Ombak Besar di Kanagawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ZandrLacx (bicara | kontrib)
ZandrLacx (bicara | kontrib)
Baris 18:
{{nihongo|'''''Ombak Besar di Kanagawa'''''|神奈川沖浪裏|Kanagawa-oki Nami Ura|{{Lit}} "Di Bawah Sebuah Ombak di Kanagawa"}}, juga dikenal dengan nama '''''Ombak Besar''''' atau '''''Sang Ombak''''', adalah sebuah [[cetak blok kayu|cetakan balok kayu]] karya seniman ''[[ukiyo-e]]'' Jepang [[Hokusai]], yang kemungkinan dibuat pada akhir tahun 1831 pada akhir [[zaman Edo]]. Lukisan tersebut menggambarkan tiga perahu yang diterjang sebuah [[ombak]] besar di lepas pantai [[Teluk Sagami]], [[Prefektur Kanagawa]]. Di latar belakang dapat terlihat [[Gunung Fuji]].
 
Lukisan tersebutini merupakan cetakan pertama dalam serial ''[[Tiga Puluh Enam Pemandangan Gunung Fuji]]'' karya Hokusai. Karya tersebut adalah karya ciptaan Hokusai yang paling terkenal, dan juga merupakan salah satu karya seni rupa Jepang yang paling terkenal di dunia. Komposisi lukisan ini merupakan perpaduan antara cetakan tradisional Jepang dengan [[perspektif (grafis)|perspektif]] [[kesenian Barat]], yang memberikan keberhasilan baginya di Jepang dan juga nantinya di Eropa, ketika karyanya menginspirasi para [[Impresionis]].
 
''Ombak Besar di Kanagawa'' telah disebut sebagai "gambar yang kemungkinanmungkin paling banyak direproduksidicetak dalam sejarah kesenian", dan juga menjadi "karya seni yang paling terkenal dalam sejarah Jepang". Lukisan ini telah memengaruhi beberapa seniman dan musisi ternama, seperti [[Vincent van Gogh]], [[Claude Debussy]], [[Claude Monet]], serta [[Hiroshige]].
 
== Latar belakang ==
Baris 41:
Hokusai mulai melukis ketika ia berumur enam tahun, dan saat berumur 12 ayahnya menyuruhnya untuk bekerja di sebuah toko buku. Ia bermagang kepada seorang pemahat balok kayu pada umur 16 selama tiga tahun, sambil membuat ilustrasinya sendiri. Pada umur 18 tahun, Hokusai diterima sebagai murid [[Katsukawa Shunshō]], salah satu seniman ''ukiyo-e'' yang paling terkenal pada zamannya.{{sfn|Cartwright|Nakamura|2009|p=120}} Setelah Shunshō meninggal pada tahun 1793, Hokusai mempelajari gaya [[Seni rupa Jepang|kesenian Jepang]] dan [[Seni rupa Tionghoa|Tiongkok]], serta beberapa lukisan pemandangan [[Kesenian Belanda|Belanda]] dan [[Kesenian Prancis|Prancis]]. Pada tahun 1800, ia mempublikasikan ''Pemandangan Terkenal dari Ibukota Timur'' dan ''Delapan Pemandangan Edo'', dan mulai menerima murid.{{sfn|Weston|2002|p=117}} Pada masa ini ia mulai menggunakan nama Hokusai; semasa hidupnya, ia menggunakan lebih dari 30 nama samaran.{{sfn|Weston|2002|p=116}}
 
Pada tahun 1804, Hokusai menjadi terkenal ketika ia membuatmenciptakan sebuah gambar biksu Buddha bernama [[Daruma]] yang berukuran {{Convert|240|m2|sqft|abbr=out|adj=off}} untuk sebuah festival di Tokyo.<ref name="epdlp2">{{cite web|title=Katsushika Hokusai|url=https://www.epdlp.com/pintor.php?id=2884|website=El Poder de La Palabra|language=es|archive-url=https://web.archive.org/web/20210617200205/https://www.epdlp.com/pintor.php?id=2884|archive-date=17 June 2021|access-date=3 June 2022|url-status=live}}</ref> Karena keadaan finansialnya tidak menentu, pada tahun 1812, ia menerbitkan ''Pembelajaran Cepat dalam Menggambar Sederhana'', dan mulai bepergian ke [[Nagoya]] dan [[Kyoto]] untuk menerima murid baru. Pada tahun 1814, ia menerbitkan ''[[manga]]'' pertama dari lima belas ''manga'' yang ia buat; beberapa volume sketsa dari subjek-subjek yang menarik baginya, seperti orang-orang, hewan, dan Sang [[Buddha]]. Ia mempublikasikan serial ''[[Tiga Puluh Enam Pemandangan Gunung Fuji]]'', serial ''ukiyo-e''nya yang paling terkenal pada akhir tahun 1820-an.{{sfn|Weston|2002|p=118}} Hokusai meninggal dunia pada tahun 1849 dengan umur 89 tahun.{{sfn|Guth|2011|p=468}}{{sfn|Weston|2002|p=120}}
 
Menurut Calza (2003), beberapa tahun sebelum Hokusai meninggal, ia berkata: