Huria Kristen Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan galeri
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
(1) tdk perlu merinci ttg sejarah Batak, krn ini bukan artikel utamanya / (2) tdk perlu menyisipkan eufemisme sepihak, sprti "bangsa Batak berada dalam kegelapan" / (3) jgn mencampur tali sejarah keKristenan Batak dng Batavia, krn pertama kali yg memperhatikan ttg ini adalah GubJen Hindia Inggris di Bengkulu.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 26:
 
== Sejarah ==
Pengamatan tentang orang Batak yang masih animis pertama kali disampaikan oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Ini mendorong gereja Baptis Inggris untuk mengutus dua misionaris Kristen ke Tanah Batak pada 1824. Keduanya adalah Burton dan Ward. Karena tidak mampu menunjukkan rasa hormat kepada para pemimpin Batak, kedua misionaris ini ditolak dan tidak berhasil menjalankan misinya.
[[Suku Batak]] adalah salah satu suku yang cukup besar di Indonesia. Karena kebesarannya, orang Batak selalu menyebut “Bangso Batak”. Menurut SejarahNya, suku Batak menyebar dari Pulau Samosir ke daerah-daerah lainnya di Indonesia. Suku Batak terdiri dari empat bagian besar, yaitu: [[Suku Batak Silindung|Silindung]], [[Suku Batak Humbang|Humbang]], [[Suku Batak Samosir|Samosir]], dan [[Suku Toba|Toba]]
 
Selain Gereja Belanda, Gereja Baptis [[Amerika Serikat]] juga mengutus dua orang misionaris untuk bekerja di Indonesia. Akan tetapi hingga akhir pelayanannya kedua misionaris itu belum berhasil menyebarkan Injil ke Tanah Batak. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1834, Gereja Boston Amerika Serikat mengutus dua orang lagi penginjil untuk bekerja di Tanah Batak, yaitu [[Munson]] dan [[Lyman]]. Setelah menempuh jarak kira-kira 100 km dari suatu daerah yang benama Barus dengan berjalan kaki melewati rawa-rawa, gunung-gunung batu terjal, dan hutan belukar, mereka sampai di Sisangkak Lobupining kira-kira 10 km dari Tarutung ke arah Sibolga. Kedua orang misionaris ini ditolak dan dibunuh oleh penduduk setempat tanggal [[28 Juni]] [[1834]].
Berabad-abad lamanya, suku Batak berada dalam “kegelapan”. Oleh Anugerah Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus, setelah tiba waktunya, Allah mengutus hamba-hambaNya memberitakan Injil kehidupan ke tengah-tengah suku Batak yang masih berada dalam kegelapan itu.
 
Bangsa Belanda yang sudah + 226 menjajah Indonesia, senantiasa berusaha memajukan usaha dagangnya (VOC). Dalam waktu yang bersamaan, mereka melihat bahwa penduduk di Indonesia masih lebih banyak yang belum beragama, selain agama suku. Keadaan ini mereka beritakan kepada gereja-gereja di Belanda. Atas dasar berita ini, Gereja Belanda melalui Badan Zending NZG ([[Nederlandsch Zendeling Genootschap]]) mulai mengutus penginjil ke Indonesia. Mereka memulai penginjilan itu memulai pekerjaan itu dari Batavia (Jakarta sekarang) ke daerah-daerah yang telah ditaklukkan oleh militer Belanda karena dianggap lebih aman.
 
Selain Gereja Belanda, Gereja Baptis [[Amerika Serikat]] juga mengutus dua orang misionaris untuk bekerja di Indonesia. Akan tetapi hingga akhir pelayanannya kedua misionaris itu belum berhasil menyebarkan Injil ke Tanah Batak. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1834, Gereja Boston Amerika Serikat mengutus dua orang lagi penginjil untuk bekerja di Tanah Batak, yaitu [[Munson]] dan [[Lyman]]. Setelah menempuh jarak kira-kira 100 km dari suatu daerah yang benama Barus dengan berjalan kaki melewati rawa-rawa, gunung-gunung batu terjal, dan hutan belukar, mereka sampai di Sisangkak Lobupining kira-kira 10 km dari Tarutung ke arah Sibolga. Kedua orang misionaris ini ditolak dan dibunuh oleh penduduk setempat tanggal [[28 Juni]] [[1834]].
 
Setelah beberapa tahun Badan Zending Belanda NZG bekerja di [[Batavia]], merekapun mulai melakukan penginjilan ke tanah Batak dengan mengutus seorang Misioanaris bernama Pdt. Van Asselt. Mereka memulainya dari arah selatan ( Sipirok ). Van asselt disusul oleh dua orang Misioanaris dari Badan Zending Jerman “'''[[Rheinische Missionsgesellschaft]] (RMG)'''”, yaitu Pdt. Heiny dan Pdt. Klammer ke Sipirok. Sebelumnya kedua misionaris ini pertama kali diutus oleh Badan Zending RMG bekerja ke Borneo ([[Kalimantan]]), akan tetapi, mereka ditolak di sana kemudian kembali ke Batavia lalu diutus ke Tanah batak (Sipirok).