Soetran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
→‎Wajib Tanam Cengkih: Sudah dilink sebelumnya
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 54:
Menurut isi komando yang dikeluarkan Soetran, setiap kepala keluarga di Irian Jaya terkena wajib tanam. Keluarga yang hidup di desa harus menanam minimum 20 batang cengkih, keluarga yang hidup di pinggir kota harus menanam 5—10 batang, dan keluarga yang hidup di kota harus menanam minimum 5 batang. Kantor-kantor, sekolah, asrama, tempat ibadah, dan pramuka juga diwajibkan untuk menanam cengkih. Selain dari penanaman skala kecil oleh penduduk, Soetran juga mendirikan perkebunan cengkih yang dikelola oleh pemerintah kabupaten dan provinsi.<ref name="wtc" />
 
Beberapa hari setelah program dimulai, Soetran meminta pendanaan dari Presiden [[Soeharto]]. Permintaannya dipenuhi dan Soeharto memberikan bantuan bertahap sebesar 250 juta rupiah pada tanggal 20 November 1975, dengan 50 juta rupiah diberikan pada tahun pertama. Soetran merencanakan pembelian untuk bibit cengkih dari Trenggalek seharga 35 juta rupiah.<ref name="wtc" />
 
Namun, tak sampai berapa lama setelah dimulai, proyek tersebut mengalami kegagalan. Dalam sebuah penanaman cengkih yang dilakukan oleh [[Pegawai Negeri Sipil|PNS]] di Kantor Gubernur Irian Jaya, hanya sekitar 10% dari bibit cengkih yang bertahan hidup pada tahun pertama. Seorang ahli pertanian menyatakan bahwa kegagalan tersebut dikarenakan instruksi Soetran yang terlalu tergesa-gesa dan PNS yang belum paham mengenai penanaman cengkih. Alasan lainnya adalah bahwa Soetran telah melanggar SK Menteri Pertanian yang menyatakan bahwa bibit cengkih hanya dapat diimpor dari empat lokasi, yakni [[Selokaton, Sukorejo, Kendal|Selokaton]], Branggah Banaran, [[Kota Bogor|Bogor]], dan [[Kepulauan Maluku|Maluku]]. Keputusan Soetran untuk mendatangkan bibit cengkih dari Trenggalek dianggap sebagai kesalahan besar karena bibit cengkih dari Trenggalek belum pernah diteliti kelaikannya.<ref name="wtc" />