Gerakan 30 September: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Esa Fadjri (bicara | kontrib) |
||
Baris 52:
{{cquote|Sejak demonstrasi anti-Indonesia di [[Kuala Lumpur]], di mana para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto [[Soekarno]], membawa lambang negara [[Garuda Pancasila]] ke hadapan [[Tunku Abdul Rahman]]—[[Perdana Menteri Malaysia]] saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak.}}
Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan Tunku yang menginjak-injak [[Lambang Indonesia|lambang negara Indonesia]]<ref name="detikforum">[http://www.detikforum.com/showthread.php?t=2735 Soekarno, PKI & Malaysia di DetikForum]</ref> dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan sebutan "[[Ganyang Malaysia]]" kepada negara [[Federasi Malaysia]] yang telah sangat menghina Indonesia dan presiden Indonesia. Perintah Soekarno kepada Angkatan Darat untuk meng"ganyang Malaysia" ditanggapi dengan dingin oleh para jenderal pada saat itu. Di satu pihak Letjen [[Ahmad Yani]] tidak ingin melawan Malaysia yang dibantu oleh Inggris dengan anggapan bahwa tentara Indonesia pada saat itu tidak memadai untuk peperangan dengan skala tersebut, sedangkan di pihak lain [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] [[Abdul Haris Nasution|A.H. Nasution]] setuju dengan usulan Soekarno karena ia mengkhawatirkan isu Malaysia ini akan ditunggangi oleh PKI untuk memperkuat posisinya di percaturan politik di Indonesia.
Posisi Angkatan Darat pada saat itu serba salah karena di satu pihak mereka tidak yakin mereka dapat mengalahkan Inggris, dan di lain pihak mereka akan menghadapi Soekarno yang mengamuk jika mereka tidak berperang. Akhirnya para pemimpin Angkatan Darat memilih untuk berperang setengah hati di [[Kalimantan]]. Tak heran, Brigadir Jenderal Suparjo, komandan pasukan di [[Kalimantan Barat]], mengeluh, konfrontasi tak dilakukan sepenuh hati dan ia merasa operasinya disabotase dari belakang.<ref>(JAC Mackie, 1971, hal 214)</ref> Hal ini juga dapat dilihat dari kegagalan operasi gerilya di Malaysia, padahal tentara Indonesia sebenarnya sangat mahir dalam peperangan gerilya.
Baris 70:
=== Faktor Amerika Serikat ===
{{utama|Aktivitas CIA di Indonesia}}
Amerika Serikat pada waktu itu sedang terlibat dalam [[perang Vietnam]] dan berusaha sekuat tenaga agar Indonesia tidak jatuh ke tangan [[komunisme]]. Peranan badan intelejen Amerika Serikat ([[CIA]]) pada peristiwa ini sebatas memberikan 50 juta rupiah (uang saat itu) kepada [[Adam Malik]] dan ''[[Walkie talkie|walkie-talkie]]'' serta obat-obatan kepada tentara Indonesia. Politisi Amerika pada bulan-bulan yang menentukan ini dihadapkan pada masalah yang membingungkan karena mereka merasa ditarik oleh Sukarno ke dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia ini.
Salah satu pandangan mengatakan bahwa peranan Amerika Serikat dalam hal ini tidak besar, hal ini dapat dilihat dari telegram Duta Besar Green ke Washington pada tanggal [[8 Agustus]] 1965 yang mengeluhkan bahwa usahanya untuk melawan propaganda anti-Amerika di Indonesia tidak memberikan hasil bahkan tidak berguna sama sekali. Dalam telegram kepada Presiden Johnson tanggal [[6 Oktober]], agen CIA menyatakan ketidakpercayaan kepada tindakan PKI yang dirasa tidak masuk akal karena situasi politis Indonesia yang sangat menguntungkan mereka, dan hingga akhir Oktober masih terjadi kebingungan atas pembantaian di [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan [[Bali]] dilakukan oleh PKI atau [[NU]]/[[PNI]].
|