Surau Latiah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Carolina Mahadewi Malin memindahkan halaman Surau Latiah ke Masjid Latiah Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k merombak Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 1:
{{Infobox religious building
| name = Masjid Latiah<br>''مسجد لاتيا''
| image = Cagar budaya Surau Latiah.jpg
| image_size = 250px
| caption = Masjid Latiah sewaktu masih menjadi Surau
| religious_affiliation = [[Islam]]
| location = Jalan Tanjung Paku №133, [[Kota Solok|Solok]], [[Indonesia]]
| province = {{flag|Sumatra Barat}}
| established = [[1880]] (versi lain menyebutkan pada tahun [[1902]]){{sfn|Pramono|29 September 2019}}
| architect =
| architecture_type = [[Masjid]]
| architecture_style = [[Minangkabau]] dengan sedikit sentuhan arsitektur [[Jawa|Jawa Kuno]] dan [[Melayu]]
| capacity =
|
|
|
|
|
| website =
}}
'''Masjid Latiah''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد لاتيا'') atau yang dulunya dikenal dengan '''Surau Latiah'''<ref>{{Cite web|last=Selvia|first=Novitri|date=2021-04-14|title=Surau Latiah, Masuk Cagar Budaya, Naskah Tuonya Didigitalisasi|url=https://padek.jawapos.com/sumbar/solok/14/04/2021/surau-latiah-masuk-cagar-budaya-naskah-tuonya-didigitalisasi/|website=Padek.co|language=id|access-date=2022-12-24}}</ref> ([[bahasa Indonesia]]: ''Musala Latiah'') adalah sebuah [[masjid]] tua bersejarah yang berada di [[Lubuk Sikarah, Solok|Lubuk Sikarah]], [[Kota Solok]], [[Sumatra Barat|Provinsi Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Masjid ini didirikan pada akhir abad ke-19 oleh [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]].<ref>{{Cite web|last=Khairul|date=2018-04-30|title=Naskah Bersejarah Surau Latiah Syekh Sialahan Kota Solok|url=https://infopublik.solokkota.go.id/naskah-bersejarah-surau-latiah-syekh-sialahan-kota-solok/|website=Info Publik Solok {{!}} info kota solok {{!}} kota solok|language=id|access-date=2022-12-24}}</ref> Bangunannya berbentuk menyerupai [[Rumah Gadang|rumah gadang]], [[Rumah tradisional|rumah adat tradisional]] [[Orang Minangkabau|Minangkabau]].{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
Sejak didirikan sampai sekarang, konstruksinya tidak banyak mengalami perubahan, kecuali bagian dinding yang telah diberi plester dan material atap yang telah berganti dari ijuk menjadi seng.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}} Kemudian masjid ini telah ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] yang dilindungi oleh pemerintah daerah setempat pada tahun [[2007]].<ref>{{Cite web|last=Maijar|first=Andri|date=2020-10-17|title=Sejarah Situs Cagar Budaya Surau Latiah di Kota Solok|url=https://halonusa.com/sejarah-situs-cagar-budaya-surau-latiah-di-kota-solok/|website=Halonusa.com|language=id|access-date=2022-12-24}}</ref> Walaupun statusnya sudah menjadi [[masjid]], namun masih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan kata ''Surau'' atau yang dalam [[bahasa Indonesia]] disebut [[Musala]].{{sfn|Pemerintah Provinsi Sumatra Barat|2012}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
== Sejarah ==
Keberadaan
Semasa hidupnya, [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]] pernah belajar ke beberapa guru, terakhir ia berguru kepada [[:en:Shekh Aminullah|Syekh Aminullah]]—cucu dari [[:en:Shekh Supayang|Syekh Supayang]]. Namun, saat berdakwah di Solok, ia mendapat hambatan dari kakaknya sendiri, seorang [[Adat|pemuka adat]] bergelar ''[[:en:Datuk Bandaro|Datuk Bandaro]]'' dengan jabatan ''[[:en:Angku Lareh|Angku Lareh]]''. Jabatan ini membuat kakaknya cenderung berpihak kepada [[Belanda]].{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|BPCB Sumatra Barat|2018|pp=8-12}}
Menurut keterangan yang tertera pada papan informasi—yang terpasang di masjid ini–Masjid Latiah didirikan oleh [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]] pada tahun [[1880]].{{sfn|Pramono|29 September 2019}} Versi lain menyebut tahun pendiriannya pada tahun [[1902]].<ref>{{Cite web|date=2020-05-25|title=Baraja : “Surau Latiah” Salah Satu Bangunan Ibadah Tertua di Kota Solok|url=https://gajahmaharamphotography.co.id/baraja-surau-latiah-salah-satu-bangunan-ibadah-tertua-di-kota-solok/|website=Gajah Maharam Photography|language=en-US|access-date=2022-12-24}}</ref> Masjid ini merupakan salah satu bangunan [[tempat ibadah]] [[Muslim|umat Muslim]] tertua di Kota Solok.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8}} Secara fisik, bentuk bangunan masjid inj menyerupai [[rumah gadang]] dengan atap ''gonjong''. Satu-satunya komponen ruang yang mencirikan sebagai tempat peribadatan adalah [[mihrab]] di bagian tengah sisi barat.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
Pada awal berdirinya, masjid ini hanya berdinding [[bambu]] yang dianyam dan beratapkan ijuk. Setelah [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]] meninggal pada [[9 Muharam]] [[Kalender Hijriah|1336]] ([[26 Oktober]] [[1917]]), dinding bangunan diberi plester dengan [[semen]]. Bagian lantai dan [[loteng]] telah diganti dengan material baru pada tahun [[1997]] oleh [[Balai Pelestarian Kebudayaan|Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]] [[Batusangkar (kota)|Batusangkar]]. Bagian tiang dalam masjid yang asli sudah dilapisi dengan papan guna perkuatan dan pencegahan terhadap rayap.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
Awalnya masjid ini digunakan sebagai [[tempat ibadah]], menuntut ilmu, dan kegiatan [[suluk]]. Karena hal itu, masjid ini dulunya menyandang gelar ''[[Surau]]'' atau setara dengan [[Musala]]. Tidak semua surau bisa menjadi tempat suluk, karena terbatasnya [[ulama]] yang bisa membimbing suluk. Para peserta suluk di Surau Latiah (sekarang Masjid Latiah) berasal dari berbagai daerah, seperti [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], maupun dari [[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]]. Namun, tradisi bersuluk di surau ini sudah tidak dilakukan lagi, terakhir kali dilakukan pada tahun [[2003]].{{sfn|BPCB Sumatra Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Albert Rahman Putra|29 Juni 2014}}
== Referensi ==
{{
== Pranala luar ==
[[Kategori: Masjid di Indonesia]]
|