|p=413}} [[cedera otak traumatis]],{{Sfn|Quiroga|Modvig|2020|p=412}} [[Penyakit menular seksual|infeksi menular seksual]], dan [[Kehamilan dari pemerkosaan|kehamilan akibat pemerkosaan]].{{Sfn|Quiroga|Modvig|2020|p=422}} [[Sakit kronis|Rasa sakit kronis]] dan kecacatan terkait nyeri biasanya juga dilaporkan sebagai dampak penyiksaan, tetapi hanya ada sedikit penelitian tentang efek ini atau perawatan yang mungkin dapat dilakukan.{{Sfn|Williams|Hughes|2020|pp=133–134}} Efek psikologis umum dari penyiksaan pada korban termasuk [[stres traumatis]], [[Kegelisahan|kecemasan]], [[Depresi (psikologi)|depresi]], dan [[gangguan tidur]].{{Sfn|Williams|Hughes|2020|p=136}} Studi yang tidak terkontrol pada korban penyiksaan telah menemukan bahwa antara 15 dan 85 persen memenuhi kriteria diagnostik untuk [[Gangguan stres pascatrauma|gangguan stres pasca-trauma]] (PTSD), dengan risiko lebih tinggi untuk korban penyiksaan psikologis dibandingkan dengan penyiksaan fisik.{{Sfn|Pérez-Sales|2016|pp=134–135}} Penyiksaan menyebabkan risiko sekuele traumatis yang lebih tinggi daripada pengalaman manusia lainnya yang diketahui.{{Sfn|Pérez-Sales|2016|p=274}} Meskipun pandangan tradisional adalah bahwa rasa takut menyebabkan trauma, Pérez-Sales berpendapat bahwa hilangnya kontrol menjelaskan trauma pada korban penyiksaan.{{Sfn|Pérez-Sales|2016|pp=124–125}} Karena penyiksaan adalah bentuk [[kekerasan politik]], tidak semua penyintas atau ahli rehabilitasi mendukung penggunaan kategori medis untuk mendefinisikan pengalaman mereka,{{Sfn|Pérez-Sales|2016|pp=135–136}} dan banyak penyintas mengalami [[resiliensi|ketahanan psikologis]].{{Sfn|Pérez-Sales|2016|p=130}}
 
Orang yang selamat dari penyiksaan, keluarga mereka, dan orang lain di masyarakat mungkin memerlukan dukungan materi, medis, psikologis dan sosial jangka panjang.<ref name="irct">{{Cite web|title=Rehabilitation of Torture Victims|url=https://irct.org/what-we-do/rehabilitation-of-torture-victims|website=[[International Rehabilitation Council for Torture Victims]]|access-date=18 February 2022}}</ref> Kebanyakan penyintas korban penyiksaan tidak mengungkapkan hal ini kecuali secara khusus diminta oleh penyedia layanan kesehatan.{{Sfn|Williams|Hughes|2020|p=135}} Intervensi psikologis telah menunjukkan penurunan yang signifikan secara statistik tetapi secara klinis relatif kecil terhadap gejala PTSD. Hasil lainnya, seperti tekanan psikologis atau kualitas hidup, tidak menunjukkan manfaat atau belum diukur.{{Sfn|Hamid ''et al.''|2019|p=10}} Sebagian besar penelitian secara spesifk berfokus pada gejala PTSD, dan terdapat kekurangan studi tentang pendekatan yang terintegrasi yang berfokus pada pasien.{{Sfn|Hamid ''et al.''|2019|p=11}}
 
Meskipun penelitian tentang dampak penyiksaan terhadap pelaku masih sedikit,{{Sfn|Hajjar|2013|pp=53–55}} para penyiksa juga dapat mengalami [[Luka moral|cedera moral]] atau [[Trauma pelaku|gejala trauma yang serupa dengan korban]]—terutama ketika mereka merasa bersalah atas tindakannya.{{Sfn|Rejali|2020|pp=90–91}} Penyiksaan memiliki efek merusak pada institusi dan masyarakat yang melakukannya dan mengikis kompetensi profesional. Penyiksa melupakan keterampilan investigasi yang penting karena penyiksaan dapat menjadi cara yang lebih mudah untuk mencapai tingkat hukuman yang tinggi melalui pengakuan yang dipaksakan dan seringkali palsu dibandingkan polisi melakukan pekerjaannya secara profesional yang memakan waktu. Hal ini mendorong penggunaan penyiksaan yang berkelanjutan dengan intensitas yang meningkat.{{Sfn|Hassner|2020|p=23}} Penolakan publik terhadap penyiksaan dapat merusak reputasi internasional negara-negara yang menggunakan penyiksaan, meradikalisasi oposisi, memperkuat oposisi kekerasan terhadap negara yang menyiksa,{{Sfn|Saul|Flanagan|2020|p=370}} dan mendorong lawan untuk menggunakan penyiksaan untuk mencapai tujuan mereka.{{Sfn|Hassner|2020|p=21}}