== Batal menjadi ''Ummul-Mu'minin'' ==
=== Dhuba'ah binti 'Amir ===
Dhuba'ah dikenal sebagai wanita yang cantik, dia mewarisi banyak harta dari almarhum suaminya, Haudzah bin Ali al-Hanafi. Mendengar hal tersebut, [[Muhammad|Rasulullah]] pun melamar Dhuba'ah melalui Salamah bin Hisyam, yang merupakan anaknya Dhuba'ah. Salamah memohon kepada RasulMuhammad agar diizinkan untuk bertanya terlebih dahulu kepada ibunya, maka RasulMuhammad pun memberikannya izin. Di saat Salamah pergi menanyakan kepada ibunya, RasulullahMuhammad diberitahu oleh [[Sahabat Nabi|sahabat beliausahabatnya]] bahwa Dhuba'ah sudah tua. Ketika Salamah kembali untuk mengantarkan kabar gembira bahwa ibunya menyetujui lamaran beliauMuhammad, sang NabiMuhammad hanya diam.<ref>{{Cite book|last=ابن سعد|url=https://al-maktaba.org/book/1686/2773|title=كتاب الطبقات الكبرى ط العلمية|pages=8:121-122|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ibn Sa'd|url=https://kitaabun.com/shopping3/tabaqat-english-bewley-women-madina-p-69.html|title=Kitab at-Tabaqat al-Kabir vol.8|pages=111|archive-url=https://web.archive.org/web/20210901050908/https://i.ibb.co/hBPrCKS/dubaah-kubra.jpg|archive-date=2021-09-01|url-status=live|access-date=2021-08-21|dead-url=no}}</ref>
=== Amrah binti Yazid ===
Amrah binti Yazid adalah perempuan dari Banu Amir. Nabi Muhammad mengirim Abu Usayd untuk melamarnya. Namun setelah dinikahi sangoleh RasulMuhammad, beliauMuhammad menemukan bahwa Amrah terjangkit penyakit [[Penyakit Hansen|kusta]]. Maka RasulullahMuhammad pun segera menceraikannya.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n217/mode/2up|title=The History of al-Tabari vol.39|pages=188|archive-url=https://i.ibb.co/tsyK5jd/Amrah.jpg|archive-date=31 Agustus 2021|url-status=live}}</ref>
=== Jamrah binti al-Harits ===
RasulullahMuhammad meminta kepada ayahnya Jamrah agar memberikan Jamrah untuk menjadi istri sang NabiMuhammad. Namun ayahnya berkata kalau Jamrah mempunyai penyakit serius. Maka sang RasulMuhammad pun membatalkan lamarannya.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n217/mode/2up|title=The History of Al-Tabari vol.39|pages=140-141|url-status=live}}</ref>
=== Ummu Habib binti al-Abbas ===
Ketika bertemu dengan Ummu Fadhl, RasulullahMuhammmad melihat Ummu Habib yang masih bayi merangkak kesana kemari. RasulullahMuhammad pun berkata "Jika dia tumbuh besar ketika aku masih hidup, maka aku akan menikahinya."<ref>{{Cite web|title=إسلام ويب - المعجم الكبير - مسند النساء - باب من يعرف من النساء بالكنى - أم حبيب بنت العباس بن عبد المطلب- الجزء رقم5|url=https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=5260&bk_no=84&idfrom=20917&idto=20917|website=islamweb.net|language=ar|access-date=2021-09-01}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ibn Ishaq|url=https://archive.org/details/GuillaumeATheLifeOfMuhammad/page/n177/mode/2up|title=Sirat Rasul Allah|pages=311|url-status=live}}</ref> Namun kemudian sang RasulMuhammad mengurungkan niatnya setelah mengetahui kalau ayah dari Ummu Habib adalah saudara sepersusuan dengan beliaudengannya.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume09/page/n156/mode/1up|title=The History of Al-Tabari vol. 9|pages=140|url-status=live}}</ref>
=== Ghaziyyah binti Jabir (Ummu Syarik) ===
Ghaziyyah adalah seorang janda yang kerap mengajak perempuan-perempuan [[kafir]] [[Quraisy]] agar memeluk Islam. Dia mengirimkan lamaran pernikahan kepada Nabi Muhammad, dan beliauMuhammad menyetujui kontrak tersebut. Namun, ketika sang RasulMuhammad bertemu dengannya secara langsung, ternyata Ghaziyyah adalah seorang perempuan tua. Maka RasulullahMuhammad pun langsung menceraikannya.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume09/page/n155/mode/1up|title=History of al-Tabari vol.9|pages=139|archive-url=https://i.ibb.co/dQfbqgR/ghaziyyah.jpg|archive-date=31 Agustus 2021|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Ibnu Sa'ad|url=https://kitaabun.com/shopping3/tabaqat-english-bewley-women-madina-p-69.html|title=Kitab al-Tabaqat al-Kabir vol.8|pages=111-114|translator-last=Aisha Bewley|url-status=live}}</ref>
=== Layla binti al-Khatim ===
Ketika punggung RasulullahMuhammad menghadap matahari, Layla menghampiri beliaumenghampirinya dan menepuk pundak beliaupundaknya. Nabi pun bertanya siapa gerangan, dan dia menjawab, "Aku adalah anak dari yang bersaing melawan angin. Namaku Layla binti al-Khatim. Aku datang untuk menawarkan diriku kepadamu, jadi nikahilah aku." Yang mana sang RasulMuhammad menjawab, "Baik, aku terima." Maka Layla pun kembali ke kaumnya dan berkata bahwa RasulullahMuhammad telah menikahinya. Mereka berkata, "Apa yang telah kau perbuat! Kau perempuan yang punya harga diri tinggi, sedangkan sang Nabi menikahi banyak perempuan. Segera minta pernikahan itu dibatalkan kepada beliau." Maka ia pun pergi ke hadapan sang NabiMuhammad meminta agar pernikahannya dibatalkan, dan NabiMuhammad pun menerima pembatalan tersebut.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume09/page/n155/mode/1up|title=The History of Al-Tabari vol.9|pages=139|url-status=live}}</ref>
=== Fakhitah binti Abi Thalib (Ummu Hani) ===
Fakhitah atau dikenal juga sebagai Ummu Hani adalah [[sepupu]] NabiMuhammad, anak dari [[Abu Thalib]]. Sebelum menjadi Nabi, Muhammad pernah meminta Abu Thalib agar menikahkan Fakhitah dengan beliaudengannya. Namun hal yang sama juga dilakukan oleh Hubayrah, seorang pria dari klan Makhzum. Abu Thalib pun memilih menikahkan Fakhitah dengan Hubayrah.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n225/mode/2up|title=The History of Al-Tabari vol.39|pages=196|url-status=live}}</ref>
Pasca [[Pembebasan Mekkah|pengepungan Makkah]] oleh pasukan Nabi, Fakhitah masuk Islam. Sedangkan Hubayrah tidak dan kabur dari Makkah dan mengungsi ke Najam takut akan dibunuh oleh pasukan NabiMuhammad. Sang NabiMuhammad pun kembali melamar Fakhitah pada saat itu. Namun Fakhitah menolak dengan alasan kalau dirinya punya anak-anak yang masih kecil, sehingga ia takut harus membagi perhatiannya dengan RasulullahMuhammad sebagai suami barunya.<ref>{{Cite book|last=Ibn Ishaq|url=https://archive.org/details/GuillaumeATheLifeOfMuhammad/page/n115/mode/1up|title=Sirat Rasul Allah|pages=557|url-status=live}}</ref>
Setelah anak-anak Fakhitah tumbuh cukup besar, ia pun mendatangi NabiMuhammad, mengatakan bahwa dirinya sekarang sudah siap untuk diperistri. Akan tetapi NabiMuhammad menolak karena telah diturunkan ayat yang melarang beliauia menikahi sepupu pertamanya yang tidak ikut [[Hijrah|berhijrah ke Madinah]] sebelum penaklukan Makkah.<ref>{{Cite book|last=ibnu Sa'ad|url=https://kitaabun.com/shopping3/tabaqat-english-bewley-women-madina-p-69.html|title=Kitab at-Tabaqat al-Kabir|pages=110|url-status=live}}</ref>
=== Jauniyah (Gadis dari Bani Jaun) ===
Nabi Muhammad melihatnya ketika beliau pergi ke sebuah kebun yang bernama Asy-Syauth. Gadis tersebut didampingi [[ibu susu]]-nya. Ketika NabiMuhammad menghampirinya, beliauia berkata kepada gadis tersebut, "Berikan dirimu sebagai hadiah untukku." Gadis itu pun menjawab, "Dapatkah seorang putri bangsawan memberikan dirinya untuk menjadi istri dari orang biasa?" Di saat NabiMuhammad akan menyentuhnya untuk menenangkannya. Gadis itu berujar, "Aku berlindung kepada Allah dari dirimu." Maka RasulullahMuhammad pun berkata, "Kau telah mencari perlindungan kepada Yang memberi perlindungan." Sang RasulMuhammad pun mendatangi sahabat-sahabatnya, memerintahkan salah satu dari mereka untuk memberikan dua pakaian putih untuk gadis tersebut, dan membiarkan gadis itu kembali ke kaumnya."<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5255 - Divorce - كتاب الطلاق - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:5255|website=sunnah.com|access-date=2021-09-01}}</ref>
=== Asma binti an-Nu'man ===
Asma binti An-Nu'man adalah perempuan yang sangat cantik. Ketika ia sedang dirias rambutnya oleh [[Hafshah binti Umar|Hafshah]] dan Aisyah sebelum diantarkan ke kamar RasulullahMuhammad. Salah satu dari mereka berkata kepadanya, ''"Nabi Muhammad suka perempuan-perempuan yang bila diantarkan kepadanya mengatakan 'Aku berlindung kepada Allah dari dirimu.'"''
Sehingga ketika Asma masuk ke kamar RasulullahMuhammad, dan beliau mengunci pintu kamarnya, menutup tirai, dan menghampirinya, Asma pun berkata ''"Aku berlindung kepada Allah dari dirimu."'' RasulullahMuhammad pun menutup wajah beliau dengan lengan baju beliau, dan berkata: "Kau sungguh telah mencari perlindungan kepada Yang memberi perlindungan" sebanyak tiga kali. Sang RasulMuhammad pun keluar dan memerintahkan Abu Usayd untuk memberikan dua pakaian putih untuk Asma, dan mengirimkannya kembali ke kaumnya.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n219/mode/2up|title=The History of Al-Tabari vol. 39|pages=189-190|archive-url=https://web.archive.org/web/20210831110824/https://i.ibb.co/74PNDc5/Asma-binti-Nu-man-tabari-189-190.jpg|archive-date=31 Agustus 2021|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|last=Ibn Sa'ad|title=ص145 - كتاب الطبقات الكبرى ط دار صادر - أسماء بنت النعمان بن أبي الجون بن الأسود بن الحارث بن شراحيل بن الجون بن آكل المرار الكندي - المكتبة الشاملة الحديثة|url=https://al-maktaba.org/book/9351/14749#p1|website=al-maktaba.org|access-date=2021-08-31}}</ref>
Setelah peristiwa ini, Asma sering berkata, "Panggil aku perempuan yang celaka." Orang-orang dari kaumnya mengutuk-ngutukinya, menganggap dirinya telah mencemarkan nama baik mereka di kalangan orang-orang Arab. Tidak ada yang boleh menikahinya dikarenakan ia telah pernah menjadi istri Nabi Muhammad,<ref>{{Cite web|title=Surah Al-Ahzab - 53|url=https://quran.com/al-ahzab?locale=id&font=v1&reading=false&translations=131%2C20|website=quran.com|access-date=2021-08-31}}</ref> dan tidak ada pula yang menghampirinya selain kerabat dekatnya. Ia pun tetap seperti itu sampai dirinya meninggal pada era kekhalifahan Utsman.<ref>{{Cite book|last=Al-Tabari|url=https://archive.org/details/tabarivolume39/page/n221/mode/2up|title=The History of Al-Tabari Vol. 39|pages=191|url-status=live}}</ref>
=== Qutailah binti Qais ===
Setelah insiden dengan Asma binti an-Nu'man yang meminta perlindungan kepada Allah dari sang NabiMuhammad, NabiMuhammad yang keluar dengan raut wajah marah ditemui oleh [[Asy'ats bin Qais|Al-Asy'ats bin Qais]], dia berkata, "Jangan biarkan hal itu mengganggumu, wahai Rasulullah. Maukah bila saya menikahkan anda dengan seseorang yang tidak kalah dalam kecantikan dan garis keturunan dibanding dirinya?" NabiMuhammad bertanya, "Siapa?" Al-Asy'ats menjawab, "Adikku, Qutailah." Nabi pun berkata, "Akan aku nikahi dia." Al-Asy'ats pun pergi ke Hadramaut dan menjemput Qutailah. Ketika mereka di tengah perjalanan dari Yaman, dirinya mendengar berita [[Kematiankematian Muhammad|kematian Rasulullah]].<ref>{{Cite web|title=ص116 - كتاب الطبقات الكبرى ط العلمية - قتيلة بنت قيس - المكتبة الشاملة الحديثة|url=https://al-maktaba.org/book/1686/2768#p1|website=al-maktaba.org|access-date=2021-09-02}}</ref> Maka ia pun mengantarkan Qutailah kembali ke negaranya. Al-Asy'ats bin Qais lalu murtad dan begitupula Qutailah.<ref>{{Cite web|title=ص117 - كتاب الطبقات الكبرى ط العلمية - مليكة بنت كعب الليثي - المكتبة الشاملة الحديثة|url=https://al-maktaba.org/book/1686/2769#p1|website=al-maktaba.org|access-date=2021-09-02}}</ref>
== Waktu Pernikahan ==
|