Ibnu Sina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 48:
Ibnu Sina lahir 980 masehi di [[Afsana]], sebuah desa dekat [[Bukhara]] (sekarang dikenal dengan [[Uzbekistan]]), ibukota Samaniyah, sebuah dinasti Persia di Central Asia dan Greater Khorasan. Ibunya, bernama Setareh, berasal dari Bukhara; ayahnya, Abdullah, adalah seorang Ismaili yang dihormati, sarjana dari Balkh, sebuah kota penting dari Kekaisaran Samanid (sekarang dikenal dengan provinsi Balkh, [[Afghanistan]]). Ayahnya bekerja di pemerintahan Samanid di desa Kharmasain, kekuatan regional Sunni. Setelah lima tahun, adiknya, Mahmoud lahir. Ibnu Sina sejak kecil mulai mempelajari Al-Quran dan sastra, kira-kira sebelum ia berusia 10 tahun.
 
Sejumlah teori telah diusulkan mengenai madhab (pemikiran dalam islam) Ibnu Sina. Sejarawan abad pertengahan Zahir al-din al-Baihaqi (d. 1169) menganggap Ibnu Sina menjadi pengikut [[:en:Brethren of Purity|Ikhwan al-Safa]]. Di sisi lain, Dimitri Gutas bersama dengan Aisha Khan dan Jules J. Janssens menunjukkan bahwa Avicenna adalah Sunni Hanafi. Namun, abad ke-14 Shia faqih Nurullah Shushtari menurut Seyyed Hossein Nasr, menyatakan bahwa ia kemungkinan besar adalah bermadhab [[:en:Twelver Shia|Dua Belas Syiah]]. Sebaliknya, Sharaf Khorasani, mengutip penolakan undangan dari Gubernur Sunni Sultan Mahmud Ghazanavi oleh Ibnu Sina di istananya, percaya bahwa Ibnu Sina adalah Ismaili. Perbedaan pendapat serupa ada pada latar belakang keluarga Avicenna, sedangkan beberapa penulis menganggap mereka Sunnimu'tazilah, beberapa lagi menganggap bahwa dia adalah Syiah.
 
Menurut otobiografinya, Ibnu Sina telah hafal seluruh Quran pada usia 10 tahun. Ia belajar [[:en:Indian mathematics|aritmetika India]] dari pedagang sayur India Mahmoud Massahi dan ia mulai belajar lebih banyak dari seorang sarjana yang memperoleh nafkah dengan menyembuhkan orang sakit dan mengajar anak muda. Dia juga belajar Fiqih (hukum Islam) di bawah Sunni Hanafi sarjana Ismail al-Zahid.
 
Sebagai seorang remaja, dia sangat bingung dengan teori [[:en:Metaphysics (Aristotle)|Metafisika]] Aristoteles, yang ia tidak bisa mengerti sampai dia membaca komentar al-Farabi pada pekerjaan. Untuk tahun berikutnya, ia belajar filsafat, di mana ia bertemu lebih besar rintangan. Pada saat-saat seperti ini, dia akan meninggalkan buku-bukunya, melakukan wudhu, kemudian pergi ke masjid dan terus berdoa sampai hidayah menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Jauh malam,
ia akan melanjutkan studi dan bahkan dalam mimpinya masalah akan mengejar dia dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca ''Metaphysics'' dari Aristoteles, sampai kata-kata itu dicantumkan pada ingatannya; tetapi artinya tak jelas, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di sebuah toko buku seharga kurang dari tiga dirham. Begitu besar kegembiraannya atas penemuannya itu, yang dibuat dengan bantuan sebuah karya dari yang telah diperkirakan hanya misteri, bahwa ia bergegas untuk kembali, berterima kasih kepada Tuhan dan diberikan sedekah atas orang miskin.
 
Dia beralih ke pengobatan di usia 16 dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi juga menemukan metode baru pengobatan. Anak muda ini memperoleh status penuh sebagai dokter yang berkualitas pada usia 18 dan menemukan bahwa "Kedokteran adalah ilmu yang sulit ataupun berduri, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya segera membuat kemajuan besar, saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat pasien, menggunakan obat yang disetujui". Ketenaran Ibnu Sina menyebar dengan cepat dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
 
=== Masa dewasa ===