John Rawls: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Added links
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS
Baris 44:
''A Theory of Justice'', diterbitkan pada tahun 1971, bertujuan untuk menyelesaikan pertentangan klaim antara kebebasan dan kesetaraan. Namun, bentuk resolusi Rawls bukanlah dengan mengkompromikan atau melemahkan klaim moral yang satu dibandingkan dengan nilai lainnya. Sebaliknya, ia hendak menunjukkan bahwa gagasan tentang kebebasan dan kesetaraan dapat diintegrasikan ke dalam suatu kesatuan konsep yang disebutnya ''justice as fairness.'' Dengan berupaya untuk meningkatkan perspektif yang harus diambil oleh para pembacanya ketika berpikir tentang keadilan, Rawls ingin menunjukkan bahwa konflik antara kebebasan dan kesetaraan merupakan sebuah ilusi.
 
Teori keadilan Rawls juga merupakan karya yang ditujukan untuk merespons teori keadilan berdasarkan etika [[utilitarianisme]] dengan menyediakan alternatif prinsip-prinsip keadilan yang didasarkan pada [[Kontrak sosial|teori kontrak sosial]].<ref name=Rawls_14>{{Harvnb|Rawls|1971|pp=14}}</ref> Rawls mengklaim bahwa teori keadilannya lebih superior dibandingkan dengan teori-teori lain yang berpengaruh seperti utilitarianisme.<ref>{{Cite news|last=Nussbaum|first=Martha|date=2002-12-02|title=Opinion {{!}} Making Philosophy Matter to Politics|url=https://www.nytimes.com/2002/12/02/opinion/making-philosophy-matter-to-politics.html|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2022-02-21}}</ref> Berdasarkan teori utilitarianisme, prinsip keadilan bertujuan untuk menghasilkan kebahagiaan atau kemanfaatan bagi orang sebanyak-banyaknya (''the greatest good for the greatest number''). Akibatnya, prinsip keadilan utilitarianisme dapat menjustifikasi [[perbudakan]] dan [[penyiksaan]] terhadap sekelompok orang jika perbuatan-perbuatan itu menghasilkan kebahagiaan atau manfaat bagi mayoritas orang dalam suatu masyarakat. Etika utilitarianisme hanya dapat menyatakan bahwa perbudakan, sebagai sebuah praktik, adalah tidak efisien, bukan menyatakan bahwa perbudakan adalah suatu perbuatan yang tidak adil.<ref>{{Cite news|last=Nussbaum|first=Martha|date=2002-12-02|title=Opinion {{!}} Making Philosophy Matter to Politics|url=https://www.nytimes.com/2002/12/02/opinion/making-philosophy-matter-to-politics.html|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2022-02-21}}</ref>
 
''A Theory of Justice'' (1971) mencakup eksperimen pemikiran yang disebutnya "[[Posisi asali|posisi asali]]". Ide yang memotivasi penggunaan eksperimen pemikiran ini adalah sebagai berikut: ilmu filsafat politik akan sangat diuntungkan oleh sudut pandang yang benar yang harus diambil seseorang ketika memikirkan tentang keadilan. Ketika kita berpikir tentang apa artinya keadaan yang adil untuk orang-orang, kita menghilangkan ciri-ciri tertentu (seperti warna rambut atau mata, tinggi badan, ras, dll.) dan terpaku pada hal lain yang relevan. Posisi asali dimaksudkan untuk mengubah semua intuisi yang kita miliki tentang fitur mana yang relevan, dan mana yang tidak relevan, untuk tujuan berkontemplasi tentang keadilan.